.06.

808 90 13
                                    

Jika ada yang mengatakan Ningning gila dan murahan, mungkin gadis itu tidak akan pernah menyangkalnya sama sekali karena terbukti ia luluh di bawah kendali Sunghoon sekarang.

Entah iblis apa yang telah meracuni otaknya hingga Ningning memilih melakukannya meski ia tahu itu salah. Seharian ini Ningning menghabiskan waktunya bersama Sunghoon. Sepulang dari toko buku tadi Sunghoon mengajak Ningning makan bareng, bermain ke timezone dan berakhir nonton ke bioskop.

Dalam hati kecilnya, Ningning ingin sekali menolak. Ia benar-benar merasa telah mengkhianati Jay tapi seperti kata Sunghoon bahwa selama ini Ningning kesepian dan butuh perhatian itu sangatlah benar. Ningning anak tunggal, kedua orang tuanya jauh, besti terdekatnya— Karina lebih sering menghabiskan waktunya dengan Heeseung dan kekasihnya, Jay selalu sibuk mengurus perusahaan milik orang tuanya.

Hidup Ningning memang sesepi itu dan Sunghoon seolah bisa mengerti semua itu dengan detail. Mungkin jika teman-temannya mengulangi perkataan mereka mengenai Sunghoon pshyco dan semacamnya, sepertinya Ningning akan menyangkal karena bahkan pria itu memperlakukannya dengan sangat hangat dan penuh perhatian.

"Lu beneran gak punya pacar? Kalau sampai pacar lu tau lu jalan sama gue dan pacar lu marah, gue gak mau tau."

Sunghoon tertawa pelan. "Punya. Namanya Ning Yizhuo."

Ningning berdecih pelan. "Gue udah punya pacar."

"Itu cuma status, kenyataannya lu selalu kesepian kan?"

Ningning terdiam, ia malas karena sejak tadi Sunghoon sudah beberapa kali meledeknya.

Sunghoon yang melihat Ningning mengalihkan pandangannya ke jalanan malam itu hanya tersenyum simpul. Sunghoon mengulurkan tangannya dan menggenggam erat satu tangan Ningning.

Ningning sontak menoleh. "Ngapain?"

"Sayang, daripada nganggur."

"Lepasin gak?" Ningning berusaha menarik tangannya, namun genggaman tangan Sunghoon malah semakin erat.

"Munafik dasar."

"Iya tau gue munafik makanya stop perlakuin gue kayak gini, gue bukan pacar lu." decak Ningning.

"Lu pacar gue kalo gaada Jay."

"Kata siapa? Emang gue mau?"

"Emang gue nanya sama lu? Lu bahkan gak bisa bohong kalo tadi lu bahagia selama sama gue."

Ningning menghela napas pasrah, berhadapan dengan Sunghoon memang semenjengkelkan itu. Sunghoon tersenyum puas saat melihat Ningning kicep dan tidak bisa berkata-kata.

Ningning diam dan membiarkan saja Sunghoon menggenggam tangannya, bahkan saat ini pria itu juga memasukkan tangan Ningning ke dalam saku hoodie-nya bersama tangannya.

Sekitar sepuluh menit saling diam, Ningning akhirnya bernapas lega karena mobil Sunghoon sudah berhenti di depan apartemennya. Ningning baru saja akan menarik tangannya, namun langsung di tahan oleh Sunghoon.

Sunghoon mematikan mesin mobilnya dan bergerak menyamping, menatap Ningning dalam jarak yang cukup dekat. "Gak mau bilang makasih sama gue?"

"Iya, makasih."

"Makasih doang?"

Ningning menghela napas pelan. "Ya terus lu maunya apa?"

"Your kiss." senyum Sunghoon.

"Gue gak—"

Ucapan Ningning terpotong saat Sunghoon langsung mengecup bibir gadis itu. "Gue gak suka lu terus munafik kayak gini."

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang