.15.

541 72 16
                                    

Ningning mengerjap pelan saat di tengah ruang kamar yang temaram itu ia melihat ponselnya yang tergelatak di atas nakas menyala dan terdengar ada notifikasi chat.

Sejak bertemu dengan Winter sore tadi, Ningning merasa tidak tenang dan ia sudah berusaha memejamkan matanya, namun terasa sangat sulit. Ningning terus berdoa semoga Winter benar-benar tulus menjaga rahasianya karena hanya dia yang tahu semuanya sekarang.

Ningning sedikit kesulitan untuk meraih ponselnya karena Sunghoon memeluknya dari belakang dengan sangat erat. Karena tubuh Ningning kecil dan tangan Sunghoon lumayan kekar, membuat Ningning hampir tidak bisa bergerak.

Setelah beberapa saat berusaha, Ningning akhirnya berhasil meraih ponselnya. Ningning memicing karena ternyata notifikasi itu dari Jay.

Jay❣️
Sayang, kamu sudah tidur?
Aku lupa bilang sama kamu tadi, maaf.
Besok pagi aku jemput kamu di apart ya, kamu siap-siap. Jam sepuluh kita sudah harus terbang ke Swiss.

Ningning terdiam sejenak, tak lekas membalas pesan itu. Ningning baru ingat kalau besok adalah jadwalnya pergi ke Swiss dengan Jay untuk prewedd dan Ningning sama sekali tidak mengatakan hal ini pada Sunghoon.

Kalau Ningning mengatakannya, sudah pasti pria itu akan marah dan tidak akan mengizinkannya. Sambil menjilat bibirnya pelan, Ningning pun membalas pesan itu.

Ning❣️
Iya.
Tapi kamu nggak usah jemput di apart, jemput di rumah aja soalnya barang-barang yang mau aku bawa ada di rumah semua.

Ningning beralasan demikian karena bisa gawat kalau Jay sampai tahu Sunghoon menginap bahkan tinggal di apartemennya.

Jay❣️
Loh bukannya malam ini kamu tidur di apart?
Mau aku anterin pulang dulu sekarang?

Ning❣️
Gak usah, Jay.
Aku tadi udah bilang sama sopir papa buat jemput besok jam empat pagi. Sekarang aku mau istirahat dulu.

Jay❣️
Yaudah kalo gitu.
Kamu istirahat deh.
Sampai ketemu besok ya, sayang.

Ning❣️
Iya.
Kamu juga istirahat.
Jangan begadang.

Jay❣️
Okay, my baby.

Ningning mematikan ponselnya dan kembali menaruhnya di atas nakas. Sambil menghela napas pelan, Ningning memutar tubuhnya berhadapan dengan Sunghoon.

Ningning mengulurkan satu tangannya dan mengusap pipi Sunghoon yang tengah tertidur lelap itu dengan lembut.

"Aku sayang sama kamu. Semakin kesini, aku semakin yakin kalau aku mencintai kamu, bukan Jay. Tapi aku nggak punya pilihan lain sekarang, aku harus menikah dengan Jay demi keluargaku."

"Maafkan aku, Park Sunghoon."

Air mata Ningning jatuh begitu saja saat menatap wajah seorang pria yang selama ini selalu menjadi pahlawan dalam hidupnya. Pria penuh luka yang tidak memiliki keinginan apapun, selain hanya ingin di cintai balik dan di berikan kasih sayang oleh wanita yang di cintainya.

Sambil menahan isakannya, Ningning pun mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sunghoon dengan lembut.

Aku mencintai kamu, sungguh.

Tapi maaf, aku harus pergi.

• • •

Hari ini adalah hari ketiga Jay dan Ningning berada di Swiss. Dua hari ini tujuan utama mereka yakni untuk preweed sudah selesai dan rencananya mereka akan berada di sini sampai lima hari ke depan karena seperti yang sudah keduanya rencanakan sebelumnya kalau mereka akan liburan terlebih dahulu sebelum pulang.

Obsession || Wangice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang