Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat malam guys... gimana kabar hari ini? Baik kan? Alhamdulillah.
Hari ini update lagi... kesannya sangat rajin ya? Setiap dua hari sekali update hehehe...
Sampai kita jumpa dengan angka tiga-satu😆 sedikit di luar ekspetasiku... tapi gapapa, penting kalian suka aku juga suka....
Udahlah ya jangan kelamaan lagi, yuks vote dulu... hayo ngaku siapa yang kemarin ga vote? ...
Happy reading guys!
31. Mendengar
Setelah seminggu lebih masa UAS, mahasiswa akhirnya merasakan hari tenang karena sudah memaksimalkan diri dalam mengerjakan soal-soal UAS. Libur panjang sudah menanti di depan mata.
"Akhirnya libur," senang Adesya.
"Libur cuman di rumah kan? Kok senang banget," ucap Syafa.
"Tapi paling enggak kan. Udah gak ada tugas mbak," jawab Adesya.
"Gak ada tugas bukan berarti berhenti belajar kan?"
"Iya."
Kedua gadis itu mengobrol sambil berjalan ke kantin. Mereka sudah mengabari Adira untuk bertemu di kantin. Saat di lorong kelas, mereka tidak sengaja mendengar obrolan sekumpulan gadis.
"Kalian tau Kak Dylan kan?"
"Taulah! Yang ganteng itu kan dari pendidikan matematika?"
"Yang kalo senyum. Manis banget," tambah temannya yang lain.
"Dia habis ditolak."
"Di tolak siapa?"
"Iya, siapa yang berani tolak kak Dylan. Minta di hujat aja, manusia seganteng itu di sia-siain."
"Kalo gue jadi si cewek. Jelas bakal gue terima. Bodoh banget si cewek."
Obrolan dari gadis-gadis itu membuat telinga Adesya merasa panas. Dia sudah siap melabrak mereka yang membicarakan sahabatnya bodoh hanya karena menolak pernyataan cinta seorang laki-laki.
"Tenang!" Syafa mengusap pelan lengan Adesya. "Jangan gegabah. Kalo Dira tau, dia bakal marah Sya."
"Tapi mereka!" tunjuk Adesya dengan emosi yang sudah memuncak.
"Istigfar.... Astaghfirullah...."
Adesya mengikuti ucapan Syafa, perlahan emosinya dapat dia kontrol.
"Ayo ke kantin, biar gak tambah panas," ajak Syafa.
Adesya mengangguk, mereka berjalan lebih cepat agar tidak mendengar gosip yang beredar.
Sampai di kantin, mereka mengedarkan pandangan mencari Adira yang sudah menunggu mereka lebih dulu. Di kantin bagian pojok, Adira melambaikan tangan ke arah mereka.
"Tunggu lama?" tanya Syafa ketika sudah duduk di meja yang sama dengan Adira.
"Belum deh! Lima menitan," jawab Adira. "Kalian mau pesan apa?" tanya Adira lagi.
"Beliin es teh aja buat Esya. Emosi dia." Menunjuk Adesya yang duduk menyandar, terlihat jelas wajah kesal Adesya. Karena merasakan dingin di pipinya, Adesya menoleh ke Syafa. "Apa sih?"
Syafa menyerahkan es teh yang baru saja di pesan.
"Thank," Adesya langsung meminum es teh tersebut sampai habis membuat Syafa dan Adira saling pandang.
"Udah?" tanya Adira. "Atau lagi?" Menawarkan minuman miliknya.
"Udah. Makasih ya. Maaf lagi emosi dikit," ucap Adesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima Kasih Dylan
SpiritualNazima Adira Alifa Al-Ghifari, gadis berusia 18 tahun yang baru masuk ke dunia perkuliahan. Di usia yang baru beranjak dewasa ini merupakan masa pencarian jati diri. Di masa ini pula, dia jatuh cinta. Jatuh cinta adalah fitrahnya manusia, setiap man...