𐙚⋆ 06

9.2K 444 1
                                    

Votmen dulu

Votmen

Votmen

Makasih

Happy reading:)

∘₊✧───────────────────────✧₊

Pagi ini Leo sudah siap untuk jualan kue. Kali ini ia berjualan bersama kakeknya karena sang kakek ingin menemani cucunya keliling jualan kue. Kini Leo dan kakeknya berjalan sambil menawarkan kue pada orang-orang yang lewat kebetulan hari ini adalah hari minggu jadi banyak orang yang berlalu-lalang dijalan.

Baru setengah jalan kuenya sudah banyak yang orang beli. Pagi ini benar-benar membawa banyak keuntungan besar bagi mereka berdua.

"Harga kuenya berapa ya?" tanya seorang gadis menghampiri Leo dan kakeknya. Gadis itu melihat-lihat kue yang mereka dagangkan yang terlihat enak semua.

"Harganya seribu aja. Kalo mau coba dulu silahkan," jawab Hesa dengan ramah. Pria tua itu memberikan sepotong kue pada gadis itu untuk dicicipi.

Gadis itu menerima kue tersebut dan memakannya. "Emm! Rasa kuenya enak banget manis dan lembut sekali, pak saya mau beli 20ribu ya." kata gadis itu setelah mencicipi kue yang diberikan Hesa.

"Baiklah akan saya bungkus kuenya, tunggu sebentar." balas Hesa, ia pun segera membungkus kue itu. Setelah selesai membungkus kuenya ia memberikannya pada gadis itu.

"Ini ya uangnya simpan aja kembaliannya buat adek manis ini," ucap si gadis sambil mencubit pelan pipi Leo lalu, gadis itu pun pergi.

"Kakek ayok jualan lagi mumpung masih pagi pasti banyak orang yang beli kuenya." ajak Leo dengan semangat. Pagi ini membuat semangat jualannya berkali-kali lipat karena ini pertama kalinya sang kakek ikut keliling jualan kue bersamanya.

Hesa terkekeh kecil melihat cucunya yang tak sabaran ingin keliling jualan kue dengannya.

"Iya, ayo kita lanjut jualan lagi," Hesa menggandeng tangan mungil Leo dan melanjutkan perjalanannya menjual kue.

∘₊✧───────────────────────✧₊∘

Ceklek!

Ares membuka pintu kamarnya Arkan untuk melihat apakah adiknya sudah bangun atau belum ternyata adiknya belum juga bangun padahal hari ini katanya mau jalan-jalan ke taman. Alarm terus saja berbunyi berulangkali tapi Arkan tetap tidak bangun dari alam mimpinya.

"Hadeh nih bocah kebo amat katanya bakal bangun pagi tapi nyatanya kesiangan," Ares mendumel sambil membuka tirai jendela kamar Arkan sehingga membuat cahaya matahari masuk ke kamarnya.

"Eunghh," lenguh Arkan. Ia membalikkan tubuhnya dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Heh setan! Bangun lu, udah jam 7 pagi gini masih tidur aja lu. Bangun woi!" ucap Ares menarik kasar selimut Arkan dan menarik tangan Arkan agar anak itu bangun dari tidurnya.

"Apaan sih lu! Ganggu orang tidur aja, bang." sungut Arkan kesal karena Ares membangunkannya padahal ia masih ingin tidur.

"Apaan-apaan.. ini udah pagi dan lu masih enak-enakan tidur disini katanya mau jalan-jalan ke taman pagi ini," cetus Ares membereskan kamar Arkan. Sementara itu, Arkan hanya duduk diam dan memperhatikan abangnya membereskan kamarnya yang berantakan.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang