.11.

527 75 10
                                    

"Sayang, bangun."

"Sunghoon."

Sunghoon menghela napas kasar saat Ningning mengoyak tubuhnya dan menarik selimutnya sambil terus memanggil namanya, menyuruhnya bangun.

"Apasih? Ini weekend, masih pagi juga." decak Sunghoon.

"Jay pulang semalam dan barusan dia telvon aku, bilang mau kesini. Please, ayo bangun." ujar Ningning dengan sedikit panik.

Sunghoon tak menggubrisnya sama sekali, pria itu masih memejamkan matanya.

"Sunghoon."

"Duh, bodo amat. Aku masih ngantuk."

"Sunghoon. Please, ini udah jam setengah tujuh. Jay biasanya kesini jam delapanan."

Sambil berdecak kesal, Sunghoon akhirnya bangun.

"Aku tinggal ke bawah ya, kamu cepetan siap-siap." ujar Ningning sambil menangkup kedua pipi pria itu sekilas, kemudian meninggalkannya sendirian di kamar.

Kurang dari setengah jam, Sunghoon akhirnya turun dari kamar Ningning. Dengan langkah kaki malas karena masih ngantuk, pria itu berjalan menghampiri Ningning yang terlihat sibuk di dapurnya.

"Tega banget, aku tuh baru tidur jam tiga pagi, udah di bangunin."

Ningning menoleh dan menghentikan aktifitasnya yang tengah memasak. Ningning mengelus kedua lengan Sunghoon sambil tersenyum kecil. "Sorry ya, aku juga terpaksa bangunin kamu. Setelah ini kamu lanjut tidur di rumah aja."

Sunghoon menghela napas pelan. "Kamu pikir aku bisa nyenyak tidur di rumah? Rumah gak ada bedanya sama neraka gitu."

Ningning terdiam, menatap Sunghoon dengan iba.

"Yaudah deh, aku mau cabut sekarang. Keburu pacar kamu itu datang."

"Gak mau sarapan dulu? Belum jam tujuh, masih ada waktu sebentar."

Sunghoon menggeleng pelan. "Itu sarapan buat Jay, bukan buat aku." ujar Sunghoon malas, raut wajahnya terlihat cemburu.

"Hoon—"

"Yaudah aku pulang, see you next time. Aku bakal temenin kamu lagi kalau Jay udah balik ke London."

Sunghoon menarik tubuh Ningning ke dalam pelukannya dan mendekapnya beberapa saat.

"I'm so sorry, Hoonie." gumam Ningning sambil membalas pelukan Sunghoon.

"Oke, love you, beib."

"Love you too."

Sunghoon mengecup bibir Ningning sekilas, kemudian sambil menggusak puncak kepala Ningning, Sunghoon pun beranjak pergi dari hadapan kekasihnya itu dan Ningning mengantarnya sampai ke depan.

Sunghoon melambaikan tangan sambil tersenyum. "Jangan lupa hubungin aku, sayang. Aku akan selalu nungguin kabar dari kamu."

"Iya. Hati-hati ya, jangan ngebut."

Sunghoon tersenyum sambil mengangguk dan mulai melajukan mobilnya keluar dari area apartemen Ningning.

• • •

Sekitar lima belas menit setelah kepergian Sunghoon, Ningning mendengar bel pintu apartemennya berbunyi. Ningning yang tengah menata makanan di meja makan itu pun segera bergegas untuk membuka pintu.

Seperti dugaannya, itu adalah kekasihnya, Jay Park.

Jay tersenyum lebar sambil merentangkan kedua tangannya. Ningning membalas senyuman itu dan langsung berhamburan ke pelukan Jay.

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang