Dulu Ningning selalu berangan-angan kalau Jay Park adalah seorang pria yang baik. Ketampanan wajahnya yang bak malaikat itu seolah memberikan kesan bahwa pria itu tidak akan pernah menyakitinya dan hari di mana ia menikah dengan Jay adalah hari yang paling ia tunggu-tunggu sejak dulu.
Ningning sama sekali tidak pernah menyangka bahwa pernikahan yang dulu sangat ia dambakan ternyata seperti di neraka.
Hampir satu bulan berlalu Ningning menahan diri mati-matian berada di rumah keluarga Jay. Sejujurnya ingin sekali wanita itu kabur atau sekedar mengadu pada orang tuanya, namun semua itu Ningning urungkan saat mengingat keselamatan Sunghoon.
Tuhan, biarlah di sini aku yang menanggung semuanya. Tolong jaga ayah dari anakku agar tetap baik-baik saja.
Aku membutuhkannya, Tuhan.
Aku masih sangat membutuhkannya.
Ningning mendesis pelan saat luka di tangannya terkena cipratan air. Ningning menurunkan lengan kaosnya dan kembali melanjutkan mencuci piring meskipun kedua telapak tangannya juga terasa sangat perih.
Jangan tanya Ningning kenapa karena hari-harinya bersama Jay selalu pria itu habiskan untuk menyiksanya. Jay menamparnya, menendangnya, menyundutnya dengan rokok, menguncinya di dalam kamar mandi dan terakhir kemarin Jay melempar setrikaan panas dan mengenai tangan Ningning hanya karena Ningning tidak sengaja merobekkan saku kemeja kesayangannya.
Entah sampai kapan Ningning bisa bertahan di dalam rumah yang seperti neraka ini. Semua manusia di sini bahkan sudah tahu bagaimana Jay memperlakukannya, namun mereka semua membisu dan seolah tidak mau tahu.
"Non, kalau tangannya sakit, biar Bu Hana saja yang membawakan masakan ini ke meja makan."
Ningning menggeleng. "Gakpapa, di meja makan sudah ada mama, Bu. Ningning nggak enak."
Bu Hana, pembantu di keluarga Jay itu hanya menatap Ningning dengan iba. Ada sedikit perasaan geram di dalam hatinya. Entah kenapa tuannya, Jay Park yang sekarang seperti bukan Jay Park yang dulu sangat baik hati.
"Apa itu?"
Rose melirik tidak suka saat menantunya itu membawa sebuah mangkuk bening dari dapur dan menaruhnya di atas meja makan.
"Anu, Ma. Ini tumis tauge."
Rose berdecak. "Siapa yang nyuruh kamu masak itu, hah?"
"Gak ada, Ma. Tapi dulu Ningning sering kok masakin ini buat Jay waktu kita masih pacaran."
Rose mendorong mangkuk yang baru Ningning taruh itu menjauh dan menyeret piring berisi daging sapi panggang mendekat ke arahnya dan Jay.
"Anakku bukan hewan. Kalau kamu tidak bisa masak makanan yang enak, mending gak usah masak. Buang-buang bahan di kulkas aja."
Ningning menunduk, kedua matanya terasa sangat panas.
"Makan daging panggang buatan Mama aja ini, Jay. Biar gak penyakitan kamu di kasih makanan begituan mulu."
Jay yang sedari tadi diam sambil bermain ponsel itu hanya mengangguk pelan.
"Kamu ngapain masih berdiri di situ? Makan di belakang sana sama Bu Hana."
Ningning mengangguk sambil menyeka satu butir air mata yang jatuh begitu saja di pipinya. "Iya, Ma."
"Heh, tunggu!"
Ningning kembali menoleh. "Kenapa, Ma?"
"Jay bilang katanya kamu mau pergi ke kampus hari ini."
"Iya, Ma. Ningning mau ikut sidang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Wangice [END]
FanfictionPark Sunghoon punya obsesi yang luar biasa untuk memiliki Ning Yizhuo. Ia tidak peduli bahkan jika harus merebut gadis itu dari tunangannya yang notabene adalah sepupu Sunghoon sendiri, Jay Park. "Lu milik gue. Gue gak akan biarin siapapun milikin l...