Chapter 22

1.7K 171 3
                                    

Matahari sudah bersinar terang, Harsa masuk ke kamar Jinan setelah membuat sarapan untuk sikecil. Dilihatnya Jinan
masih tertidur lelap, Harsa merasa ada yang aneh pada Jinan karena semalaman pun Jinan tidak menangis seperti biasanya meminta susu dan pagi ini Jinan belum juga bangun.

Harsa mengusap puncak kepala Jinan halus, berusaha membangunkan nya. "Baby ayo bangun ini sudah pagi sayang."

Belum ada respon dari Jinan biasanya sikecil Djung mudah sekali dibangunkan. Rasa cemas mulai hinggap dihatinya sebelum Jinan mulai merengek dan kemudian menangis keras.

"Selamat pagi baby, hei kenapa menangis?"

Harsa menggendong Jinan yang masih menangis keras. Harsa mengusap-usap punggung Jinan "Jinan ini aku, tenang baby."

Tangis Jinan cukup lama, baru kali ini Harsa merasa kewalahan menenangkan Jinan. Harsa juga merasa khawatir takut Jinan merasakan sakit. Hati-hati Harsa membawa kepala Jinan agar menatapnya karena sedari tadi Jinan terus memeluknya erat.

"Baby ada apa? Apa kau merasa sakit sayang? Tunjuk dimana yang sakit pada ku."

Manik bulat Jinan yang berair menatap Harsa lekat, tatapannya terlihat begitu sendu dan ada ketakutan disana, membuat Harsa ikut sedih. Maka dipeluk nya lagi tubuh kecil Jinan.

"Jangan takut baby ada aku disini."

Harsa ikut menangis memeluk Jinan, tidak tau apa yang mungkin dilakukan oleh Jessica pada Jinan. Tapi melihat bagaimana Jinan menatapnya membuat Harsa merasakan kesedihan sikecil. Jinan juga memeluknya sama erat seolah takut Harsa akan hilang.

Setelah Jinan tenang, Harsa memandikan Jinan dan menulusuri tubuh sikecil dan tak menemukan hal janggal. Harsa menghembuskan nafas lega, itu artinya Jessica tidak melakukan kekerasan pada Jinan. Setidaknya Jessica tidaklah sejahat itu, pikirnya.

Selesai mandi, Harsa membawa Jinan kebawah dan menyuapinya makan. Jinan begitu lahap memakan makanan nya, bahkan makan lebih banyak dari biasanya. Harsa jadi berpikir negatif jika Jessica tidak memberi Jinan makan dengan benar tapi langsung ditepisnya pikiran itu cepat.

"Baby lapar ya, ini mam lagi aku masak banyak."

"Biiibuuuu~"

Jinan menatap Harsa lekat dan mulai berceloteh, jika perkataan nya bisa dimengerti Jinan sudah bercerita jika ia tidak mau bersama Jessica, wanita itu jahat dan tidak memberi makan dirinya dengan benar. Jinan bahkan sampai memukul mukul baby chair nya seolah melampiaskan kekesalannya.

"Apa baby sedang bercerita tentang kemarin? Apa seru?"

"No!" Jeritnya langsung membuat Harsa terkejut sesaat.

Namun segera mengusap kepala sikecil.
"Tidak seru? Mungkin belum terbiasa, nanti pasti seru."

"Nononono!!!"

Sikecil kembali berceloteh sembari menggelengkan kepalanya, wajah nya sedikit cemberut. Sehabis sarapan, Harsa menemani Jinan di ruang tengah seperti biasa. Jinan tengah menonton kartun di televisi sembari memeluknya sedari tadi memang sikecil tidak mau lepas dari pelukannya. Harsa juga tidak mau melepas Jinan karena rindunya.

Suara-suara orang terdengar mendekat dan itu Taerra serta Jessica. Melihat Jess sikecil langsung merengsek semakin dalam ke pelukan Harsa.

"Cucu Oma sedang apa?" Taerra berusaha menggendong Jinan tapi ditolak oleh pria kecil itu. Taerra mendengus tapi tak memaksa.

"Lihat Mommy Jessica bawa banyak mainan loh," ucap Jessica dibuat selembut mungkin.

Jinan tidak menoleh sedikitpun malah semakin merengek ingin pergi dari sini. "Bibbbuuu~ gi..."

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang