Chapter 11

4.1K 251 6
                                        

Tengah malam Harsa terbangun merasakan pelukan erat ditubuhnya, menoleh kebelakang menemukan Jean terlelap damai, Harsa bisa melihat gurat lelah yang tidak bisa disembunyikan wajah tampan Jean.

Pelan-pelan Harsa membalikkan tubuhnya kearah Jean, jemarinya dibawa menuju pipi mulus itu dan diusapnya lembut. Harsa ingat bagaimana dirinya bisa jatuh cinta pada Jean kala itu.

Semua murid sekolah tau jika dirinya hanyalah anak orang miskin dari seorang ayah supir taksi dan seorang ibu tukang cuci. Harsa berhasil sekolah disekolah mewah karena beasiswa nya, maka dari itu tidak ada yang berteman dengan dirinya. Sehari-hari disekolah yang Harsa dapatkan hanya bully-an dari teman-temannya.

Selama bersekolah tiada hari Harsa menangisi keadaannya, Harsa tidak bisa melawan para pembully itu, Harsa takut berhubungan dengan orang kaya yang pasti bisa mencopot beasiswanya. Harsa tidak mau ibu dan ayahnya sedih karena itu, orang tuanya sangat berharap dirinya bisa sekolah dengan baik.

Hari itu Harsa ingat dirinya di buat basah oleh air dan juga telur-telur busuk sepulang sekolah. Harsa hanya bisa menangis memeluk lututnya sampai suara berat seseorang masuk ke indera pendengaran nya.

Harsa mendongak melihat seorang pemuda tampan dengan seragam yang sama berdiri didepannya, mengulurkan sebuah sapu tangan. Harsa juga masih mengingat bagaimana suara Jean saat masih sekolah, terdengar datar namun lembut.

"Ini ambil, jangan menangis lagi."

Hanya seperti itu, tapi Harsa mengingatnya dengan sangat baik. Lalu sejak saat itu Harsa terus memperhatikan Jean dari jauh, baginya semua yang dilakukan Jean luar biasa. Jean murid yang sangat pintar dikelas unggulan, selalu juara pertama dan mengikuti banyak lomba mewakili sekolah mereka dengan hasil yang bagus.

Harsa semakin mengagumi sosok Jean hingga dirinya tak sengaja diketahui oleh Jean sebab memperhatikan nya. Harsa pikir Jean akan merasa risih dan marah namun Jean mengajaknya berbincang. Harsa tidak tau pasti mulai dari mana keduanya menjadi teman. Meski tidak terang-terangan berteman, keduanya akan bertemu sepulang sekolah sembari menunggu Jean dijemput oleh supirnya.

Harsa tak sadar perasaan nya semakin meluncur jatuh pada pesona Jean, tapi Harsa sadar akan dirinya, hingga sampai saat ini pun Harsa menyimpan apik perasaan nya.

"Harsa ..."

Jean membuka matanya hingga tatapan keduanya bersitatap.

Terlalu dalam melamun hingga Harsa tak sadar Jean terbangun. "Maafkan aku tuan, aku menganggu tidurmu ya." Harsa segera menarik tangannya dari pipi Jean.

"Jangan...," Jean menarik kembali tangan Harsa ke pipinya, "..., aku suka, usap lagi."

Maka diusapnya lagi pipi halus itu, Harsa memperhatikan Jean yang kembali terlelap, seru nafasnya juga teratur.

"Tidur yang nyenyak mas Jean, jangan pikirkan apapun, cukup tidur dengan nyenyak," bisik Harsa lirih.

Harsa tersenyum saat Jean mengeratkan pelukannya, dikecupnya dagu Jean sekilas. "Aku mencintaimu."

Entah jam berapa Harsa kembali terbangun saat telinga nya mendengar suara gumaman tidak jelas dan gerak gelisah dari Jean, hingga Harsa baru menyadari suhu tubuh Jean hangat.

"Mas kau demam."

Jean bergerak gelisah tak nyaman masih memejamkan matanya, nafasnya sedikit berat. "Dingin..." Padahal tubuh Jean hangat dan berkeringat.

Disekanya lembut keringat di dahi Jean pelan-pelan, Harsa bangkit mengambil selimut lain dan menyelimuti tubuh Jean karena pria itu terus bergumam dingin. "Masih dingin mas? Tapi kau berkeringat."

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang