Chapter 18

3.4K 213 4
                                        

Jessica menghembuskan asap rokoknya ke udara, tubuhnya masih hanya terbalut pakaian dalam setelah melayani pria tua bangka yang masih tertidur di ranjang. Telpon dari seseorang segera diangkatnya.

'Tunangan mu dan wanita itu pergi ke dokter kandungan hari ini. Apa selingkuhannya itu sedang hamil.'

Suara menjengkelkan seorang pria membuat pagi Jessica keruh. "Itu tidak mungkin brengsek! Kau terus awasi
mereka dan jika ada kesempatan culik wanita jalang itu."

'Hah! sudah seperti bos saja memerintah, membuatku kesal sekali.'

"Diam lah bodoh, aku memang bos mu jadi lakukan pekerjaan mu dengan benar kali ini."

'Kau tenang saja Jessica aku akan membawanya padamu, tapi sebelum itu aku akan mencobanya dulu. Dia cantik pantas saja tunangan mu lebih memilih dia.'

"Bangsat! Diam kau."

Jessica melemparkan ponselnya dengan tak santai pada sofa Iainnya. Hari ini pun Harsa selalu bisa membuatnya marah dan kesal. "Pernikahan ku dan Jean harus cepat dilaksanakan, aku harus mulai memaksa Taerra agar cepat menikahkan ku dengan Jean."

"Lihat saja Harsa, sebentar lagi kau akan mati ditangan ku." Tatapan Jessica berkilat tajam akan amarahnya.

"Rencana apa lagi yang akan kau lakukan?"

Jessica menoleh pada sang kejaksaan agung yang melangkah mendekatinya. Jessica sedikit lega kala anjing peliharaannya ini sudah menjamin jika Ricki tidak akan membuka mulut dan dirinya akan aman.

"Tidak ada Daddy, hanya bermain kecil dengan seorang jalang."

Braman menarik lengan Jessica agar berdiri dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanitanya, tangan nakal nya meremas pipi pantat Jessica kasar.

"Bukankah kau juga seorang jalang." Bisik Braman sensual.

Jessica mengusap dada bidang Braman menggoda. "Yes Daddy, aku jalang mu."

Braman mengeram akan tangan Jessica yang sudah bermain di kejantanan nya, bibirnya langsung menyerang bibir merah Jessica dengan ciuman menggebu. Braman selalu dibuat puas oleh Jessica sedangkan jalang yang lainnya tidak ada yang sehebat Jessica.

•••••

Pagi ini Harsa pergi kerumah sakit bersama Jean setelah membuat janji dengan Dokter Meli. Dokter Meli sendiri ialah dokter kandungan yang membantu Harsa mengeluarkan asi kala itu. Sementara Jinan dititipkan bersama Mira, rumah sakit tidak baik untuk anak-anak.

Harsa duduk dengan tidak tenang, ia takut dan cemas. Jean yang melihat langsung menggenggam tangan Harsa lembut, diusapnya punggung tangan itu dengan jempolnya, menenangkan wanitanya.

Seorang perawat memanggil keduanya untuk masuk, dokter Meli tersenyum manis pada keduanya dan menyuruh Harsa berbaring untuk diperiksa walau sebenarnya dirinya sudah tau apa yang terjadi pada Harsa tapi Jean meminta untuk merahasiakan nya lebih dulu.

Setelah pemeriksaan Harsa duduk disamping Jean dan menatap dokter Meli penasaran. "Dokter, aku tidak apa-apa kan? Maksud ku, aku tidak sakit serius kan?"

Dokter Meli mengulum senyumnya. "Tidak apa-apa Harsa kau sehat, untuk perubahan asi biasanya memang terjadi saat menyusui dan itu bukan sesuatu yang berbahaya."

Penjelasan dari dokter Meli membuat Harsa lega tapi masih cemas. "Tapi jika seperti ini Jiji tidak mau menyusu, sampai kapan biasanya ini terjadi?"

"Sampai beberapa bulan ke depan dan untuk Jinan mungkin bisa beralih pada susu formula, Lagipula Jinan sebentar lagi 2 tahun jadi tidak apa-apa untuk mulai menghentikan nya."

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang