.01.

1.3K 90 2
                                    

Jake yang tengah asik mabar game online dengan pria jangkung bernama Sunghoon itu berdecak kesal saat mendengar suara-suara aneh yang membuat kupingnya seperti terbakar.

Jake mendongak ke lantai atas di mana suara itu berasal. "WOYY, SEUNG, RIN, LU BERDUA BISA GAK SIH DESAHNYA JANGAN KERAS-KERAS. KUPING GUE TERNODAI, BANGSAT!"

Suara erangan dan desahan dua sejoli yang tengah di mabuk nafsu itu terdengar dengan jelas di telinga Jake dan Sunghoon. Membuat fokus keduanya benar-benar berantakan.

"Minimal tutup lah pintunya, sengaja banget bikin kita iri, anjir." sahut Sunghoon setengah berteriak.

"Berisik banget sih lu pada!"

Brak!

Heeseung terdengar membanting pintu kamar yang ia gunakan dengan Karina. Memang dua manusia ini benar-benar tidak pernah tahu tempat. Bahkan mereka sering melakukannya di toilet kampus, terkadang juga di dalam mobil dan teman-temannya sudah tidak heran lagi dengan fenomena membagongkan itu.

"Di kira jadi jomblo enak apa?" decak Jake.

"Enak lah, bebas, gaada aturan ini itu dan gak terikat hubungan apa-apa. Pacaran tuh ribet asal lu tau." sahut Sunghoon.

"Tapi gaada yang di ajak enak-enak."

"Ya tinggal nyewa jalang."

Jake langsung menggeplak kepala Sunghoon dari belakang, membuat sang empu mengaduh dan menatap Jake dengan kesal. "Lu ngapain geplak-geplak kepala gue, kampret!"

"Lu sering begituan ya?" tatap Jake.

"Apa?"

"Nyewa cewek bayaran."

"Gak sering sih, beberapa kali doang."

"Parah, gue aduin om Suho mampus lu!"

"Aduin aja, orang bapak gue juga begitu kok." sahut Sunghoon santai.

Jake seketika geleng-geleng kepala. "Pantesan. Buah jatuh gak jauh dari pohonnya. Lagian apa enaknya sih nyewa jalang? Gak takut kena HIV lu, Hoon?"

"Mulut lu, Jake, lamis banget kalo doain temen."

Jake sontak tertawa. "Makanya cari pacar sono."

"Sama aja, bego. Lu pikir cewek gak bekas mantannya? Sama-sama bekas elah."

"Ya kan lebih eksklusif. Gak perlu keluar duit."

Sunghoon melengos. "Lu mah muka-muka gak modal. Udah paling enak jomblo aja, gak ada tekanan batin. Mau jalan sama siapa aja bebas."

"Daripada kayak lu ngemis-ngemis cinta sama Winter, malu-maluin banget. Mending gue jomblo."

"Itu menandakan kalau gue ini cowok gentle. Kalau suka ya kejar."

Sunghoon seketika mencebikkan bibirnya. "Emang kekayaan lu udah seberapa banyak? Punya nyali banget lu ngejar si cewek matre itu."

"Jangan ngatain ayang gue, anjir!"

Jake sudah mengangkat tangannya bersiap menggeplak Sunghoon, namun cowok jangkung itu dengan cepat langsung menghindar.

"Wanita itu cuma bikin ribet hidup."

"Ati-ati lu gak laku nanti. Kalo udah jatuh cinta, gue jamin lu gak bakal ngomong gini ya, bangsat!"

Sunghoon terkekeh. "Iya sih, gue udah ngerasainnya soalnya."

Jake seketika menatap Sunghoon intens. "Ngerasain apa?"

"Apasih, mau tau aja lu."

"Cih, awas lu butuh sama gue." sewot Jake sambil menendang kaki panjang Sunghoon yang berselonjor di sampingnya.

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang