Chapter 12

4.2K 245 2
                                        

Hati-hati Harsa membuka pintu kamar dengan nampan di tangannya, sedikit sulit untung saja pintunya tidak tertutup rapat. Ini waktunya Jean makan siang tapi pria itu masih tertidur, karena pagi tadi Jean menemani Jinan yang tidak mau lepas darinya, maka Jean baru bisa beristirahat jam 10 tadi.

Setelah menyimpan nampan di nakas, Harsa mengecek dahi Jean lalu menghela nafas lega saat panasnya sudah turun. "Mas bangun dulu, makan siang dan minum obat. Nanti bisa tidur lagi."

Jean mengerjapkan matanya, merasa sudah lebih baik dari pagi tadi. Kepalanya juga tidak terlalu pusing. Ditatapnya Harsa lembut.

"Aku bantu."

Harsa membantu Jean duduk di headboard, setelah memastikan Jean nyaman dibawanya nampan pada pangkuannya dan menyuapi bayi besarnya.

"Jiji dimana?"

"Jiji bersama Mira."

Jean mengangguk kecil sembari terus menerima suapan Harsa. Perutnya terasa hangat dan lebih baik setelah makan sup buatan Harsa. Harsa benar-benar merawat nya dengan baik seperti sebelum-sebelumnya.

"Terima kasih."

Harsa yang membereskan bekas makan Jean menatapnya bingung.

"Karena sudah merawat ku, berkat dirimu aku merasa lebih baik sekarang."

"Sama-sama mas." Harsa tersenyum lembut. "Sekarang minum obatnya."

Jean menerimanya dengan enggan. "Rasanya pahit."

Kekehan kecil Harsa mengudara merasa lucu melihat Jean yang seperti Jinan, yang mana jika diminta minum obat susah sekali. "Obat kan memang pahit mas, maka dari itu jangan terlalu memaksa bekerja sampai sakit."

Bibir Jean sedikit naik, sebenarnya saat sakit seperti ini Harsa lebih memperhatikan nya yang mana membuat Jean senang. "Tapi kau punya penawar pahitnya."

Melihat senyum Jean yang aneh membuat Harsa mengernyit bingung. "Penawar?"

"Ini."

Harsa terkejut Jean menangkup dadanya dan meremasnya pelan hingga asi nya merembas keluar.

"Mas~" Harsa berusaha untuk tidak mendesah.

Jean dengan cepat meminum obatnya, membawa tubuh Harsa berbaring di ranjangnya dan membuka kemeja wanitanya hingga dada berisi itu terlihat. Tatapan sensual Jean membuat Harsa memerah malu, wajah pria itu turun kearah dada masih dengan menatapnya. Harsa memejamkan matanya kala mulut hangat Jean menghisap payudaranya.

"Aaaaaahhh~ mas.."

Mulut hangat Jean membuat Harsa tidak bisa menahan desahannya. Asi yang memang belum Jinan minum terasa mengalir deras, membuat Harsa merasa lega.

"Masss~ sudah, Jiji belum minum susunya."

Tapi Jean tidak mendengar, pria itu masih asik menyusu dengan tangan semakin erat memeluk Harsa. Wajah tampan Jean hampir tenggelam dalam payudaranya. Akhirnya Harsa hanya pasrah saja membiarkan Jean menyusu sesuka nya. Jika nanti ASI-nya sedikit salahkan Jean yang tidak mau mengalah pada anaknya.

Cukup lama Harsa menyusui Jean sampai bayi besar itu melepaskan putingnya karena tertidur. Harsa terkekeh pelan, mengusap pipi Jean yang basah oleh air susu. Jika begini Jean terlihat seperti Jinan, yang membedakan hanya hisapannya, Jean menghisapnya secara sensual yang mana membuatnya mati-matian menahan desahannya.

"Cepat sembuh mas."

Dengan lancang Harsa mengecup pipi Jean, senyumnya melebar setelahnya. "Kau bau susu mas seperti Jiji."

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang