.24.

367 61 10
                                    

Sejak semalam, Ningning terus menangis tanpa henti. Kedua matanya sembab dan wajahnya juga terlihat sangat pucat. Ningning tidak tahu lagi hidupnya akan seperti apa setelah kehilangan anaknya nanti, satu-satunya yang membuat hidup Ningning semangat selama ini.

Ningning berjalan beriringan dengan Jay di koridor sebuah rumah sakit ternama. Rumah sakit yang sudah Rose katakan sebelumnya pada Ningning untuk menjadi tempatnya aborsi.

Rose berjalan mendahului sementara Jay dan Ningning mengikutinya di belakang. Terasa hening, tidak ada percakapan sama sekali di antara keluarga ini. Bahkan sedari tadi Jay sibuk dengan ponselnya sendiri, seolah tidak peduli sama sekali pada istrinya.

Rose mengetuk pintu sebuah ruangan yang berada di ujung lorong. Beberapa saat kemudian pintu itu akhirnya terbuka dan menampilkan wajah seorang dokter wanita yang terlihat masih muda.

Dokter cantik bernama Soyeon itu mempersilahkan keluarga itu untuk masuk.

"Ini yang namanya Nyonya Yizhuo, istrinya Tuan Jay Park?"

Jay mengangguk. "Iya, Dok."

"Oke, silahkan berbaring, Nyonya Yizhuo. Saya periksa dulu."

Setelah melakukan pemeriksaan beberapa saat, Ningning mulai merasa deg-degan saat dokter itu menyibak kaos Ningning dan menyuntikkan cairan di perutnya. "Silahkan di buka lebar-lebar kedua kakinya, Nyonya."

Ningning menurut saja walaupun perasaannya sudah campur aduk tidak karuan.

Dokter Soyeon tidak bertanya apapun, sepertinya Rose sudah menjelaskan padanya terlebih dahulu sebelumnya. Dokter Soyeon menyelimuti tubuh bagian bawah Ningning dan melepas celana dalam yang di pakai oleh Ningning lalu membuka kedua selangkangan gadis itu lebar-lebar.

Ningning langsung menjerit kesakitan saat dokter itu tiba-tiba menekan perutnya dengan sangat kuat dan merogoh ruang intimnya secara bersamaan.

"Dokter, sakitt!" teriak Ningning. Air matanya seketika pecah dan sekujur tubuhnya banjir keringat.

"Di tahan ya, Nyonya."

Ningning menjerit, seluruh tubuhnya terasa menegang. Dokter Soyeon memanggil dua asisten wanitanya untuk menahan kedua kaki Ningning yang sudah berontak. 

Ningning meremas pinggiran kasur kuat-kuat. Ia menangis dan berteriak sambil menatap ke arah Jay, seolah meminta bantuan pada suaminya untuk menghentikan ini.

Tapi sekali lagi, pria itu sama sekali tidak peduli. Jay hanya bersidekap sambil menatap ke arah Ningning dengan tidak peduli.

Tubuh Ningning terus menggelinjang kesakitan sambil menjerit tidak karuan dan Dokter Soyeon menekan perut Ningning semakin kuat.

Ya Tuhan, aku tidak ingin menjadi pembunuh buah hatiku sendiri.

Jika memang detik ini anakku sudah tidak bisa tertolong, ambil aku juga, Tuhan.

Ambil aku juga.

"HENTIKAN!!"

Semua manusia yang ada di dalam ruangan itu seketika menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka dari luar.

"Irene?" Rose sontak membulatkan kedua bola matanya, kaget.

"Hentikan ini atau saya akan laporkan kalian semua ke polisi!"

Dokter Soyeon dan dua asisten wanitanya seketika menghentikan aksinya sebelum mereka berhasil mengeluarkan janin di dalam perut Ningning.

"Kamu ini apa-apaan sih, Irene? Aku sudah bayar mahal rumah sakit ini agar bisa merahasiakan aib keluarga Park!"

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang