𐙚⋆ 05

9.8K 436 4
                                    

Sebelum baca votmen dulu

Terima kasih

Happy reading

∘₊✧───────────────────────✧₊

"Zayn! Tunggu!"

Merasa terpanggil Zayn pun memberhentikan langkahnya dan menoleh kearah sumber suara. Zayn mengernyitkan keningnya ketika orang yang memanggilnya memberikan sebuah kotak dan juga surat padanya.

"Ini dari siapa?" tanya Zayn pada orang itu. Orang itu mengedikkan bahunya tidak tau karena dia hanya disuruh untuk memberikan kotak dan surat itu pada Zayn, bahkan orang yang menyuruhnya tidak memberitahu namanya.

"Gue gak tau. Gue hanya disuruh buat kasih ini ke lu, bye!" jawab orang itu berlalu pergi meninggalkan Zayn kebingungan.

"Orang aneh." - batin Zayn sambil membawa kotak dan surat itu ke kelasnya.

Kelas XI-2 IPS merupakan kelas yang dikenal dengan sebutan 'Kelas Visual' karena isi kelas ini semua siswa-siswinya memiliki paras yang tampan dan cantik. Selain dikenal dengan sebutan itu kelas ini juga dikenal dengan siswa-siswi yang sangat berbakat dalam berbagai bidang maupun pelajaran.

Tak jarang kelas ini menjadi pandangan teratas di SMA ALASKAR. Semua siswa kelas ini lebih unggul dibandingkan dengan siswa-siswi kelas lainnya.

"Zayn, lu bawa apaan?" tanya Asher saat melihat Zayn baru saja masuk ke kelas.

Zayn melemparkan kotak dan membaca surat yang berada ditangan kanannya. Ia membacanya dengan teliti bahkan raut wajahnya berubah seketika setelah membaca surat itu.

"Dasar gadis nakal," gumam Zayn. Ia melemparkan surat itu sembarangan dan mengambil kotak yang tadinya ia lempar. Zayn membuka kotak itu dan menatap isi kotak itu dengan senyuman bahagia.

"Ashakar Zayn Mahesa!"

Zayn terkejut dan menoleh kebelakang sambil menyembunyikan kotak itu dibalik punggungnya. Sosok pria paruh baya berseragam guru menghampirinya dengan penggaris panjang ditangan kirinya.

Pria itu menatap tajam Zayn yang tersenyum manis padanya. Pria itu menjewer kuping Zayn dengan kuat dan menyeretnya ke depan kelas XI-2 IPS.

"Aduh pak! salah saya apalagi? Perasaan saya diem─"

"Baju dan rambut kamu gak pernah rapi! Sudah bapak bilang kalo sekolah itu baju dan rambutnya harus rapi, Zayn!" tegas pak Bowo, guru mapel bahasa inggris. Pak Bowo menoyor jidat Zayn sehingga membuat Zayn sedikit terhuyung kebelakang.

Zayn segera merapikan baju dan rambutnya setelah selesai merapikan baju dan rambut ia menatap pak Bowo yang bersiap-siap untuk memukulnya dengan penggaris andalannya.

"Bapak tau gak sih kalo ibu Lidya digodain sama satpam sekolah?" tanya Zayn pada guru itu. Pak Bowo menggelengkan kepalanya tidak tau.

"Tadi saya lihat bu Lidya digodain sama satpam sekolah dan katanya satpam itu mau ngajak bu Lidya nikah," ucap Zayn mengarang. Padahal aslinya yang ia lihat tadi itu adalah bu Anita, guru mapel ekonomi.

"Pegang ini!" pak Bowo memberikan penggaris andalannya pada Zayn. Ia menggulung lengan bajunya dan mengambil kembali penggaris andalannya itu. "Saya akan kasih satpam genit itu pelajaran! Kamu masuk ke kelas sana, bilang ke teman-temanmu hari ini mapel saya jamkos." ujar pak Bowo setelah mengatakan itu ia pun pergi untuk menemui satpam itu.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang