𐙚⋆ 17

4.7K 243 1
                                    

Sebelum baca harap vote dulu, ok?
Makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Pukul 3 dini hari Ares dan Arkan baru saja tiba dirumah. Mereka masuk kedalam dengan mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh orangtuanya ataupun pelayan rumah itu. Baru saja mereka melangkah masuk tiba-tiba saja mereka mendengar suara seseorang yang sedang menuruni tangga sontak membuat keduanya perlahan keringat dingin lalu mempercepat langkahnya menuju kearah toilet yang tak jauh dari mereka.

"Ini semua salah lu!" seru Arkan dengan nada pelan.

"Kok gua?!" balas Ares tak terima disalahkan. Arkan memutar bola mata malas.

"Pokoknya salah lu! Sebab, gara-gara lu singgah ke bar kita pulangnya jam segini kalo mama dan papa tau gimana?!"

"Tenang aja kita kan nyamar jadi satpam gerbang," balas Ares dengan santai membuat Arkan lagi-lagi memutar bola mata malas.

Setelah dirasanya tidak ada suara lagi, Ares terlebih dulu keluar dari toilet itu. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya keluar dari toilet lalu memanggil adiknya untuk keluar dari sana.

"Kalian siapa?"

Suara itu membuat kedua orang itu tersentak lalu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya mereka saat melihat sang mama berdiri tepat di belakangnya.

"K-kami satpam b-baru, nyonya." ucap Ares sedikit gugup takut ketahuan oleh Monika.

Wanita itu mengerutkan dahinya. "Saya tidak pernah melihat kalian, apakah kalian baru disini?" tanya Monika menghampiri keduanya.

Ares dan Arkan pun mengangguk. "Iya kami baru disini, nyonya." jawab keduanya serentak.

"Oalah gitu. Yaudah saya ke kamar dulu ya. Semangat kerjanya," ucap Monika menyemangati kedua satpam itu. Kedua satpam itu mengangguk sambil menatap punggung Monika yang sudah tidak terlihat lagi.

"BESOK-BESOK GUA GAK MAU IKUT LU LAGI BANG! KESEL GUA SAMA LU!" marah Arkan. Ia menghentakkan kakinya berjalan ke kamarnya.

"Aduhai, adek abang yang ganteng jangan marah gitu dong," bujuk Ares yang mendapatkan tatapan tajam dari Arkan.

Ares terkekeh lalu menyusul adiknya. "Ar! Tungguin!"

"Berisik lu ah! Dugong!"

"Dek! Tungguin napa! Emosian banget sih lu jadi orang!"

"Suka-suka gua!"

∘₊✧───────────────────────✧₊∘

Pagi harinya keluarga PRADIPTA berada di ruang makan sedang menyantap sarapan pagi sebelum berkegiatan di hari yang cerah ini. Selesai sarapan, Arkan langsung berpamitan dengan orang tuanya begitu juga dengan Ares.

Setelah berpamitan, Arkan langsung berlari menuju bagasi belakang dan mengambil motornya. Pagi ini Arkan berangkat sekolah lebih awal karena ia teringat sama janjinya dengan teman-temannya. Ia pun langsung menancap gas dan meninggalkan area rumahnya menuju ke sekolah.

Saat tiba di sekolah, Arkan langsung memarkirkan motornya dan berjalan masuk ke gedung sekolahnya.

"Zayn! Lu bawa apaan tuh?" tanya Asher berlari kearah pemuda itu. Zayn menoleh lalu menghentikan langkahnya.

"Sher, lu ada bawa pisau gak?" pertanyaan Zayn membuat Asher membelalakkan matanya lalu memundurkan tubuhnya dari Zayn.

"Lu ngapain anjir mundur-mundur gitu? Eh ada gak lu bawa pisau?" tanya Zayn lagi.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang