Prolog

20.1K 743 9
                                    

Vote dulu sebelum membaca

Terima kasih

Happy reading

∘₊✧───────────────────────✧₊

Leo. Itulah namanya. Seorang anak berusia 5 tahun tinggal bersama seorang kakek disebuah rumah yang tak layak dihuni. Kesehariannya hanyalah berkeliling jualan kue demi kebutuhan makan sehari-hari.

Seorang anak yang hidup tanpa kasih sayang dari orang tua. Walaupun demikian, ia masih memiliki orang yang amat menyayanginya. Ia tinggal bersama kakek tua sejak ia lahir, bahkan ia saja tidak tau bagaimana rasanya hidup bersama kedua orang tua.

Walaupun hidup serba kekurangan, anak itu tidak pernah mengeluh ataupun menyesal sama sekali. Sang kakek sangat bersyukur karena anak itu sama sekali tidak menyesal hidup bersama dengannya yang serba kekurangan.

"Om, mau beli kue tidak?" tawar anak manis itu pada sosok pria berjas hitam yang tengah menunggu bus.

Pria itu sontak menoleh kearah sosok anak yang menawarkan kue padanya. Manis dan menggemaskan. Itulah yang dipikirkan oleh pria itu saat melihat Leo pertama kalinya.

"Adek jualan kue? Om mau dong," balas pria itu dengan senyum ramah.

( cr: pin )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( cr: pin )

"Ini kuenya om, harganya murah kok seribu aja." jawab Leo dengan senyum lebar.

"Wah, kelihatannya enak-enak semua ya. Saya mau beli semuanya deh." ucap pria itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang sebesar seratus ribu rupiah dari sakunya.

Mata Leo membulat sempurna, "O-om.. itu uangnya terlalu banyak loh," ucap anak itu dengan polos. Ia tidak bisa menerima uang sebesar itu.

"Saya borong semua kuenya dan ambil uang ini, nak." ujar pria itu memberikan uangnya kepada anak itu.

Leo melongo sesaat kemudian ia pun langsung membungkus kue-kuenya lalu ia berikan pada pria itu.

"Ini om kuenya," ucap Leo sembari menyodorkan kantong plastik berisi kue kepada pria itu.

"Terima kasih ya, dek." balas pria itu. Ia beranjak dari duduknya dan segera masuk ke dalam bus.

Leo tersenyum lebar karena kuenya sudah habis terjual. Penghasilannya hari ini akan ia berikan pada sang kakek.

Langkah kaki menelusuri jalan raya dengan nyanyian kecil mengiringi suara langkah kakinya yang mungil. Beberapa orang yang lewat menatapnya dengan gemas, ada juga yang menyapa anak itu dengan ramah.

Setibanya ia dirumah, ia melihat sang kakek tengah duduk sambil menyeduh kopi hangat. Anak itu menghampiri sang kakek dengan langkah kecil.

"Kakek, ini uang hasil jualan kue hari ini." ucap Leo memberikan beberapa lembar uang pada kakek itu.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang