Chapter 08

5.2K 301 12
                                        

Satu bulan berlalu, Harsa tengah menyusui baby Jinan. Si bayi kecil itu sepertinya haus terasa sekali putingnya dihisap dengan kencang. Sesekali juga Harsa meringis akan ngilu-nya.

"Pelan-pelan saja baby, nanti tersedak," ucap Harsa lembut, mengusap surai hitam Jinan yang sudah lebat.

Seolah mengerti baby dengan kulit putih pucat itu memelankan hisapnya, manik bulatnya pun menatap Harsa menggemaskan sekali.

"Apa sayang? Kau merasa kesal ya mencari ku tadi, maaf ya. Jalan-jalan dengan nenek pasti serukan baby." Tadi Jinan berjalan-jalan seperti biasa dengan Taerra dan datang menangis karena haus.

Harsa terus mengajak Jinan berbicara meski bayi kecil itu hanya diam saja, dokter bilang untuk bagus untuk sistem motorik anak. Dengan begitu Jinan akan mengingat suara, wajah dan gerak bibir kita.

"Ouh, sudah nen nya?"

"Biiiuubbbuu~"

Si kecil Jinan mulai meracau lucu, tangan kecilnya menepuk-nepuk dada Harsa atau terangkat menyentuh wajah ibu susunya. "Biiiiuuubbbuuuu~ tik...."

Clek!

Harsa baru ingat jika Jean tengah mandi dikamar ini dan pria dominan itu secara santai keluar hanya dengan handuk di pinggang nya. Harsa mengalihkan tatapannya saat Jean mendekat.

"Sudah minum susunya, kau bersemangat sekali ya sampai puting kesayangan Daddy memerah seperti ini." Jean mengambil alih Jinan pada pangkuannya, tatapannya terus tertuju pada dada Harsa yang belum ditutup.

Seolah tersadar Harsa segera membenahi bajunya, wajahnya memerah malu. Suara tawa berat mengalun di kamar ini. "Lihat ada yang malu baby."

Jean mengecupi pipi chubby Jinan hingga tawa menggemaskan bayinya terdengar. Harsa yang menunduk ikut tersenyum akan tawa ayah dan anak itu, satu tepukan halus dikepalanya membuat Harsa mengangkat kepalanya, menemukan Jean tengah tersenyum lembut menambah kesan tampan pada wajahnya.

"Wajahmu memerah Harsa, lucu sekali."

"Biiibbbuuu~ tik..."

"Iya sayang Bibu cantik ya, anak ku pintar sekali."

Jean kembali memberi banyak ciuman pada sang buah hati. Kamar ini terasa hangat oleh interaksi ayah dan anak itu.

•••••

"Mas tidak ke kantor?"

Jean yang tengah fokus menyetir melirik sekilas Harsa. "Tidak, aku sedang meliburkan diri hari ini."

Harsa hanya mengangguk, ia tau Marco pasti merasa lelah terus bekerja. Tatapan Harsa jatuh pada baby Jinan yang duduk anteng dipangkuan nya. Setelah menyusu Jinan diletakan di baby chair tapi si kecil tidak mau, ingin berada dipangkuan ibu susunya saja.

"Bhuuuubuhuuu~ hon, mamamam..."

Sedari tadi mulut kecilnya pun tak mau diam terus bergumam lucu seolah tau saat ini tengah diajak jalan-jalan oleh ayahnya. Harsa juga terkejut saat Jean mengajak nya keluar tadi, ia pikir Jean akan pergi ke kantor ternyata tidak.

"Dyyyyddyyy~"

"Apa baby? Kau senang pergi keluar seperti ini?" Jean membalas sembari melirik dan mengusap sayang kepala Jinan.

Tawa si kecil kembali muncul, tangannya ikut menepuk-nepuk lengan kekar Jean. "Dyyyydddyyy~ aaauuhh dyyyddyyy mmaaa..."

"Jangan sayang, Daddy sedang menyetir jadi tidak bisa menggendong."

Jinan mulai memberontak ingin bergerak kepangkuan Jean tapi dengan lembut Harsa menahannya, wajah lucunya mengerut ingin menangis dan benar tak lama Jinan menangis, Harsa menepuk-nepuk punggung Jinan menenangkan.

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang