part. 6

397 52 2
                                    

_
_
_

Yoongi yang tak bisa melihat tidak tau bahaya apa yang mengancam nya, tak berfikir jika terus melangkah maju maka dia akan benar-benar menyusul appanya.

Jimin menarik Yoongi tepat saat ketika Yoongi mengayunkan langkah
terakhir nya melewati pembatas gedung.

keputusan terakhir Jimin setelah pergulatan panjang dengan hatinya.

Yoongi kakaknya yang mungkin juga adalah satu-satunya keluarga yang
tersisa.

tegang dan ketakutan,wajah Yoongi berubah pucat pasi, nafasnya terengah-engah, hampir saja dia jatuh dari gedung itu.

"apa kau ingin menyusul appa mu ?" teriak Jimin.

Yoongi masih sangat ketakutan.

"kenapa kamu gak bilang kalau pinggir itu tak ada pembatasnya" balas Yoongi.

"mau sampai kapan hidup mu akan bergantung pada orang lain" jawab Jimin.

"Manager Park Jimin !!!"
bentak Yoongi.

tak menyangka kalau pegawai perusahaan nya itu berkata dengan sangat lancang padanya.

"apa ada yang salah dengan yang ku katakan ?. Direktur mengatakan mata mu bisa
di obati, tapi kamu yang tak mau mencobanya"jawab Jimin tajam.

"apa karna appa ku terlalu mempercayai mu, sehingga kamu merasa bisa melewati
batas mu Manager Park ?.
Hari ini adalah hari terkahir mu bekerja. Anda di pecat Manager Park Jimin" Tegas Yoongi"

"Lalu apa kamu sanggub mengurusi semua ini ?" jawab Jimin

Jimin membantu Yoongi berdiri dan merangkul bahu nya.

"pertama, yang bisa memecat ku hanya direktur Min. Kedua, Hotel ini butuh aku dan ketiga, anda juga
membutuhkan ku untuk kembali ke kamar"

Yoongi tak bisa menjawab Jimin, kondisinya yang buta membuatnya tak berdaya. akhirnya terpaksa harus tetap memegang erat lengan
Jimin untuk menuntun nya kembali ke kamar.

ada rasa ketakutan dan bingung di hati Yoongi, kesan nya pada Manager Jimin langsung berubah,
seperti orang jahat dan menakutkan.

"apa juga seperti ini kamu memperlakukan appa ku ?" tanya Yoongi pada Jimin yang menuntun nya berjalan menuju lift.

Mulut Jimin diam, tapi hati nya tak dapat di kontrol untuk tidak menjawab
pertanyaan itu.

"appa mu memperlakukan ku dengan lebih kejam" jawab Jimin dalam hati.

Sampai di kamar dan menduduk kan Yoongi di sofa.

"panggilkan pengawal ku" perintah Yoongi.

Jimin menguhubungi receptionis dan meminta Jungkook untuk datang

Jungkook datang menemui mereka di kamar Tuan muda Min Yoongi.

Jimin memberi perintah pada Jungkook.

"mulai sekarang tugas mu adalah selalu standby menjaga dan membantu
Tuan muda Min Yoongi."

Lalu Jimin berbicara pada Yoongi.

"minta pengawal anda untuk mengkoordinasikan apa pun yang anda butuh kan dengan pegawai kami."

"saya permisi" ucap Jimin sambil membungkuk memberi hormat sebelum meninggal kan ruangan

Yoongi terdiam dan rasa ketakutan karna kejadian diatas gedung tadi yang masih belum hilang, dan juga sikap aneh manager Hotel yang baru dia kenal itu.

Kecurigaan nya pun makin besar bahwa pasti ada sesuatu dibalik meninggal appa nya.

"apa anda baik-baik saja" Jungkook menghampiri Yoongi karna melihat
Tuan Muda itu sangat gelisah dan wajahnya pucat

Yoongi menepis saat Jungkook menyentuh nya. karna memang Yoongi selalu waspada ketika di
sentuh orang yang tak dikenalnya.

Jungkook mengambilkan Yoongi sebotol air mineral agar dia lebih tenang.

"saya Joen Jungkook, saya sangat senang ditugaskan menjaga anda" ucap Jungkook

"saya akan menjaga anda sebaik-baiknya sebagai wujud terima kasih saya pada Direktur Min yang
sudah sangat baik pada keluarga saya, bahkan menyekolahkan saya"

"kamu siapa ?" tanya Yoongi

"kedua orang tua saya sudah bekerja pada Direktur Min selama bertahun-tahun. Appa anda adalah seperti malaikat bagi kami" jelas Jungkook

"apa kamu percaya Direktur Min meninggal karna bunuh diri ?" Selidik Yoongi.

Jungkook terdiam, tak berani memberi jawaban atas pertanyaan itu. Karna Jungkook yang sangat mengagumi direktur Min itu juga merasa tak percaya
kalau Direktur Min bunuh diri, tapi juga tak berani berpendapat lain selain
dari hasil otopsi.

tak lama 3 orang BG Yoongi datang.

Yoongi menyuruh Jungkook
meninggalkan mereka dan
berkoordinasi dengan para
pengawalnya

"Cek semua CCTV malam appa jatuh dari atas gedung. Cari tau semua kegiatan nya hari itu"

"Jangan sampai om Namjoon dan Manager Park Jimin mengetahui rencana ku kesini untuk menyelidiki
kematian appa"

"dan satu lagi, selidiki latar belakang dan semua tentang GM Park Jimin" perintah Yoongi pada para pengawal
kepercayaan nya.

Jimin mendapat telephone dari receptionis, karna ada seorang tamu VVIP yang bersikeras ingin General
Mananger sendiri yang harus mengantarnya ke kamar.

Jimin sampai di lobby. Dan benar saja, yang sedang reservasi kamar VVIP itu ternyata bukan lah tamu biasa.

Kim Taehyung tersenyum manis melihat Jimin berjalan ke arah nya.

"apa kabar Manager Park Jimin" sapa Taehyung sambil menunduk hormat.

Jimin juga menunduk hormat pada tamu itu. wajahnya datar seolah dia
tak mengenal Kim Taehyung.

"Ya saya Manager Park, apa yang bisa saya bantu" Jawab Jimin

"Bisakah anda yang mengantar saya ke kamar ?" ucap Taehyung dengan
sangat sopan.

"Tentu saja."

"Silahkan" Jawab Jimin, tetap dengan wajah datar dan bersikap profesional.
Mengantar Taehyung menuju kamar yang akan ditempati nya.

Sampai dikamar Jimin meletak kan koper milik si tamu, lalu bertingkah seperti pelayan hotel lain nya

"selamat beristirahat" Jimin mengakhiri ucapannya dan lalu menunduk untuk
meninggalkan kamar.

Taehyung mencegat tangan Jimin.

"Jimina, aku minta maaf" ucap Taehyung sambil menatap memelas pada Jimin.

Jimin menarik tangannya dari pengangan Taehyung.

"Maaf, saya tak mengerti maksud anda" Jawab Jimin yang tetap memasang
wajah datar dan dingin.

"hati ku sakit melihat mu pura-pura tak mengenal ku begini. Maafkan aku Jimina"

"aku akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan ku".  Ucap Tae
sambil terus menatap Jimin dengan mata yang berkaca - kaca.

Mereka bertatapan,sebelum akhirnya Jimin kembali membungkuk memberi
hormat pada Taehyung

"saya permisi" ucap Jimin dan langsung pergi mengabaikan semua ucapan
Taehyung


- to be continued -

Blind Suspicion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang