Rasa pegal dan kebas dirasakan oleh wanita cantik yang baru saja terbangun dari tidurnya. Mata berwarna coklat keemasan nya melirik pada kepala yang masih bersandar di lengan dan dadanya, pusat dari rasa pegalnya.
Harsala Abinaya pelan-pelan menarik lengannya dan mengganti dengan bantal, seseorang itu menggeliat karena merasa terusik oleh gerakannya tapi dengan cepat Harsa mengusap halus rambut tebal itu hingga kembali tertidur nyenyak.
Meski begitu Harsa masih belum bisa lolos karena puting dada nya masih berada di mulut hangat pria dominan yang tengah terlelap itu. Jadi bangun pagi pun terasa percuma.
Harsa melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 lewat. Itu artinya mereka harus sudah bangun saat ini.
"Tuan ayo bangun, ini sudah jam 6 lewat. Anda harus ke kantor bukan." Dengan lembut Harsa berucap seraya mengusak halus rambut hitam prianya.
Hingga suara tangisan bayi menganggu kesenangan salah satu dari keduanya dan yang jelas itu bukan Harsa.
"Tuan- awsss..., mas maksudnya itu baby Jiji menangis, mungkin dia haus."
Jeano Djung melepaskan puting kecoklatan itu yang sudah membengkak, menutup puting itu menggunakan jempolnya agar ASI-nya tidak melebar kemana-mana.
Harsa segera memasukkan payudara nya dan berlari kearah kamar disampingnya , lalu melihat si bayi menangis tersedu-sedu disana. Harsa mengangkat bayi itu dalam gendongannya. "Huuu~ sayang kau pasti haus ya, maaf membuat mu menunggu lama. Nah ayo nen."
Harsa mengeluarkan salah satu payudara nya yang langsung dihisap penuh semangat oleh bayi tampan itu. Harsa terkekeh mengusap pipi gembil-nya. "Pelan-pelan sayang, tidak ada yang mengambilnya kok."
Manik sebiru langit itu mengerjap-ngerjap menatap Harsa polos. Membuat Harsa mengigit pipi dalamnya gemas.
20 menit sudah baru baby Jinan melepaskan putingnya. Harsa merasa ayah dan anak jika sedang kompak, lama sekali. Jemari kecilnya menggapai wajahnya lalu tertawa khas bayi.
"Apa sayang? Hmm... Senang ya melihat ku meringis sakit saat kau mengigit puting ku hmmm...." Goda Harsa pada bayi itu, menggesekkan hidungnya pada hidung bangir Jinan.
"Khem.."
Suara berat deheman membuat Harsa mengangkat wajahnya dan melihat Jean berdiri di pintu kamar.
"Bantu aku." ujarnya pendek dan kembali berlalu ke kamarnya.
Dengan tak rela Harsa memberikan baby Jinan pada baby sitter nya. "Baby tunggu sebentar ya, aku harus membantu ayahmu dulu. Nanti kita bermain lagi." Harsa mencium gemas pipi chubby itu dan segera berlari menuju kamar tuannya.
Di kamar Harsa melihat Jean berdiri angkuh dengan dasi ditangannya dan jangan lupakan tatapan tajam pria itu.
"Cepatlah kau bisa membuatku terlambat."
Secara terburu-buru Harsa melangkah mengambil dasi itu dan mulai melakukan pekerjaan paginya seperti biasa. Namun Harsa selalu tersentak saat Jean memeluk pinggangnya erat dan membawa tubuhnya semakin dekat menempel di dada bidang Jean.
Masalah nya jantung Harsa mulai berdetak tak karuan saat ini. Bahkan tangannya seperti tremor sekarang.
"Sudah biasa melakukannya dan kau masih gugup. Apa selama ini kurang dibiasakan." Suara dalam serta serak Jean masuk ke telinga Harsa membuat getaran aneh pada tubuh dan hatinya. Wajah keduanya sangat dekat hingga Harsa bisa merasakan aroma mint dari hembusan nafas Jean.
"Su-dah selesai tuan aahh~"
"Aku sudah bilang jangan menggunakan panggilan itu jika sedang berdua kan. Kau masih saja nakal, apa perlu ku hukum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lactating [Nohyuck]
RomanceRate cerita ini 21+ jadi tolong berhati-hati dalam memilih bacaan. •••••• Harsa yang jatuh hati pada si ayah dari bayi yang disusui nya. Keduanya teman masa sekolah dan Harsa sudah jatuh cinta pada Jean sejak saat itu. Keduanya kembali bertemu oleh...