Chapter 03

9.7K 336 41
                                        

Pelan-pelan pintu kamar terbuka, manik biru sedalam lautan itu menatap seorang wanita cantiknya yang tengah terlelap. Jean menutup pintu itu dan mendekat pada Harsa.

Jemari besarnya mengusap hati-hati surai halus Harsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari besarnya mengusap hati-hati surai halus Harsa. Sekarang bisa Jean lihat wajah sembab wanitanya bahkan masih ada air mata yang belum mengering. "Kau menangis lagi." Bisik Jean pelan.

"Untuk apa kau menangis." Diusapnya sisa air mata itu lembut.

Merasa terganggu akan kegiatan Jean, Harsa membuka matanya. "Tuan."

"Maaf aku menganggu tidurmu."

Harsa menggeleng segera mendudukkan tubuhnya, maniknya menatap Jean sayu. "Ada apa tuan? Kau butuh sesuatu?" tanyanya dengan suara serak menyakitkan.

Jean tersenyum tipis, jemarinya menyingkirkan helaian rambut Harsa kebelakang telinga. Mengelus pelan pipi kemerahan itu.

Jantung Harsa mendadak tak karuan, pipinya semakin memerah akan afeksi yang diberikan oleh Jean. Semua ketegasan di hati Harsa yang tadinya tidak mau disentuh lagi oleh Jean runtuh begitu saja, apalagi saat bilah bibir keduanya mulai bertemu dan bertaut penuh dengan kelembutan tanpa nafsu seolah Harsa benar-benar dicintai.

Harsa lagi-lagi dengan bodohnya jatuh pada pelukan Jean. Hati dan pikirannya tidaklah sejalan. Pikirkan nya menyuruh untuk menolak tapi hatinya begitu cepat luluh dan terbuai, perang batin itu sampai membuat Harsa meneteskan air matanya.

Ciuman keduanya terputus menyisakan benang saliva diantara mereka. Jean menatap Harsa teduh, jempolnya mengusap air mata wanitanya halus. "Aku tidak suka mata terindah milik ku bengkak, jadi berhenti lah menangis Harsa."

Tatapan sedalam lautan itu kembali membuat Harsa terlena dan terpesona masuk kedalam pelukan hangat Jean. Rasa sakit dihatinya tadi seolah melebur oleh rasa menggelitik didadanya, setiap sentuhan lembut Jean di seluruh tubuhnya, Harsa terima dengan baik sebagai bukti penerimaan Jean secara terbuka. Bahkan desahan desahan halus mulai mengisi kamar ini.

Ditengah kegiatan panas mereka yang seharusnya tidak terjadi lagi Harsa membuka matanya langsung bersitatap dengan mata indah Jean. Senyum menenangkan pria dicintainya membuat Harsa mengeratkan lingkaran lengannya pada tubuh tegap itu, memeluknya dengan erat. Biarlah malam ini Harsa bahagia seolah Jean adalah miliknya dan biarlah juga esok hari Harsa mengutuk dirinya sendiri akan kebodohan nya lagi.

•••••

"Harsa!! Dimana kau, anak cengeng ini menangis terus! Suruh dia diam." Teriakan keras terdengar diseluruh mansion besar ini.

Jessica sudah marah-marah sejak tidurnya terganggu oleh tangisan Jinan. Wanita itu bahkan mengutuk Jinan yang terus menangis, rasa kesal pada Jean akibat semalam tidak berhasil bercinta muncul kembali akan tangis Jinan terus-menerus. Belum lagi Harsa yang tak kunjung terlihat untuk segera menenangkan Jinan.

"Diam kau anak cengeng, kau menganggu tidurku! Jika bukan karena ayahmu aku sudah membuang mu ke panti asuhan."

Jessica mencengkram pipi Jinan yang tengah digendong oleh Baby sitter nya, yang mana membuat Jinan semakin menangis kencang. Sang baby sitter berusaha menjauh tapi cengkraman Jessica cukup kuat.

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang