Chapter 02

11.9K 368 15
                                        

Rasa dingin dan lelah mulai menyapa wanita cantik yang baru saja membuka matanya. Iris berwarna keemasan nya langsung tertuju pada seorang bayi yang juga menatapnya.

Senyum Harsa muncul melihat Jinan tersenyum lebar dan mulai mendekat padanya dengan susah payah, Harsa langsung mengangkat tubuh gempal Jinan untuk ditidurkan diperutnya.

"Aigoo... Lucunya baby ku ini. Sudah bangun tidak menangis hmm." Harsa mengecupi seluruh wajah tampan Jinan yang dibalas tawa khas bayinya.

"Buuu- biiibbbuuu~"

"Apa sayang, mau bicara apa baby?"

Jinan tersenyum lucu sembari merebahkan kepalanya pada dada Harsa, wajahnya mengusak disana seolah tau ada aroma ayahnya di kemeja yang menyelimuti ibu susunya.

Harsa dengan lembut mengusap surai Jinan lembut, sesekali mengecupi puncak kepalanya.

Tangan gempal baby Jinan mulai menepuk-nepuk dada Harsa, artinya si bayi menggemaskan ini tengah haus. "Mau nen ya? Baiklah ayo nen."

Harsa membenarkan letak tidur Jinan menjadi berbaring di lengannya dan ia menyampingkan tubuhnya agar memudahkan menyusui sibayi.

Harsa juga tidak perlu susah-susah membuka baju karena dirinya memang belum berpakaian, hanya ada kemeja Jean yang tadi menutupi tubuh naked nya.

"Baby jika sudah besar jangan lupakan aku ya. Meski aku hanya ibu susu mu aku sangat menyayangi mu."

Tatapan Harsa lembut menatap Jinan yang tengah menyusu sambil menatapnya. Dalam hati bisakah ia pergi jauh dari Jinan yang sudah dirawat nya dari beberapa hari bayi itu baru lahir. Rasanya pasti berat sekali pergi dan alasan lainnya ada Jean. Harsa sudah terlanjur jatuh hati semakin dalam pada ayah bayi lucu ini.

Bahkan dengan bodohnya rela melakukan apapun termasuk dipakai oleh Jean meski hanya menjadi pemuas nafsunya saja. Ya, Harsa tau dirinya bodoh tapi baginya Jean adalah segalanya, ia mencintai pria itu lama sekali, sejak awal mereka bertemu di sekolah menengah atas, jauh sebelum Jean menikah dan memiliki anak.

Kenangan Harsa terlempar pada saat Jean mengetuk pintu rumahnya malam-malam dengan kondisi berantakan dan mata memerah. Saat itu juga Harsa tau jika istri dari pria yang dicintainya meninggal dunia setelah melahirkan anaknya. Harsa tidak pernah melihat Jean begitu terpukul dan frustasi menyimpulkan jika Jean begitu mencintai istrinya.

Harsa hampir menyerah sebelum Jean sendiri yang menariknya masuk kedalam kehidupan Jean dan Jinan. Harsa tak mampu menolak hingga masuk kedalam lubang neraka yang Jean buat untuknya. Entah sampai kapan dirinya dibutuhkan dan kemudian ditendang suatu saat nanti.

Cup!

Kecupan yang mendarat di dahinya menyentak Harsa dari lamunan menyesakkan itu. Sosok Jean sudah berdiri didepannya dengan kemeja putih yang digulung sampai siku menambah kesan panas pria dewasa itu.

"Mandilah, lalu kita pulang."

Harsa baru sadar jika saat ini sudah malam. Lalu melirik Jinan yang sudah tak menyusu padanya hanya bermain dengan dunianya sendiri. Tak lama pipinya memerah setelah sadar kedua payudaranya dapat dilihat jelas oleh Jean. Segera Harsa menarik kemeja Jean tadi dan menutupi tubuh atasnya.

Jean hanya tertawa pelan, lalu naik keatas ranjang, duduk disebelah putranya. "Aku sudah melihat seluruh tubuhmu ratusan kali, jadi tidak perlu malu seperti itu."

Pipi Harsa semakin merona malu dengan cepat bangkit dari ranjang sebelum meringis sakit di area selangkangannya.

"Mau aku bantu? Apa sakit sekali?"

Harsa menggeleng cepat dan tersenyum agar Jean tidak mengkhawatirkan nya. "Tidak apa-apa, sakitnya hanya sebentar kok." Secara hati-hati Harsa melangkah ke kamar mandi meninggalkan Jean yang masih menatapnya lekat.

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang