Chapter 26+

3.3K 152 12
                                    

"Komandan dari hasil pemeriksaan saat itu tuan Braman terlihat bersih dari kasus kriminal tapi tak urung dari kasus korupsi dan suap. Belum lagi orang suruhan tuan Braman berkunjung ke sel Ricky."

Kepala kepolisian itu mendengarkan dan fokus pada berkas mengenai kasus korupsi juga suap si kejaksaan agung. Jika tuan Braman terlibat ini semakin jelas jika Jessica bisa bebas dari hukum dan Ricky yang tenang meski sudah di dakwa dengan berat.

"Anggota tim kita tetap mengawasi tuan Braman kan?" tanya nya pada sang anak buah.

"Iya komandan dan dari pantauan nya tidak ada yang mencurigakan."

"Tetap pantau dia, aku menaruh curiga besar padanya."

"Siap komandan." Polisi itu undur diri dari ruang atasannya.

Kepala kepolisian itu menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Merasa bersalah pada Harsa yang berhasil di culik. Dari hasil penelusuran Harsa keluar dari rumahnya pergi kesebuah apartemen lalu menghilang, setelah diselidiki apartemen itu milik seorang pria bernama Alex. Sedangkan ada banyak orang yang bernama Alex, mengingat apartemen itu di pinggir kota dan banyak pendatang yang mengisi lalu lalang, tidak ada yang bisa memberi informasi apapun tentang pria bernama Alex.

Dari kasus ini pun tidak bisa ada yang menjadi tertuduh sebab Harsa seolah pergi sendiri dari rumahnya. Bukan sebagai korban penculikan.

Para anggotanya dan anak buah Jean juga sudah berusaha mencari Harsa ke seluruh kota bahkan luar kota lainnya tapi tidak ada titik terang dimana Harsa berada. Jessica tentu saja diawasi tapi wanita itu seolah tau maka tidak ada hal aneh yang dilakukannya.

Bugh!

Kepala kepolisian itu memukul mejanya keras merasa kesal gagal melindungi Harsa. "Maafkan aku Harsa."

Pintu ruangan dibuka masuk Renita dan melihat sang komandan seperti tengah stres akan kasus ini. "Komandan, maaf menganggu. Tuan Jean ingin bertemu dengan mu."

"Suruh dia masuk."

Renita mengangguk keluar sebentar dan kembali bersama Jean. Pria Djung itu duduk dengan raut datar dan penampilan nya terlihat berantakan untuk ukuran orang penting sepertinya.

"Apa sudah ada informasi dari anak buah mu tentang keberadaan Harsa?" Bahkan suaranya terdengar serak menyakitkan.

Kehilangan begitu terlihat dari Jean membuat kepala kepolisian itu dengan berat hati menggeleng seolah menambah beban untuk Jean. "Tapi aku dan semua anggota kepolisian terus berusaha mencari Harsa dan mengusut kasus ini, kau tenang saja Harsa kita akan menjerat Jessica dan semua orang yang terlibat."

"Aku tidak bisa tenang, Jessica bisa melukai Harsa. Ini sudah 5 hari sejak hilangnya Harsa. Kenapa begitu sulit menemukan nya, aku bahkan terus mencarinya juga tapi dia tidak ada di manapun."

Suara Jean terdengar sedih, kepalanya menunduk menyembunyikan kesedihannya. "Kabari aku jika kau punya informasi apapun tentang Harsa." Jean bangkit dari duduknya dan keluar.

Kepala kepolisian itu menatap Jean sedih, dirinya juga merasa bersalah. Renita mendekat mengusap punggung sang komandan. "Kita akan menemukan Harsa komandan. Aku berhasil menemui istri dari tuan Braman kemarin dan beliau mau diajak berbicara hari ini."

"Kuharap hasilnya baik Ren."

Renita tersenyum kecil menenangkan. "Pasti Mas Marc."

"Terima kasih istri ku."

•••••

Harsa masih duduk disudut ruangan dengan tatapan kosong, air matanya seolah sudah kering tak sanggup keluar lagi. Kepalanya dipenuhi oleh perkataan pria bejat itu saat dirinya tersadar dari pingsan.

Lactating [Nohyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang