Bab 11

72 1 0
                                    

"Sa, ini gue, gue datang buat jengukin lo, Migel datang juga datang tau, dia kaget saat dapat kabar dari Reno."

"Sa jangan lama lama ya tidur nya, nanti siapa yang jagain gue lagi ?"

"Lo pahlawan gue Sa, gue sayang sama lo, Sa bangun , lo harus bagun Sa." Amel mencoba mengoyang goyang kan tubuh Sasa. Tubuh Amel merosot ke bawah, melihat kondisi Sasa persendian Amel terasa lemah.

Namun Sasa masih tetap tidak mau buka mata, mata Amel pun juga sudah sembab dari tadi menangis.

"Aku keluar ya Sa," pamit amel. Setelah Amel Kemal pun juga masuk.

"Queen anda mau keluar sekarang , saya akan urus lo Queen kalau anda mau keluar sekarang dari tempat yang selalu anda bilang tempat terkutuk. Eh sekarang anda malah tiduran disini, gimana sih Queen."

"Oh ya Quee istri saya bentar lagi mau lahiran loh, tapi kata anda, anda akan kasih nama buat anak saya nanti."

"Anda tau Queen, istri saya ingin jadi wanita kuat seperti anda, dia juga berharap anak kami juga masuk kelompok penerus kita. Menurut saya gak apa apa sih Queen, Jadi kelompok kita tak akan musnah."

"Bangun'lah pahlawanku, saya belum siap kehilanganmu." Kemal yang terkenal dengan ke kejamannya saat ini  sesegukan menangis, sungguh iya belum siap di tinggal oleh Sasa. Waktu Kemal pun habis sekarang gantian Reno yang masuk.

"Weee kata nya ketua klan mafia, kok bisa baring di sini lo Sa, oh ya bagun dong lu, gue mau bilang maksih lo sama lo , soal nya lo dah selamatin adek gue."

"Lo tau gue bahagia banget saat dia pulang, dia masih ingat rumah lama kami, selama ini dia ngak mau pulang karena dia pikir gue dah mati."

"Oh ya kenapa lo bilang lo suruhan gue, lo teman gue bukan bawahan gue, berasa jadi bos gue."

"Tau gue masih hidup dia bahagia kata'nya, terus dia pulang memberitahu gue elo di bawa kerumah sakit oleh tangan kanan lo, dia juga berteman sama anak buah lo yang bernama Viona, cantik di we, lo kenalin ke gue dong Sa."

Reno tertawa sambil menangis. "Sa bangun ya, gue ingin bilang makasih banyak sama lo, lo dah buat gue kumpul lagi dengan adik satu satu nya gue, plis bagun ya Sa." Reno menangis memegang erat tangan Sasa.

Flas back on.

Ting nong.... ting nong...

"Bik bukain pintu dong." Teriak Reno.

"Bikkkk.

"Ah nyusahin aja nih tamu, Reno yang berada di kamar langsung turun ke bawah."

Ceklek.

Deg

Reno terpaku saat melihat tamu yang datang, walau bertahun tahun pisah dari sang adik namun Reno masih bisa mengenali Mimi.

"Mimi..." Reno memeluk tubuh sang adik, Mimi juga gak kalah haru langsung menangis di pelukan Reno.

"Masuk ke dalam yuk." Ajak Reno.

"Nanti saja kak, orang yang kakak suruh cari aku sekarang berada di rumah sakit."

"Apa ?" Reno langsung teringat Sasa.

"Apa ini orang nya?" Reno langsung merogoh saku nya, lalu memperlihatkan foto Sasa yang iya ambil secara diam diam pas pertama kali bertemu.

"Iya kak." Jawab Mimi dengan isak tangis.

"Ya sudah kakak ambil kunci mobil dulu." Ucap Reno bergegas mengambil kunci mobil nya.

****

Wijaya Arin dan vero sudah sampai di belanda, mereka langsung menuju rumah sakit tempat Sasa di rawat.

CEO TAMPAN DAN QUEEN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang