part.18

302 54 2
                                    

_
_
_

Jimin berusaha menahan diri dan tak
mengejar Yoongi, membiarkan Yoongi
pergi, tak ingin mengganggu nya lagi.

Yoongi merebahkan tubuhnya di sofa dikamar nya, kembali kerumah
ternyaman nya selama ini. tapi tidak begitu dengan hatinya saat ini.

Emosi dan kecewa, fikiran tentang Jimin membuat hatinya tidak tenang.
bagaimana jika Jimin lah penyebab kematian appa nya, sedangkan hatinya
tetap bersikeras mengiginkan bahwa Jimin adalah orang baik.

Pertama kalinya dalam hidup Yoongi hatinya tersentuh pada seseorang.
Yoongi hampir tak mengerti dengan dirinya sendiri, kenapa bisa sekecewa ini.

Suasana rumah terasa sepi, tak ada lagi Jungkook yang menunggu Jimin saat pulang, tak ada lagi beberapa orang pelayan dan pengawal Yoongi, dan tak
ada lagi Yoongi.

"Mungkin yang paling baik adalah menguras uang sebanyak-banyak nya dari perusahaan dan pergi keluar negri, menghilang untuk selamanya"

"Apalagi yang harus ku perjuangkan, tak ada artinya semua itu. Pengakuan sebagai anak kandung ?,. Hmmm, dia
tak pernah menganggab ku anak dan kenyaataan dia telah membuang ku juga tak akan berubah"

"atau Yoongi ?. Akankah dia akan menerima ku sebagai adiknya. anak haram yang tak pernah di ingin kan
appa nya ?. Yoongi pasti akan lebih hancur dengan kenyataan itu."

"Perusahaan ??. Kenapa aku harus bertanggung jawab pada perusahaan. Aku bukan bagian dari keluarga Min, mereka tak pernah menganggab ku ada. Biar saja hancur, bukan urusan ku."

Monolog panjang dan tak ada habisnya, hati Jimin terlalu berisik.

Jimin keluar kamar, berniat ingin minum. Tapi langkah nya terhenti melihat pintu
kamar Yoongi.

Memasuki kamar bekas Yoongi, duduk di sofa disamping Yoongi dan memandangi wajah Yoongi seperti biasa. Seolah nyata
ada Yoongi dengan wajah datarnya. Wajah yang lembut tapi selalu terlihat
kosong dan kesepian.

"Hidup seperti apa yang dia jalani selama ini dan kedepannya, siapa yang akan melindunginya, Bisakah dia melanjutkan mengurus perusahaan,
Siapakah yang akan membelanya jika aku pergi"

"akan lebih mudah jika dia bukanlah saudara ku, jadi aku tak perlu memikirkan nya seperti sekarang ini. Ini sangat menjengkelkan"
Batin Jimin terus berdebat dan membuatnya lelah, dadanya terasa sesak bahkan ingin menangis.

Yoongi berusaha memejam kan mata, matanya tidur tapi hati dan fikirannya
tidak. Apa yang harus di lakukan, harus mulai dari mana, harus mempercayai
siapa. Fikiran Yoongi di penuhi oleh pertanyaan- pertanyaan seperti itu.

Untuk kesekian kalinya, kembali bangun dan kacau. Wajah Jimin yang sesaat
dia lihat terus muncul di ingatannya. Sangat mengganggu, sama menggangunya seperti wajah K8 yang selalu tersenyum dan sering muncul di ingatannya.

Kesepian sejak dilahirkan, tak bisa mengekpresi kan rasa senang dan bahagia, yang Yoongi tau hanya
sedih dan kehilangan.

Jarang berinteraksi dengan orang lain selain pelayan dan pengawal. Disekap bersama K8 adalah interasi
pertamanya dengan orang lain selain lingkungannya, Lalu bersama Jimin yang selalu mendesaknya.

