VOTMEN DULU SEBELUM MEMBACA
MAKASIH
HAPPY READING
∘₊✧───────────────────────✧₊∘
Arkan menghela nafasnya, lagi-lagi ia diomeli oleh mamanya karena kecerobohannya sendiri. Tadi pagi arkan tak sengaja menyenggol cermin kesayangan mamanya dan sekarang ia malah tak sengaja memecahkan pot bunga kesayangan mamanya itu saat bermain basket dihalaman belakang.
Tentunya hal ini membuat mamanya marah besar padanya. Cermin dan pot bunga kesayangannya pecah gara-gara kecerobohan sang anak.
"Arkan, kalo mau turun tangga itu jangan terburu-buru gitu lihat apa yang udah kamu perbuat? Cermin dan pot bunga kesayangan mama pecah gara-gara kamu." omel seorang wanita paruh baya. Wanita itu sudah lelah dengan tingkah anaknya yang semakin hari semakin susah dibilang.
"Kamu denger gak apa yang mama bilang, arkan?" tanya Monika, mama arkan. Wanita itu menatap putranya yang sama sekali tidak menghiraukan perkataannya.
Arkan berdehem singkat sebagai jawaban.
"Arkan, mama kan udah bilang─"
Arkan bangkit dari duduknya, "Iya, mah. Arkan tau," potong Arkan cepat. Setelahnya ia beranjak meninggalkan sang mama diruang keluarga.
Monika menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya pusing. Ia tau bahwa anaknya pasti tidak akan pernah mendengarkan ucapan darinya.
"Kapan kamu berubah, nak? Mama mau kamu kembali kayak dulu.. kamu yang dulunya ceria kemana mama kangen kamu yang dulu," gumam Monika menatap kepergian sang putra tercintanya.
Damian baru saja datang melihat istrinya sedang termenung di ruang tengah ia pun menghampiri istrinya itu.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Damian. Damian akhirnya mengerti dengan kondisi saat ini pasti istrinya sedang sedih karena sifat putra mereka berubah setelah anak keduanya dinyatakan hilang beberapa tahun lalu.
"Aku kangen sama arkan yang dulu mas... Kapan arkan kita yang dulu kembali?" Monika menubrukkan tubuhnya pada dada bidang suaminya.
Damian memeluk istrinya dan mengusap punggung istrinya dengan lembut. "Sabar ya Tuhan pasti akan mengembalikan semuanya termasuk anak bungsu kita." ucap Damian mengelus punggung istrinya.
"Oh ya bagaimana dengan kabar Ares? Dia baik-baik aja, kan?" tanya Monika melepas pelukannya.
Damian mengangguk, "Iya. Dia baik-baik saja," jawab Damian singkat.
"Apa dia akan pulang?"
"Dia akan pulang besok kita akan jemput dia." Damian beranjak dari duduknya dan mengambil segelas air putih lalu meminumnya.
Monika bernafas lega karena sudah 3 tahun ia tidak bertemu dengan anak angkat kesayangannya.
Ares Elvano Pradipta, merupakan anak tunggal dari kakak perempuan Damian. Kedua orang tuanya meninggal akibat kebakaran yang terjadi di perusahaannya ketika Ares masih berusia 2 tahun. Semenjak kepergian kedua orang tuanya, Ares kini tinggal bersama adik mamanya. Selama ia tinggal bersama Damian, ia diperlakukan baik oleh Damian dan Monika yang menganggapnya seperti anak sendiri, mereka juga sering menghabiskan waktu bersama setiap hari. Beberapa bulan kemudian, Arkan si putra sulung dari pasangan suami-istri itu pun lahir yang membuat Ares berpikir bahwa apakah ia masih diperlakukan seperti dahulu? Atau apakah dia akan dibuang oleh adik mamanya itu? Nyatanya ia masih diperlakukan seperti anak sendiri. Bertahun-tahun kemudian Monika melahirkan seorang anak laki-laki yakni anak bungsu mereka. Damian memberikan sebuah kalung yang sama persis dengan kalung yang dipakai oleh Arkan. Monika, ia belum sempat melihat wajah putra bungsunya karena setelah melahirkan anak bungsunya ada sosok pria yang mengenakan pakaian serba hitam menculik putra bungsunya saat tidak ada orang didalam ruangannya selain dirinya dan bayinya. Sudah 5 tahun ia dan suaminya mencari keberadaan putra bungsunya tapi tak ada satupun tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan anak bungsunya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/371110592-288-k923092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo [ END ]
Random𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 [ 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 ] Leo, seorang anak kecil berusia 5 tahun yang tinggal bersama seorang kakek disebuah rumah yang tak layak dihuni. Setiap hari leo berkeliling untuk berjualan kue demi kebu...