.14.

599 68 26
                                    

Hari hampir gelap saat Ningning berjalan memasuki sebuah restoran dengan view yang cukup indah dan memanjakan mata karena terletak tepat di samping sebuah dermaga.

Seharusnya ia bisa datang lebih awal, namun karena tidak mudah baginya meminta izin pada Sunghoon untuk keluar, Ningning harus bicara baik-baik untuk mengontrol emosi pria itu sebelum pergi tadi.

Ningning naik ke lantai paling atas dan saat melihat seseorang yang mengajaknya janjian, Ningning langsung melambaikan tangannya sambil memanggil nama seseorang itu.

"Sorry ya kalo gue telat." ujar Ningning sambil menarik kursi untuk duduk. "Lu udah lama di sini?"

"Gak kok, masih baru sepuluh menitan."

Ningning mengangguk. "Oh iya, ada apa lu tiba-tiba banget ngajak gue ketemu berdua kayak gini, Win?"

Winter mengusap wajahnya. Ia terdiam sejenak sambil menyandarkan punggungnya, menatap ke arah sahabatnya itu.

Sejak beberapa hari yang lalu Winter sudah kepikiran untuk mengatakan hal ini pada Ningning. Rasanya sangat jahat jika ia membiarkan sahabatnya terjerumus ke dalam masalah yang tidak seharusnya ia lakukan.

"Gue mau tanya soal hubungan lu." ujar Winter, to the point.

Ningning mengerutkan keningnya. "Hubungan gue? Sama Jay?"

Winter menggeleng pelan. "Sama Sunghoon."

"Sunghoon? Hubungan apa yang lu maksud?"

"Lu mau jelasin sendiri atau gue yang harus wawancarai lu?"

Ningning terdiam, menatap Winter bingung. "Gue gak paham maksud lu."

"Sunghoon tinggal di apartemen lu kan?" tatap Winter serius. "Berapa lama lu udah pacaran sama Sunghoon?"

Ningning seketika membungkam, sekujur tubuhnya terasa panas dingin dan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Beberapa detik terdiam, Ningning tiba-tiba tertawa. "Lu ngomong apasih, anjir. Ngelantur banget."

"Gue gak ngelantur."

"Gila aja kalo Sunghoon tinggal di apartemen gue. Ngapain? Nggak masuk akal banget lu. Kalo emang iya bisa di gantung hidup-hidup gue sama Jay."

"Terus apa tadi? Hubungan? Pacaran? Lu pikir gue segila itu mau selingkuh sama sepupu tunangan gue sendiri?"

Winter berdecih pelan. Ningning berkata begitu tegas, seolah tidak terjadi apa-apa padahal raut wajahnya terlihat sangat panik dan gelagapan.

"Perlu bukti? Gue juga tahu kok kalo cewek telanjang yang di posting Sunghoon beberapa hari yang lalu itu lu." ujar Winter santai sambil bersidekap.

"Winter. Lu jangan fitnah gue sembarangan ya!"

Winter tertawa pelan. "Drinking five bottles or kissing five hours?"

Ningning seketika gelagapan. "Lu ngikutin gue hari itu?"

"Gue bahkan udah tau dari awal gue gabung di circle temen-temen lu itu."

"Gue—" Ningning menggeleng pelan, ia terlihat ketakutan. "Gue gak kayak gitu. Lu gak usah nuduh gue sembarangan!"

Baru saja Ningning akan berdiri dari kursinya, Winter langsung mencekalnya.

"Lepasin gue! Lu itu cuma anak kemarin, gak usah bikin fitnah gak jelas kayak gini. Kalau bukan karena Jake, lu gak bakalan masuk di circle pertemanan kita!" tatap Ningning kesal. Napasnya terlihat naik turun.

"Duduk dulu, gak usah pake emosi."

"Gak usah pake emosi lu bilang? Lu udah fitnah gue, gimana gue gak emosi?"

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang