Extra part

4.4K 231 4
                                    

Kangen gak sama baby Leo? Coba komen dong

Jangan lupa klik ⭐ dulu sebelum baca

Makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Hari ini Damian mengajak keluarganya untuk berziarah ke makam Hesa atas permintaan si bungsu. Sudah seminggu lalu Leo meminta ke papanya untuk berziarah ke makam sang kakek tapi Damian belum bisa mengizinkannya karena saat itu Leo sedang sakit. Mau tidak mau Leo harus mengurungkan niatnya untuk bertemu kakeknya disana.

Dan sore ini Damian mengajaknya untuk berziarah kesana. Hal itu membuat Leo langsung bersorak gembira karena sudah lama ia tidak berkunjung ke rumah baru kakeknya.

"Yeayy! Hari ini Leo bakal ketemu sama kakek! Nanti Leo mau peluk kakek terus mau ngobrol bareng kakek!" Leo bersorak gembira.

"Papa ayokk cepet nanti kakek sedih kalo kita datengnya telat!" seru Leo saat melihat papanya masih bersiap-siap.

Damian terkekeh melihat putranya sudah tak sabar ingin berziarah ke makam kakeknya. "Sabar baby... Mama sama abang aja belum pada siap lagipula kakek gak bakal sedih kok kalo kita datengnya agak telat," balas Damian seraya merapikan pakaiannya.

"Ehh? Iya? Tapi kenapa abang Ares bilang kalo kita dateng telat kakek sedih terus kakek cari cucu baru?"

"Itu Ares ngerjain kamu baby," Damian menggelengkan kepalanya pelan seraya memijit pangkal hidungnya. Putranya──Ares suka sekali mengerjai adiknya.

Leo mendengus kesal. Jahat sekali abangnya karena ngerjain dia! Awas saja bakal Leo balas nanti!

"Awas aja Leo bakal bales abang Ares!"

"Sayang, kau sudah siap?" sebuah suara berasal dari tangga mengalihkan perhatian Damian dan juga Leo. Sosok itu menghampiri kedua orang itu bersama dua orang pemuda yang berjalan di belakangnya.

"Mama!" Leo menghampiri mamanya. "Mama cantik banget kayak bidadari!" puji Leo membuat pipi Monika memerah.

"Terima kasih baby sayang! Kamu juga ganteng dan manis!" balas Monika seraya mengecup gemas pipi Leo.

Damian terkekeh, "Mama emang cantik baby papa gak salah pilih mama, kan?"

"Papa emang debes!" Leo mengacungkan jempolnya pada sang papa.

"The best baby bukan debes." koreksi Monika diakhiri dengan kekehan kecil.

"Ini mama doang yang dipuji? Abang sama papa gak?" celetuk Ares membuat Leo menggelengkan kepalanya.

"Baby jahat... Huhu~"

Arkan tertawa, "Oh iya kalo abang ganteng dan keren gak, baby?" tanya Arkan menatap sang adik.

Leo mengangguk cepat. "Eumm! Abang ganteng! Ndak kayak abang Ares jelekk," jawab Leo seraya menatap Ares tajam.

"Hahaha! Ares emang jelek baby," timpal Arkan memanas-manasi suasana.

"Awas aja kalian berdua!" balas Ares merotasikan matanya.

"Sudah-sudah! Ayo kita berangkat sekarang kasian baby dari tadi nungguin kita," sela Monika langsung diangguki oleh suaminya dan ketiga anaknya.

"Asik!! Ketemu sama kakek!"

"Hati-hati baby nanti kamu jatuh!"

"Tungguin abang baby!"

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang