Chapter 25

3K 178 6
                                    

Jean pulang setelah mendapatkan kabar Harsa menghilang, tak perduli pada kerjasama yang bahkan mungkin bisa mengalami kerugian besar bagi perusahaannya. Yang Jean pikirkan sekarang hanya Harsa.

Langkah kaki Jean berderap cepat memasuki rumah dengan wajah mengeras menahan marah, tujuannya hanya satu saat ini yaitu Jessica. Setelah manik tajamnya menemukan Jessica dicengkeramnya lengan wanita itu kasar.

"Dimana Harsa saat ini? Katakan padaku dimana dia? Harsa tidak ada hubungan apapun dengan kita jadi jangan menyeratnya ataupun coba-coba melukainya!"

Suara Jean terdengar dalam penuh penekanan namun tak membuat Jessica takut, wanita itu malah mengulas senyum miring meremehkan Jean.

"Apa maksud mu Jean? Harsa memang sudah pergi karena ibu mu yang mengusir nya dan aku tidak tau dimana wanita itu," ucapnya santai meski lengannya terasa mau patah akibat cengkraman Jean .

Wajah Jean semakin memerah marah. "Jangan berpura-pura polos Jessica, aku tau kau yang menculik Harsa! Katakan padaku dimana dia!"

Jessica terkekeh kecil sebelum menatap Jean datar. "Bukankah kau menyuruh orangmu untuk menjaga Harsa? Lalu bagaimana bisa aku menculik nya? Apa kau punya bukti jika aku yang menculik wanita mu?"

"Bukan kah dengan bertingkah seperti ini kau menjelaskan bagaimana hubungan mu dengan Harsa? Dan sudah aku peringatkan jika aku akan melenyapkan siapapun yang mencoba merebut mu dari ku."

Pegangan tangan Jean pada lengan Jessica semakin kencang hingga membuat wanita itu berteriak kesakitan. Tatapannya tampak menahan amarahnya.

"Jean apa yang kau lakukan pada Jessica."

Jean melepaskan cengkeramannya dan pergi begitu saja, bahkan tak perduli pada sang ibu yang berteriak memanggil namanya. Jean memilih masuk ke kamar Jinan putranya.

Taerra menatap Jessica yang tengah meringis kesakitan memegang lengannya. "Ada apa dengan Jean? Kenapa dia tampak marah Jessica?"

Jessica memasang wajah sendu, matanya sudah dibuat berkaca-kaca. "Jean marah karena Harsa sudah berhenti bekerja mom, dia menuduh ku mengusir Harsa. Padahal kan aku tidak tau apapun, aku hanya ingin berusaha dekat dengan Jinan."

Helaan nafas berat Taerra keluarkan, tatapannya tertuju pada lengan kiri Jessica yang sangat memerah. "Jean benar-benar dibuat buta oleh wanita itu, entah apa yang di perbuatannya hingga putraku menjadi seperti itu. Aku merasa benar sudah mengusir dia sebelum Jean pulang."

"Obati lah tangan mu, aku akan menemui Jean."

Jessica menatap punggung Taerra dengan senyum penuh kemenangan. Tidak merasa menyesal membiarkan lengannya kesakitan tadi. "Jean, Jean, sudah aku katakan jika kau hanya milik ku dan untuk semua parasit memang harus dihilangkan."

Dikamar anaknya Jean memeluk Jinan yang menangis ketika melihatnya, bibir kecilnya terus memanggil manggil Harsa.

Bukan hanya skala yang merasakan kehilangan Harsa tapi sikecil Djung juga. Jean memejamkan matanya memeluk putranya erat, Jean kembali gagal menjaga ibu Jinan putranya.

"Maafkan Daddy Jiji, aku kembali gagal menjaga ibu mu. Tapi aku akan berusaha mencarinya dan membawanya kembali. Jiji doakan Daddy sayang." Bisik Jean pelan.

Mira yang masih berada didepan pintu kamar Jinan menatap tuan nya sendu. Kondisi rumah ini juga tak mengenakan sejak Harsa pergi, jika bukan karena Jinan Mira sudah tidak ingin berada di neraka ini.

"Nyonya Taerra."

"Pergilah dulu, aku ingin bicara dengan putraku."

Taerra masuk begitu saja, melihat Jean tengah memeluk Jinan yang masih terdengar tangisan lirih. "Tak seharusnya kau melukai Jessica, dia calon istri mu."

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang