[EPILOG]

68 14 0
                                    

Sepulang dari acara resepsi Dylan, Adira langsung membersihkan diri. Dia merasa sangat lega, dia pikir dia akan merasa sesak karena melihat orang yang dia suka menikah dengan yang lain.

Namun, saat melihatnya secara langsung. Adira merasa sangat bahagia, seperti ada virus bahagianya menyebar diseluruh ruangan penuh manusia tadi.

Adira segera meraih buku catatatnya, sejak di Aceh kemarin. Adira mulai menulis apa yang dia rasakan.

Dear Diary

Tahun pertama perkuliahan, untuk pertama kalinya aku jatuh cinta.

Jatuh cinta pada ciptaanNya yang menurutku sangat luar biasa.

Namun, saat itu juga aku sadar.
Kami tak akan pernah menjadi satu.

Mengapa?
Karena kami ibarat dua laut dengan jenis air yang berbeda.

Tuhan memang mempertemukan kami, tapi tidak menyatukan.

Dari sana pula... aku mengerti arti keikhlasan.

Terima kasih kak sudah pernah hadir dalam hidupku.

Terima kasih Ya Rabb...
Terima kasih untuk semua takdir yang telah Engkau gariskan.

Adira kembali menutup buku diarynya dan menyimpannya dengan baik.

Tok tok tok...
"Kakak sedang apa?" tanya Umma Aira.

"Habis nulis Umma."

"Sudah kan? Ayo turun, Baba beli es cream."

~Selesai~

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore
Alhamdulillah, akhirnya Terima Kasih Dylan selesai ditulis. Terima kasih kepada para pembaca yang selalu setia menanti kelanjutan kisah Adira.

Maaf misal endingnya ga sesuai dengan kalian :)

Sampai jumpa lagi di karya selanjutnya.

Lov, 24 Juli2024

Terima Kasih DylanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang