part 39

309 60 4
                                    

_
_
_

Walaupun sudah memprediksi Yoongi akan menghadapi ini, tapi tak menyangka akan setelak ini. "Entah kubu Namjoon ataupun Park Jiwoon, mereka semua menakutkan" Batin Jimin.

Setelah mandi pagi Yoongi merenung di depan kaca kamar mandi nya. Menghela nafas dalam karna hari ini
dan kedepannya pasti akan lebih berat.

Jimin menyusul ke kamar mandi, "Semangat ya, pasti ada cara menyelesaikan nya" bisik Jimin. Memeluk Yoongi memberi kekuatan.

"Terima kasih karna kamu bersama ku saat seperti ini" Jawab Yoongi

"Takdir mengatur ku untuk selalu di dekat mu diwaktu waktu yang sulit".

"itu yang membuat ku takut" Jawab Yoongi

"Dari semua takdir hidup ku. Hanya mengenal mu, ada di dekat mu lah yang tak ku sesali. Kenapa kamu
takut ?" Tanya Jimin.

K8 bersama ku saat paling sulit dan menakutkan, lalu dia pergi. Aku takut kamu juga akan meninggalkan ku" Jawab Yoongi.

Jimin tercekat, tak ada jawaban yang bisa dia katakan. "udah siang, ayo berangkat" lanjut Jimin

Yoongi dan Seokjin sibuk dengan berkas-berkas yang harus mereka siapkan untuk laporan audit, berusaha mengumpulkan data kinerja mereka agar tidak dianggab gagal mengelola perusahaan.

"Hyeong, apa mungkin kebakaran itu di sengaja agar kita tidak punya
waktu melaporankan temuan kita tentang kematian appa ku."

"Itu sudah pasti, tapi kita tak punya waktu mengusut penyebab kebakaran itu. Tujuan mereka hanya untuk
mengacaukan konsentrasi kita"

"Di bawah kepemimpinan mu, Nilai saham perusahaan terus naik. Sebaiknya waktu 1 minggu ini kita gunakan untuk menyelesaikan gugatan, Pakai dana cadangan bila perlu"

Setidaknya kita hanya bermasalah di anggaran, tapi dalam stabilitas
perusahaan tidak bisa di sebut gagal"

"Dan jika gagal pun, kamu masih tetap pemegang saham. Harus persiapkan mental mu untuk
kemungkinan terburuk"

"Satu-saru nya yang mampu ku lakukan hanyalah membuat appa kecewa, dan selalu begitu"

"Melihat mu bangkit dan bersemangat seperti ini saja pasti direktur sangat bangga. Tidak selamanya kebanggaan orang tua itu tentang pencapaian tertinggi anak nya."

Selain menyelamatkan perusahaan, Menjaga mental mu adalah yang
terpenting. Tugas kita sekarang hanya lakukan yang terbaik, parkara hasilnya kita fikirkan nanti" ungkap Seokjin.

"Jimina, peluk aku. Kalaupun aku gagal hari ini, setidaknya aku memiliki mu". Ucap Yoongi sambil
merentangkan tangannya

Hari audit akhirnya tiba. Yoongi akan di adili di depan seluruh pemegang
saham hari ini.

"Sejak kapan kamu jadi semanja ini" Jimin tertawa sambil memeluk Yoongi.

"Jangan khawatir, kamu sudah melakulan yang terbaik sejauh ini. Aku adalah orang yang gak akan membiarkan kamu gagal.
Semangat ya". ucap Jimin memeluk Yoongi.

Perdebatan sengit, adu data dan adu urat syaraf. Kubu Namjoon dan kubu Park Jiwoon sama-sama menyerang dan menjatuh kan Yoongi.

Data yang di jelaskan Yoongi tak dilihat, bahkan tak di dengar. fokus mereka hanya mengatakan Yoongi gagal

Keputusanya Yoongi dianggab gagal dalam masa percobaan. Di turunkan
dari posisi Direktur dan harus melelang 30% sahamnya.

"Ternyata jadi se hancur ini, aku mengacau kan semuanya. Maafkan aku appa" Batin Yoongi

Seokjin hanya bisa menepuk-nepuk pundak Yoongi memberi dukungan,
dan tak sanggup untuk mengatakan apapun.

"Kenapa aku gak liat Jimin di ruang rapat tadi, Dan di Hotelpun dia gak ada." Yang Yoongi butuhkan saat ini adalah pelukan Jimin.

Jungkook mengetuk pintu, izin ingin berbicara dengan Direktur.

"ada apa ?"

Jungkook menyerahkan sebuah map pada Yoongi.
"Ini adalah petisi yang di tandatangani oleh sebagian besar karyawan. Kami setuju gaji bulan ini ditunda sampai keuangan perusahaan kembali normal, asalkan proyek tetap dilanjutkan"

Yoongi menghela nafas berat. Baru menyadari seluruh karyawan bergantung pada nya, sedangkan Yoongi baru saja di turunkan dari posisinya sebagai direktur.

"Kami sedang mengusahaknnya,sampaikan terima kasih Direktur
pada yang lain". Jin membantu Yoongi menjawab Jungkook.

Setelah Jungkook keluar, Yoongi dan Seokjin hanya saling tatapan. Tidak tau harus bagaimana sekarang.

"Kita ke restoran aja, ayo makan siang dulu" ajak Seokjin agar fikiran Yoongi lebih tenang

Jin akhirnya pergi sendiri setelah Yoongi menolaknya

Yoongi merebahkan tubuhnya di kursi, putus asa dan bingung.

"Kamu dimana ?" Yoongi menelpon Jimin

"Gimana hasilnya ?" tanya Jimin. walaupun sebenarnya Jimin sudah tau hasilnya.

Yoongi sedikit menceritakan apa yang terjadi di ruang.rapat tadi.

"Kamu gak bisa kesini ya ?, aku mau ketemu kamu sekarang" rengek Yoongi.

"Gak bisa, aku sedang bersama tamu. Kumatikan dulu" Jawab Jimin dan langsung mematikan sambungan telepon itu.

Yoongi memahami kalau Jimim sedang bekerja, harus menahan diri walaupun saat ini yang paling ia butuhkan adalah pelukan Jimin.

Tak lama Seokjin datang membawakan makanan untuk Yoongi. "Tadi di restoran aku bertemu Jimin,
dia sedang bersama Kim Taehyung"Jelas Jin

"Kim Taehyung ?.Sepertinya tadi Kim Taehyung juga tidak hadir di rapat pemegang saham kan ?" Selidik Yoongi

"Ya, aku tak melihatnya tadi" Jawab Seokjin yang tetap fokus pada makanannya

Jimin sedang makan siang di
restoran bersama Taehyung. Hp nya kembali berdering, panggilan dari sekretarisnya yang mengatakan Park Jiwoon dan Hoseok sedang menunggunya di office.

Jiwoon langsung berdiri dan hendak memeluk Jimin begitu Jimin masuk ruangan. Tapi Jimin menghindarinya

"Ada apa kalian mencari ku ?" tanya Jimin datar.

Jiwoon menangis terisak, karna lebih dari seminggu semenjak tau kebenarannya dia berusaha bertemu Jimin, tapi Jimin selalu menolaknya.

"Jiminie, eoma bisa menjelaskan nya"

"EOMA ???. Apa maksud anda ?," jawab Jimin ketus

Hati Jiwoon benar-benar hancur melihat sikap Defensive dan penolakan Jimin.

"Jimina, kasih kesempatan eoma menjelaskan dulu" Sela Hoseok yang mulai kesal melihat respon Jimin.

"Apa yang perlu Eoma mu jelaskan pada ku?. Jika itu tentang pekerjaan akan ku dengarkan" Jawab Jimin sengit.

"Kenapa dia bersama Taehyung" batin Yoongi. Berusaha percaya, tapi tetap kecewa

- to be continued -

Blind Suspicion || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang