Ningning yang tengah sibuk merapikan kamar tidurnya sontak menoleh saat mendengar suara bel pintu apartemennya di tekan dari luar.
Ningning segera berlari turun dari lantai atas dan menuju ke arah pintu depan dengan terburu-buru. "Iya, Rin, bentar ini gue ma—" ucapan Ningning seketika terpotong tepat saat pintu itu sudah terbuka lebar.
"Sunghoon?"
Pria itu menatap Ningning dalam diam, seperti biasa ekspresinya selalu datar. "Ayo berangkat."
"Loh, bukannya tadi—"
"Heeseung buru-buru, dia ada kuliah pagi jadi Karina gak bisa jemput lu." sahut Sunghoon.
Ningning ber'oh' pelan. "Eum— tapi gue masih beres-beres nih, gakpapa kan, Hoon?"
Sunghoon mengangguk. "Selesaiin dulu."
"Ya udah ayo masuk."
Sunghoon pun mengekori Ningning masuk ke dalam apartemennya dan mendudukkan dirinya di sofa, sementara Ningning melanjutkan aktifitas bersih-bersihnya yang tadi sempat tertunda.
"Lu mau minum apa, gue ambilin di kulkas."
"Gak usah, gue barusan bawa minum di mobil."
Ningning mengangguk. "Lu hari ini kuliah pagi atau siang?"
"Lagi kosong."
"Serius? Terus kenapa lu harus jemput kesini? Eum— maksud gue, lu kan bisa minta Jake aja yang kesini, dia sekelas sama gue."
Karena gue gak suka lu deket-deket sama cowok lain, termasuk temen gue sendiri.
"Lu lupa kalo Jake molor banget? Lu mau telat atau gimana?"
Ningning tertawa pelan. "Jadi gak enak gue sama lu, Hoon."
Sunghoon berdecak pelan. "Udah buruan, lemot banget lu sumpah."
"Oke-oke, bentar gue ambil tas di kamar dulu."
Sunghoon tersenyum tipis, tanpa sepengetahuan Ningning pastinya. Tatapannya sama sekali tidak lepas dari gadis itu. Jantungnya berdebar. Andai saja Ningning masih jomblo, Sunghoon mungkin akan segera menggebet gadis itu, tidak akan menjadi pecundang seperti dulu.
Tapi gue bahkan bisa ngerebut lu dari Jay, tunggu tanggal mainnya aja.
Ponsel Sunghoon berdering tepat saat ia menyalakan mesin mobilnya, membuat Ningning yang duduk di sampingnya sontak menoleh.
Sunghoon merogoh ponselnya di dalam saku hoodie-nya dan menatap layar ponsel itu sejenak. "Bentar, gue angkat dulu ya." ujar Sunghoon sambil kembali mematikan mesin mobilnya.
Ningning mengangguk.
"Iya?"
"Kapan? Nanti sore? Jam berapa?"
"Eum— iya."
"Oh, tempat yang minggu kemarin?"
"Oke-oke. Lu siapin aja dulu semuanya. Gue masih mau ke kampus ini, entar gue kesana."
"Heem."
Panggilan pun berakhir.
"Siapa, Hoon?" lirik Ningning.
"Biasa kerjaan."
"Lu kalo lagi sibuk gue pesen taksi online aja deh."
Sunghoon menggeleng pelan. "Gak, gue anterin aja. Kerjaan gue masih nanti sore."
"Emang lu mau pemotretan di mana?" tanya Ningning, sesaat setelah mobil Sunghoon melaju di jalanan.
"Di puncak Winangon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Wangice [END]
FanfictionPark Sunghoon punya obsesi yang luar biasa untuk memiliki Ning Yizhuo. Ia tidak peduli bahkan jika harus merebut gadis itu dari tunangannya yang notabene adalah sepupu Sunghoon sendiri, Jay Park. "Lu milik gue. Gue gak akan biarin siapapun milikin l...