.12.

612 79 16
                                    

Seumur hidupnya, Sunghoon hampir tidak pernah exited mengikuti acara dinner dan pertemuan dengan keluarga besarnya. Ia tidak akan ikut jika ia tidak benar-benar di paksa oleh orang tuanya. Biasanya Sunghoon akan keluyuran dan memilih tidak pulang saat ada undangan penting keluarganya.

Karena rasanya percuma. Tidak ada hal lain yang ia dapatkan selain di banding-bandingkan dengan anak emas keluarga, Jay Park.

Keluarga utama hanya memiliki dua cucu laki-laki yakni Jay dan Sunghoon karena keduanya sama-sama anak tunggal. Park Junghwan hanya memiliki dua anak laki-laki yakni Park Jaehyun, ayah Jay dan Park Suho, ayah Sunghoon.

Tapi kali ini Sunghoon benar-benar antusias setelah Irene, mamanya mengatakan kalau pertemuan keluarga yang di adakan kakeknya akan membahas pernikahan Jay Park dengan tunangannya, Ning Yizhuo.

"Sesuai yang sudah di bicarakan sebelumnya oleh Jaehyun dan calon besannya, Pak Kai, saya memberitahukan pada kalian semua bahwa pernikahan Jay dengan Yizhuo di majukan dan akan di berlangsungkan pada awal bulan desember tahun ini. Bukan begitu Pak Kai?"

Kim Kai, selaku ayah Ningning mengangguk mantap sambil tersenyum ke arah Junghwan, kakek Jay Park. "Terimakasih Pak Junghwan, saya merasa sangat terhormat karena putri saya, Yizhuo di izinkan menjadi bagian dari keluarga Park."

"Asalkan cucu saya, Jay Park, bahagia dengan pilihannya, saya pasti akan mendukungnya, Pak Kai." ujar Junghwan sambil tertawa. "Apakah kamu sudah bertanya bagaimana pendapat Yizhuo mengenai hal ini, Jay?"

Jay mengangguk. "Sudah, Kek. Yizhuo sudah menyetujuinya."

"Apa ada yang ingin kamu sampaikan mengenai keputusan mendadak ini, Yizhuo?" tanya Rose, mama Jay Park.

Ningning yang sedari tadi menunduk langsung mengangkat wajahnya dengan gugup. Jennie, mama Ningning yang duduk di sebelahnya itu pun mengulurkan tangannya dan mengelus telapak tangan putrinya itu.

"Tidak ada, Tante. Saya menurut saja dengan apapun keputusan Jay. Kalau Jay menyutujuinya, saya juga menyetujuinya."

Ucapan gugup Ningning yang to the point itu membuat dua keluarga itu kompak tertawa.

"Kalian kenapa lucu sekali, hm?" ledek Yeji, nenek Jay.

"Kayaknya Yizhuo ini tipikal wanita yang sangat penurut dengan suaminya ya. Calon menantu Mbak Rose memang the best." sambung Irene.

"Sangat cocok dengan Jay Park yang karismatik." imbuh Suho.

"Jangan terlalu memuji anakku, nanti dia besar kepala." sahut Jaehyun sambil tertawa.

"Setelah Jay nikah nanti, giliran Irene dan Suho yang mencari menantu." seru Rose sambil tersenyum ke arah Irene dan Suho.

"Seharusnya bisa barengan loh, Jay dan Sunghoon usianya hanya terpaut sedikit." imbuh Jaehyun.

Suho berdecak pelan. "Ah, Kak Jaehyun kayak nggak tahu Sunghoon aja. Dia ngurus perusahaan aja berantakan. Andai dia bisa seperti Jay—"

"Jay dan Sunghoon beda." sahut Sunghoon. Setelah sejak tadi ia hanya diam sambil menatap ke arah Ningning, pria dingin itu akhirnya bersuara. "Papa nggak perlu berandai-andai Sunghoon jadi seperti Jay. Sunghoon bahkan bisa lebih dari Jay."

"Lebih apa? Lebih berandal maksudmu?" tatap Suho sambil tertawa.

Sunghoon mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Suho berkata demikian dengan dalih bercanda, seolah perasaan putranya tidak ada artinya sama sekali.

"Aminkan saja, Om. Sunghoon juga pantas mendapat yang setara bahkan lebih baik dari saya. Sunghoon cukup populer kok di kampus, pasti banyak wanita yang diam-diam menyukainya." sahut Jay, 'berpura-pura' membela Sunghoon.

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang