Jinan sudah berada dirumah, kata dokter sakit giginya akan segera sembuh. Dokter juga mengatakan agar Jinan tidak memakan atau meminum yang manis-manis lebih dahulu. Tubuh Jinan juga sedikit panas tapi dokter bilang tidak apa itu reaksi biasa, nanti akan sembuh secara bersamaan.
Harsa menarik putingnya setelah Jinan tertidur lelap, jemarinya mengusap pipi chubby Jinan dan tersenyum sendu. "Baby maafkan aku ya." Gumamnya lirih, semua perkataan Taerra dirumah sakit tadi terngiang dikepalanya. Hatinya mendadak sesak.
"Aku terlalu menikmati peran ku sebagai ibu mu hingga aku lupa dimana tempat ku." Harsa menarik nafas berat.
"Nyonya Tae benar, aku dan Jean tidak akan pernah sejajar. Wanita miskin dan tak berpendidikan seperti ku tidak akan pantas bersanding dengan ayah mu."
"Hanya tinggal 3 bulan aku akan pergi, Jiji kau harus janji untuk terus tumbuh dengan baik ya. Jika bisa jangan lupakan aku."
Harsa mengecup dahi Jinan lembut sebelum bangkit dari ranjang. Harsa sedikit memejamkan mata merasakan pusing yang tajam menyerang kepalanya. Sejak beberapa hari yang lalu Harsa memang kurang tidak, mungkin ini efeknya.
"Kepala ku sakit sekali." Lirih Harsa memegang kepalanya.
Dikuatkan dirinya untuk keluar kamar Jinan ke kamarnya dan meminum obat. Sampai kamar Harsa menelan obat pereda sakit kepala dan merebahkan dirinya sebentar di kasur. Hingga tak sadar jatuh pada dunia mimpi.
Ditempat lain Jessica tengah berada di sebuah restoran mewah bersama sang ibu. Jessica mendengar dari Taerra jika Jinan sakit gigi hari ini, sebenarnya Jessica tidak perduli dengan keadaan anak itu jadi ia berpura-pura sibuk saja tidak bisa merawat Jinan.
"Taerra meminta ku kerumah hari ini untuk merawat Jinan tapi aku tidak mau. Anak itu nakal selalu membuat ku kesal." Ucapnya pada sang ibu.
Nathalie mendengarkan sang putri dengan baik. "Harusnya kau ke sana dan perlihatkan dirimu pada Taerra jika kau memang pantas menjadi istri Jean."
"Ibu, anak itu nakal. Dia pernah mengompoli ku, menarik rambut ku dan bahkan kemarin menyembur ku dengan jus." Jessica menancapkan pisau nya pada steak kasar, kekesalan kembali setelah mengingat Jinan.
"Bersabarlah sebentar lagi Jessica, setelah kau sah menjadi istri Jean kau bisa lakukan apapun pada anak itu. Bukan kah kemarin Taerra menasehati mu."
Jessica meletakan alat makan nya, entah kenapa nafsu makan nya hilang setelah mengingat perkataan Taerra beberapa hari yang lalu di kantor. Wanita tua itu mulai meragukan nya.
"Iya kau benar Bu, Taerra mengatakan agar aku harus bisa mengambil hati Jinan dan menjadi ibu yang baik. Wanita tua itu juga bilang setelah menikah aku harus berada dirumah menjaga Jinan." Jessica mendengus sebal.
"Aku bahkan tidak sudi menjadi ibunya, aku hanya akan menjadi istri Jean. Aku juga tidak mah berdiam diri seperti pembantu nantinya, enak saja. Lihat nanti setelah aku menjadi nyonya Djung aku akan melenyapkan mereka yang melawan ku."
Nathalie mengulum senyum tidak perduli dengan apa yang akan dilakukan putrinya yang penting dirinya akan mendapatkan uang dan kekayaan yang melihat, Nathalie akan mendukung apapun yang Jessica lakukan.
"Yang harus kau singkirkan pertama kali adalah ibu susu Jinan. Wanita miskin itu bisa saja menggoda Jean dan merusak usaha kita."
"Kau tenang saja ibu sebentar lagi pembantu itu angkat kaki dari rumah dan aku akan memiliki Jean seorang diri. Tapi sebelum itu aku akan memberikan kenangan yang indah terlebih dahulu sebelum dia pergi." Jessica menyeringai memikirkan banyak rencana jahat dikepalanya.
"Aku akan berikan dia hadiah yang tidak akan pernah dia lupakan."
Jessica tertawa senang membayangkan apa yang ada di kepalanya terjadi pada Harsa. Untuk sekarang biarkan saja Harsa hidup dengan aman sampai waktunya nanti tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lactating [Nohyuck]
RomantikRate cerita ini 21+ jadi tolong berhati-hati dalam memilih bacaan. •••••• Harsa yang jatuh hati pada si ayah dari bayi yang disusui nya. Keduanya teman masa sekolah dan Harsa sudah jatuh cinta pada Jean sejak saat itu. Keduanya kembali bertemu oleh...