𐙚⋆ 12

5.7K 313 4
                                    

Hai guys! Masih suka baca cerita ini?
Vote yaaa
Makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

"Leo!"

Anak manis itu seketika berhenti dan menoleh ke arah belakang. Sosok wanita paruh baya menghampirinya dengan membawa paper bag berukuran sedang. Wanita itu memberikan paper bag tersebut pada anak itu.

"Ini apa tante?" tanya anak itu kebingungan. Wanita itu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak itu.

"Itu ada beberapa baju buat kamu, dipake ya? Tante sebenernya mau ngasih ini ke kakekmu tapi nampaknya rumah kamu kosong yaudah tante bawa aja sambil nyariin kamu," terang wanita itu sembari tersenyum manis.

"Makasih tante, oh iya tante mau kemana pagi-pagi gini?"

"Mau ke bandara jemput kakaknya Flora, mau ikut?" tawar wanita itu. Leo menggelengkan kepalanya karena ia sudah berjanji pada Arkan akan datang kerumahnya pagi-pagi.

"Ndak usah tante lagian Leo juga ada janji sama orang, hehe." tolak Leo dengan lembut lalu ia berpamitan pada wanita itu.

"Pak Hesa beruntung banget punya cucu angkat kayak Leo," gumam wanita itu menatap punggung Leo yang menjauh.

"Eh bu Afika.. ibu mau kemana pagi-pagi gini? Mau jemput abangnya Flora ya?" tanya sosok wanita paruh baya yang menghampiri wanita itu─Afika.

"Iya bu Cin. Saya mau jemput anak sulung saya, oh ya bu Pak Hesa beruntung banget punya cucu kayak Leo. Anaknya manis, baik, ramah, dan sopan pula─"

"Hmmm aduh bu kalo ibu mau ngomongin soal Leo saya gak kuat dengernya. Saya jijik soalnya sama anak itu yang identitasnya gak diketahui banyak orang bilang dia anak buangan karena ibunya wanita malam hiihhh," sanggah wanita itu sambil menunjukkan raut wajah jijik pada Afika. Cindy, ia adalah seorang wanita yang tidak menyukai Leo apalagi status anak itu tidak diketahui pasti orang tuanya siapa.

"Bu, ibu gak boleh gitu. Dia masih anak-anak loh, walaupun identitasnya tidak diketahui sebaiknya ibu jangan dengerin omongan orang yang belum tentu benar. Saya pamit ya bu, permisi." setelah mengatakan itu Afika segera pergi meninggalkan Cindy yang mendengus kasar karena ucapannya.

"Tuh orang gak pernah percaya sama apa yang saya bilang, cih." Cindy mendecih lalu ia beranjak pergi.

∘₊✧───────────────────────✧₊∘

Saat tiba di kediaman keluarga PRADIPTA, Leo langsung masuk ke kamar Arkan karena kemarin Arkan yang memintanya untuk langsung masuk ke kamar. Di kamar yang bernuansa hitam dan abu sosok pemuda yang tengah berdiri di balkon seketika menoleh kearah belakang dan tersenyum saat melihat sosok anak kecil berjalan mendekatinya.

"Abang ayok main! Katanya hari ini kita bakal main ditaman," ucap Leo tak sabaran ingin bermain ditaman rumah mewah itu.

"Nanti sore aja ya? Soalnya panas diluar. Oh ya udah makan?" tanya Arkan menatap wajah anak itu yang sedikit pucat.

"U-udah kok! Tadi Leo makan sama kakek." jawab Leo sedikit gugup ditambah tatapan Arkan membuatnya sedikit gemetar.

"Ayo ke ruang makan," titah Arkan. Ia menggandeng tangan Leo dan berjalan menuju ke ruang makan.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang