>26<

50 20 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam guys!
Apa kabar? Kembali lagi bulan Juli, hehehe... enggak kerasa udah dua bulan jalan tiga bulan "Terima Kasih Dylan" berjalan.

Target sih bulan ini selesai, doain biar ide lancar yaaa....

Selamat membaca :)

26. Kita Beda

Setelah mendapat pesan dari sahabatnya Raden, Dylan langsung berpamitan keluar pada Adira karena Raden mengajaknya bertemu. Entah tahu dari mana Raden jika Dylan hari ini pergi ke kampus. Sebenarnya, sore ini mereka berempat memang susah ada janji akan nongkrong bareng. Tapi Dylan tidak memberitahu mereka jika dia ke kampus lebih dulu.

Sementara Raden masih bimbingan, Dylan memilih menunggu di HMP daripada di kantin. Seperti hari-hari lalu, HMP selalu sepi. HMP hanya akan ramai jika anak HMP mengadakan acara kecil maupun besar, selebihnya hanya akan kosong. Padahal itu sangat disayangkan menurut Dylan. Mengapa? Karena kampus mereka sudah memfasilitasi sebuah ruangannya yang cukup luas dan sudah dilengkapi sebuah komputer yang bisa gunakan. Tapi mahasiswa jarang menggunakannya.

"Kalo gue udah wisuda, HMP jadi gudang pasti," gumam Dylan saat melihat HMP yang sangat berantakan.

Karena sudah beberapa hari tidak ke HMP, Dylan memutuskan untuk membersihkannya lebih dulu. Dia mulai merapikan meja yang berantakan. Sampah-sampah bekas botol minum yang tidak dibuang oleh pemiliknya langsung Dylan buang ke tempat sampah. Lalu membersihkan Dylan bersihkan juga dengan kemoceng dan terakhir menyapu serta membuang sampahnya sekaligus.

Setelah kurang lebih 20 menit semuanya selesai. Dylan langsung merebahkan diri di tikar plastik milik HMP yang sengaja dia gelar dan tidak lupa menyalakan kipas angin.

Tok tok tok, Raden yang mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. Dia dibuat kaget karena HMP terlihat lebih rapi dan bersih. "Habis bersih-bersih?"

"Yang lo lihat?" tanya Dylan balik.

"Tumben rajin," ejek Raden.

"Diem lo! Mending sana keluar lagi beli minum," titah Dylan.

"Kan ada galon," jawab Raden. Lalu dia mengecek galon yang rutin diisi. "Udah habis aja," heran Raden.

"Pada cuman mau minum tapi ga mau ganti, kayak lo."

Dylan yang dituduh seperti itu tidak terima langsung bangkit dari rebahannya, "Enak aja. Gue udah bersih-bersih ya."

"Sekalian isi."

"Males Den. Capek gue, ini kan juga bukan tugas kita lagi," ucap Dylan.

"Gak boleh gitu Lan. Kita masih terdaftar jadi anggota HMP. Karena itu juga kita harus kasih contoh ke pengurus. Gak mungkin mereka akan selalu tutup mata."

"Ya paling pada sadar kalo kita udah pada lulus. Udah sana lo!" usir Dylan yang sudah merasa haus tapi tidak ada air putih.

"Gue kita udah lupa. Tunggu sini, minum dulu bekas gue kalo lo mau." Raden menyerahkan sebotol mineral yang belum dia buka.

"Nah gini dong. Thank," ucap Dylan senang mendapatkan minuman untuk mengusir rasa haus yang menyerang.

****

Dua laki-laki dengan kesibukan masing-masing, yang satu menghadap laptop dengan wajah serius sedangkan yang satunya tertawa karena menonton film kartu di TV sambil makan makanan ringan.

"Yah.... Gak asik woi, lagi seru-seru malah iklan," kesal Malik.

Abid yang mendengar celoteh Malik pada TV memilih diam mendengarkan dengan tenang. Dia hanya akan menanggapi sesekali saja seperti saat ini, "Benda mati juga mau lo marahin?"

Terima Kasih DylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang