Assalamualaikum
Selamat malam semua, kita ketemu lagi di tanggal genap hehehe.
Gimana hari ini? Lancar selancar RABU yaa?
Hari ini update lebih awal, tapi juga lebih sedikit dari bab-bab sebelumnya... Kok bisa? Ya bisa atuh, soalnya lagi ngejar deadline laporan magang guys. Besok tuh deadlinenya, jadi malam ini kudu selesai. Jadilah TKD jadi korban😁
Selamat membaca, jangan lupa klik vote dulu!!! Kok maksa? Iya emang maksa, cepet!
20. Mama
Dylan dengan lesu turun ke bawah. Dia berniat membuat mie sebagai menu makan malamnya, karena sedang malas memasak atau keluar untuk beli.
Suasana hati Dylan juga tidak baik, karena pesannya belum juga mendapat balasan. Pesan yang dikirim sejak sore sampai malam ini hanya di baca oleh penerima pesan.
"Lagi sibuk?" Sebuah pertanyaan yang Dylan pikirkan saat ini.
"Mending telpon Mama," ujar Dylan.
Dia langsung mencari kontak Mama Liana dan meneleponnya. Pada panggilan pertama, panggilan tidak dijawab oleh Mama Liana. "Pasti lagi pacaran sama Papa," pikir Dylan.
Dia kembali menelepon Mama Liana sampai akhirnya, panggilan terhubung. "Hallo!"
"Mama dari mana?" Pertanyaan pertama yang Dylan lontarkan.
"Maafkan Mama, Mama gak dengar kamu telpon."
"Iya. Gapapa. Mama dari mana?" Dylan bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama.
"Mama baru selesai makan. Ian sudah makan?"
"Ini mau masak mie, Mama."
"Mie lagi?" tanya Mama Liana tidak percaya.
"Baru hari ini Mama. Mama kapan pulang?" tanya Dylan.
"Kenapa?" Bukan suara Mama Liana yang menjawab, melainkan Papa Andrew. "Sudah rindu pada Papa, Nak? Tenang saja, minggu depan Papa pulang."
"Kenapa gak besok aja?"
"Ayolah! Jangan seperti anak kecil," ledek Papa Andrew.
"Besok cermin besar Ian kirim ke kantor Papa," ucap Dylan.
Tawa Papa Andrew membuat Dylan merasa kesal tapi juga merasa senang di saat bersamaan. "Jangan tertawa terus Pa. Papa tambah tua nanti. Kembalikan HP nya pada Mama. Ian belum selesai ngomong sama Mama."
"Jangan terlalu lama," pesan Papa Andrew.
"Iya," jawab Dylan.
****
Papa Andrew memperhatikan wajah cantik istrinya. "Ada cerita apa?" tanya Papa Andrew.
"Sepertinya kita akan punya menantu," jawab Mama Liana.
"Anak kita punya pacar?" tanya Papa Andrew dengan nada tidak percaya.
"Hem... mungkin masih pendekatan Pa. Papa gak mau bantu putra kita?" tanya Mama Liana.
"Bantu apa?" bingung Papa Andrew. "Ian sudah besar Ma. Dia juga pasti sudah paham harus melakukan apa."
"Tapi ini pertama kalinya Ian dekat Papa," geram Mama Liana pada sikap santai sang suami.
"Ian itu pemalu," tambah Mama Liana.
"Pemalu dari sisi mana Ma?" tanya Papa Andrew. "Ian itu mirip Papa."
"Enggak," ucap Mama Liana yang tidak setuju.
"Mama gak boleh gitu," ujar Papa Andrew.
"Papa yang mulai!"
****
Selesai bercerita pada Mama Liana bersamaan dengan mie yang sudah matang. Dylan langsung membawanya ke ruang tengah, dia berniat makan sambil menonton TV untuk menghilangkan rasa sepi.
Uap panas yang menggembul seakan-akan memanggil Dylan untuk segera menyantapnya. Tapi sebelum itu, Dylan kembali ke dapur untuk mengambil air es.
"Waktunya makan!" seru Dylan.
Dia sangat menikmati makan malam sederhana tersebut. Walau hanya makan sendiri, Dylan masih bisa menikmatinya.
"Besok aja Papa mukbang kayaknya seru. Kapan lagi ngerjain Papa," ujar Dylan. Lalu kembali makan dengan lahap sambil menonton TV.
Selesai menghabiskan makan malamnya, Dylan langsung membereskan bekas makan dan juga mencucinya. Karena merasa bosan, Dylan memutuskan untuk kembali ke kamar setelah mengecek ulang pintu rumah.
Ketika layar ponselnya menyala, Dylan langsung membukanya ternyata pesan grup.
📩Malik
Sepi bener, pada kemana📩Raden
Berisik📩Malik
Halah, biasanya gimana📩Raden
Temen gabut lo mana? Kagak keluar📩Malik
Ilang📩Raden
Gue bilangin Abid📩Malik
Bilangin sana. Abid aja sama gue📩Raden
Lah iya ya, gue lupa📩Malik
Dokter sana Mas📩Raden
Otw📩Malik
Lah beneran ke dokter loh?📩Raden
Ya kagak lahDylan hanya membaca tampan berniat membalasnya, dia langsung bersiap-siap untuk tidur karena hari ini cukup melelahkan. Baru memejamkan mata, ponselnya berdering.
"Hallo?"
"Sudah tidur ya?" Suara lembut Mama Liana membuat Dylan membuka mata untuk memastikan kembali nama yang tertera dilayar ponsel.
"Baru mau tidur, Ma."
"Ya sudah Mama tutup. Mama cuman mau ngecek aja."
"Baik Ma."
"Selamat malam."
"Malam juga Mama dan Papa," ucap Dylan.
"Papa sudah kirim." Dylan yang awalnya mengantuk langsung kembali segar karena mendengar uang saku yang sudah di kirim.
"Papa ganteng paling pengertian," ucap Dylan lalu mematikan panggilan lebih dulu sebelum Mama Liana tidak terima karena dia hanya memuji Papa Andrew.
#12Juni2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Dylan
SpiritualNazima Adira Alifa Al-Ghifari, gadis berusia 18 tahun yang baru masuk ke dunia perkuliahan. Di usia yang baru beranjak dewasa ini merupakan masa pencarian jati diri. Di masa ini pula, dia jatuh cinta. Jatuh cinta adalah fitrahnya manusia, setiap man...