𐙚⋆ 01

13.4K 620 7
                                    

Votmen dulu sebelum baca

Makasih

Happy reading:)

∘₊✧───────────────────────✧₊∘


SMA ALASKAR

Seorang remaja cowok dengan gaya cool berjalan di koridor sekolah. Bajunya sengaja dikeluarkan dan menyisakan kaos hitamnya berlogo ARKASGAR. Rambutnya terlihat rapi sedikit berantakan, walaupun begitu hal itu tidak membuat diri cowok itu kehilangan ketampanannya. Beberapa siswi SMA ALASKAR menyapanya dengan sopan dan ada juga yang menyapanya dengan genit tapi pemuda itu tidak menghiraukannya dan berjalan dengan angkuh.

Arkan Alaskar Pradipta, itulah namanya yang tercantum pada name tag yang bertengger pada seragamnya. Sosok yang memiliki paras tampan, dingin, dan tatapannya yang tajam.

"Arkan!"

"Arkan, tunggu!"

"Arkan! Tungguin gua!

Cowok itu menoleh kearah temannya sesaat kemudian ia melanjutkan jalannya tanpa mempedulikan panggilan dari temannya itu.

"Anjing!"

Sosok yang mengumpat adalah Asher Davindra Sabasta, teman arkan dari SMP hingga sekarang. Asher dikenal dengan sifatnya yang kadang dingin dan kadang petakilan. Ia juga cowok anti romantic sama seperti temannya, Arkan.

Asher mengejar arkan sambil memanggil namanya, tapi Arkan tetap saja tidak membalasnya ataupun berhenti ditempat.

"Lu ngapain ngikutin gua?" tanya Arkan dengan singkat. Pemuda itu berhenti tepat di depan ruang BK.

Asher merangkul pundak arkan, "Tumben baru dateng jam segini? Jalanan macet kah? tanya Asher.

Arkan menatap dingin temannya dan melepas rangkulan dari pundaknya. "Ban motor gua bocor, makanya baru nyampe." jawab Arkan.

"Gak ada yang mau diomongin lagi, kan? Gua mau masuk dulu," ketusnya dingin.

Asher menghela nafasnya, dari dulu temannya itu sama sekali tak pernah berubah. Sejak ia bertemu dengan arkan di SMP sikapnya yang dingin membuat Asher percaya bahwa Arkan bukanlah cowok yang mudah luluh.

"Huhh dasar kutub utara," gumam Asher.

"Menyebalkan!"

"Gua doain semoga ada seseorang yang buat lu gak dingin kek gini lagi, Arkan!" gerutu Asher kesal.

∘₊✧───────────────────────✧₊∘

Bugh!

Bugh!

"A-ampun om! Sakit.. Leo mohon jangan pukul Leo, ampun!!"

"Om!! Leo mohon jangan pukuli Leo, Leo mohon." jerit Leo disela rasa sakitnya.

Saat ini anak bertubuh mungil itu dikeroyok oleh segerombolan preman yang memalak Leo. Segerombolan preman itu memaksa Leo untuk memberikan semua hasil jualannya pada mereka, tetapi Leo menolak untuk memberikan hasil jualannya pada preman-preman bertubuh kekar itu.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang