𐙚⋆ 23

3.7K 219 2
                                    

Langsung baca aja
Jangan lupa klik ⭐ makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Malam ini hujan turun begitu deras. Dari sore hingga menjelang malam hujan belum juga reda membuat Hesa dan Leo terpaksa menunggu di teras mansion keluarga PRADIPTA.

Sudah satu jam mereka menunggu diluar dan suasana juga semakin dingin. Hesa memeluk erat cucunya agar tidak kedinginan karena cucunya memakai baju kaos yang agak tipis.

"K-kakek.. hujannya belum berhenti ya?" tanya Leo pelan tapi masih bisa di dengar Hesa.

"Iya mungkin sebentar lagi hujannya akan reda," jawab Hesa mengeratkan pelukannya.

"Kakek.. Leo laper.." lirih anak itu memegangi perutnya yang berbunyi karena lapar.

Hesa merogoh saku jaketnya mengambil setengah roti yang ia simpan di jaketnya untuk cucunya makan. Ia memberikan setengah roti itu pada cucunya.

"Ini kakek ada simpan setengah roti buat kamu, ayo dimakan." ucap Hesa menyodorkan setengah roti itu pada Leo.

Leo menerimanya lalu memakan roti itu dengan lahap. "Kakek ndak mau roti?" anak itu bertanya kepada kakeknya yang menggelengkan kepalanya.

"Kakek masih kenyang, Leo. Kamu habiskan saja rotinya biar perut kamu gak bunyi lagi," ujar Hesa langsung diangguki anak itu.

Ceklek!

Pintu utama mansion PRADIPTA dibuka oleh seorang wanita paruh baya. Wanita itu melihat ke arah dua sosok yang tengah duduk sambil menunggu hujan reda. Wanita itu menghampiri kedua orang itu.

"Pak?" panggil wanita itu.

Mendengar suara seorang wanita Hesa memalingkan wajahnya ke arah wanita itu. Dia adalah Monika-majikannya. Sontak pria tua itu langsung berdiri memberi hormat pada majikannya.

"Bapak ngapain disini? Nunggu hujan reda?" tanya Monika. Hesa mengangguk pelan.

"Iya, tadinya saya mau pulang awal ehh hujannya malah turun, nyonya." jawab Hesa diakhiri dengan kekehan kecil.

Monika mengangguk pelan. Sorot matanya tertuju pada seorang anak kecil yang berada dalam gendongan pria itu.

"Itu siapa pak?" tanyanya sambil menunjuk ke arah anak yang digendong Hesa.

Hesa mengikuti arah yang dituju majikannya. "Ohh ini cucu saya nyonya," jawab pria itu mengubah posisi gendongannya.

"Kayaknya dia kedinginan pak.. ayo masuk kedalam," ajak wanita itu.

"Ehh gausah, nyonya. Saya sama cucu saya disini aja lagian hujannya akan berhenti sebentar-"

"Udah, ayo pak masuk. Kasian cucunya menggigil menahan dingin itu," sanggah Monika. Akhirnya, Hesa mengangguk lalu mengikuti langkah kaki majikannya masuk ke dalam mansion.

Di dalam mansion, Monika menyuruh Hesa untuk duduk di sofa. Pria itu menurut saja lalu ia pun mendudukkan tubuhnya di sofa empuk ruang tamu.

Monika menyuruh pelayannya untuk membuatkan teh hangat serta membawa beberapa biskuit untuk Hesa dan juga cucunya. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan yang disuruh Monika akhirnya datang dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat dan juga biskuit.

"Silahkan diminum pak," ucap wanita itu.

"Ahh, terima kasih nyonya." Hesa meminum teh hangatnya.

"Nanti kalo hujannya sudah reda saya suruh sopir buat anterin bapak ya? Nanti saya bilang ke sopirnya buat anterin bapak pulang kerumah," ujar wanita itu. Awalnya, Hesa ingin menolak tapi tatapan majikannya itu membuatnya mau tidak mau harus menurut saja.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang