Hallo! Assalamualaikum guys.... Aku balik lagi, kali ini tulisannya lebih minim typo soalnya udah ku cek sebelum lagi sebelum publis. Jujur bab ini aku agak mentok, malam ini mau healing ke nonton dulu. Kali aja ada ide kan? Hehehe.... Selamat membaca ya.... Btw makasih 500 pembaca pertamanya, itu udah hal luar biasa untuk satu bulan ini. Maafkan aku baru peka.... Ntar jangan lupa mampir kek Tiktok ya!? Aku mau buat jj heheheh.... yang ini ayo.vote dulu... cuman klik bintang doang loh!?
19. Duduk di satu meja yang sama
Tiga orang gadis makan sambil mengobrol santai. Mereka mengobrol hal random, mulai dari tugas kuliah, makanan kesukaan, genre musik, buku bacaan, dan masih banyak lagi.
Namun, obrolan ketiganya langsung terhenti ketika kakak tingkat mereka bernama Dylan duduk di meja mereka.
"Gue izin duduk sini. Meja lain penuh," izin Dylan yang lebih dulu sudah duduk di kursi kosong yang ada di meja ketiga gadis itu.
"Gak sopan lo Lan," tegur Malik. Dia merasa tidak enak hati dengan sikap Dylan yang seperti ini.
"Sorry ya. Kalian pasti gak nyaman," ucap Malik sambil mengkode Dylan agar berdiri dan pindah tempat duduk.
"Gapapa," jawab Syafa. "Duduk aja kak, kita juga udah mau selesai. Ini milik umum, ga masalah."
"Thank," ucap Malik sambil duduk. "Nambah dua orang lagi gapapa?"
"Mas Raden sama Kak Abid?" tebak Adesya.
Malik mengangguk.
"Gapapa Kak," jawab Adesya.
Karena sudah mendapat izin dari milik meja, Malik langsung mengajak Abid dan Raden untuk segera bergabung. Sedangkan Dylan, makan dengan tenang sesekali memperhatikan gadis yang duduk di samping adik temannya.
"Dikit banget makannya, Mas."
Mendengar ucapan Adesya, yang lain ikut melihat. "Lah iya, diet lo?" tanya Malik.
"Enggak."
"Terus kalo gak diet. Kenapa makannya dikit Mas?"
"Biar ideal," jawab Raden. Dia menatap satu-satu orang yang ada di meja. "Bisa lanjut makan, gak usah liatin gue.
****
Selesai sholat asar, mereka melanjutkan sisi tugas yang belum selesai dikerjakan. Walau berbeda kelas, tugas mereka sama karena diampu oleh dosen yang sama.
Adira selesai lebih dulu, dia langsung membereskan buku-buku miliknya dan meletakkannya di tempat biasa. "Kalian lanjut aja, aku mau turun dulu," ucap Adira.
"Oke," jawab Adesya. Sedangkan Syafa hanya mengacungkan jempolnya, gadis itu kembali fokus pada tugasnya yang hampir selesai.
"Kerjain tugas lo! Jangan liatin gue terus," tegur Syafa yang menyadari tingkah Adesya.
"Gue udah selesai, tinggal save aja. Lagian lo serius banget mengerjakannya," jelas Adesya.
Syafa diam tidak menanggapi.
"Adira suka sama kak Dylan juga gak ya?" Pertanyaan random Adesya sedikit membuat Syafa terkejut. "Ada aja pertanyaan random. Kenapa gak tanya sama Dira langsung?"
"Belum berani. Tapi yang udah gue tau, Kak Dylan emang suka Dira."
"Siapa pun yang lihat sikap Kak Dylan ke Dira juga bakal mikir itu," ucap Syafa. Wajah terlihat senang karena akhirnya tugas akhir sudah selesai.
"Balik juga lo," ucap Adesya ketika Adira sudah kembali. Adira membawa nampan berisi beberapa toples camilan dan teko berisi minuman.
"Nungguin ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Dylan
EspiritualNazima Adira Alifa Al-Ghifari, gadis berusia 18 tahun yang baru masuk ke dunia perkuliahan. Di usia yang baru beranjak dewasa ini merupakan masa pencarian jati diri. Di masa ini pula, dia jatuh cinta. Jatuh cinta adalah fitrahnya manusia, setiap man...