"Harus kah begini terus, lalu bagaimana dengan appa dan perusahaan, aku
harus keluar dari zona nyaman ini, aku harus melihat dunia seperti kata Jimin. Setidaknya aku hari melihat siapa Jimin yang sebenarnya" Bisik Yoongi.
Yoongi meraih ponsel nya dan menelpon seseorang.

"Hyeong"

"Yoongi ?"
"Aku melihat berita tentang appa mu. Berulang kali menelphone mu, tapi pengawal mu bilang kamu tak ingin bicara dengan siapapun"

"Hyeong dimana ?" tanya Yoongi

"Aku baru menyelesaikan S3 ku di luar negri. Mungkin baru minggu depan balik ke Korea" Jawab Seokjin.

"apa hyeong bisa pulang lebih cepat ?" jawab Yoongi.

"Ada apa ?, apa kamu ada masalah ?"

Tak ada Jawaban dari Yoongi, seperti biasa dia hanya akan diam saja dan tak pernah bicara lebih banyak dari ini sebelum nya.

"Yoongiaaa.." panggil Seokjin karna tak ada suara dari Yoongi.
"Akan ku usahakan balik 2 hari lagi" lanjut Jin.

Kim Seokjin sangat memahami Yoongi, dia tak akan menelphone jika tak ada sesuatu yang penting dam serius.

Kim Seokjin Adalah orang yang sangat dekat dengan Yoongi. Jin diminta langsung oleh direktur Min untuk mendampingi Yoongi belajar Home schooling sejak setelah Yoongi diculik.

Pada saat itu Jin adalah mahasiswa yang paling pintar dikampus salah satu Universitas di bawah naungan Min Corporate.

Yoongi sudah seperti adik bagi Jin, walaupun selama bersama, Yoongi lebih banyak diam dan jarang merespon nya.

Jin mempercepat semua urusan nya dan segera pulang ke Korea. Karna apa pun yang diminta oleh Direktur Min dan keluarga nya, itu artinya adalah perintah.

Terharu dan senang melihat Yoongi yang sudah bisa melihat. Jin tak dapat menahan air matanya.
Sudah melihat Yoongi sejak umur 13th, saat dia sakit dan kacau. Akhirnya doa Jin selama ini terkabul, Yoongi sembuh dan bisa melihat lagi.

"Bantu aku di perusahaan, mereka pasti meragukan kemampuan ku"

"Selain itu aku juga ingin tau ada apa di balik kematian appa, rasanya tidak mungkin appa akan dengan mudah memutuskan untuk bunuh diri, pasti ada sesuatu" jelas Yoongi.

"Tentu saja aku akan mendampingi mu, appa mu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup ku. Sebelum mendapat kabar meninggal nya appa mu, dia berulang kali menghubungi ku, meminta ku bergabung dengan perusahaan, tapi saat itu pendidikan ku belum selesai." jawab Seokjin.

"Kurang dari 2 bulan lagi adalah upacara 100 hari meninggalnya appa, setelah itu akan di adakan rapat pemegang saham.Aku akan datang saat rapat itu, kita harus punya persiapan yang matang" jelas Yoongi.

"Hyeong harus bergerilya melobi para pemegang saham besar untuk membuat suara lebih banyak mendukung kita"

"Sekarang belum ada yang tau aku sudah bisa melihat, itu akan membuat mereka lengah dan tidak menganggap ku sebagai ancaman yang berat."

"Tapi kita harus ke hotel untuk mengakses data dan file direktur Min, tanpa itu kita tak akan tau siapa saja yang loyal pada appa mu" jawab Jin

"Malam sebelum meninggal appa menelpon ku, dia berpesan jangan percaya apa pun kecuali apa yang appa katakan, dan dia bilang semua kebenaran nya tersimpan rapi diruang kerja appa. Dari kecil yang ku tau yang dimaksud appa ruang kerja adalah yang di rumah. Itu artinya appa tidak menyimpan file pribadi nya di kantor" jawab Yoongi.

- to be continued -



Blind Suspicion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang