.31.

362 51 5
                                    

Dua hari lamanya Ningning dan bayinya, Park Jihoon di rawat di rumah sakit, akhirnya keduanya di perbolehkan pulang.

Ningning di antar Irene, Suho dan Sunghoon pulang ke rumah orang tuanya. Sebenarnya tadi Irene sudah melarang dan meminta Ningning tinggal di rumah mereka saja karena Irene tahu bagaimana orang tua Ningning memperlakukan Ningning, namun gadis itu menolak.

Suho menunggu di dalam mobil. Ningning turun bersama dengan Irene yang menggendong anaknya, sementara Sunghoon membawakan barang-barang Ningning dari rumah sakit.

Mereka di bukakan pintu oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan pembantu di rumah itu. Cukup lama mereka duduk di ruang tamu menunggu orang tua Ningning dan Ningning langsung berdiri saat melihat Jennie, mamanya turun dari lantai atas dengan raut wajah tidak mengenakkan.

"Ma—"

"BUAT APA KAMU PULANG, ANAK SIALAN!"

Ningning tersentak. Tangannya yang baru saja terulur ingin menyalami mamanya seketika ia urungkan.

"KAMU SUDAH MENGHANCURKAN SEMUANYA!"

Ningning tertunduk, kedua kelopak matanya seketika berkaca-kaca. "Ma, tolong jangan kayak gini. Mama bahkan sudah tau semuanya."

Jennie menarik kerah baju Ningning dengan kasar dan hal itu membuat Irene seketika ingin berdiri dari duduknya, namun langsung di tahan oleh Sunghoon.

"Tau apa, hah? Tau apa! Tau kalau kamu selama ini kamu di siksa sama keluarga Jay? Iya? Ya emang mama tahu, gadis bodoh!"

Napas Jennie naik turun. "Terus kenapa? Pentingkah buat mama? Sama sekali tidak! Kepentingan kamu gak ada secuilnya dari kepentingan perusahaan!"

"Dan sekarang kamu lihat, papamu frustasi! Papamu mengurung diri di ruang kerjanya karena Bu Rose memutus semua hubungan kerja kita selama ini!"

"Emang dasar anak tidak tahu diri kamu!"

Sambil berteriak marah, Jennie langsung menampar dan memukuli wajah Ningning sambil menjambaknya. Ningning berteriak memohon ampun, namun Jennie sama sekali tidak peduli.

Sunghoon langsung berlari dan merengkuh tubuh Ningning, mendekapnya.

"Pukuli saya, Tante. Pukuli saya. Saya penyebab semua kekacauan ini."

Dengan kemarahan yang sudah berada di puncak, Jennie juga melampiaskannya pada Sunghoon.

"Bu Jennie!"

Irene yang sedari tadi tidak tahan, langsung berdiri dari kursinya. "Bu Jennie memang keterlaluan! Apa Bu Jennie tidak melihat, sekarang Ningning sudah memiliki bayi ini. Cucu kita. Tidak seharusnya Bu Jennie seperti ini!"

"Apa Bu Irene bilang? Cucu kita?" Jennie berdecih. "Itu cucu Bu Irene, bukan cucu saya! Saya sama sekali tidak sudi melihat bayi pembawa sial itu. Sejak awal cuma Bu Irene kan yang kukuh mempertahankan anak itu? Sampai mati pun saya tidak akan menerima Park Sunghoon sebagai ayah dari anak Ningning!"

Sunghoon seketika memejamkan matanya, mendekap Ningning yang terisak itu semakin erat.

Irene menggeleng tidak percaya dengan apa yang di lontarkan Jennie. "Bu Jennie, kita ini sama-sama seorang ibu loh. Saya tahu, mungkin sebagian orang menganggap hal ini sebagai aib. Tapi tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna, Bu Jennie."

"Saya juga tahu kalau apa yang mereka lakukan adalah sebuah kekhilafan yang mungkin tidak pernah pikirkan bagaimana dampaknya buat masa depan mereka. Tapi apakah salah jika mereka ingin berubah? Anak saya laki-laki, Bu, saya selalu menuntutnya untuk menjadi anak yang bertanggung jawab dan tidak lari dari kesalahannya."

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang