𐙚⋆ 09

6K 306 2
                                    

Votmen dulu ges

Votmen

Votmen

Makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Pagi ini Leo sudah bersiap untuk pergi jualan kue untuk membantu kakeknya membayar uang sewa rumah. Meskipun ia dan kakeknya tinggal dirumah yang sudah tua mereka sangat bersyukur karena setidaknya mereka punya tempat untuk beristirahat dan berteduh dari cuaca yang tak menentu.

Saat ini si kecil itu sudah berangkat jualan kue. Pagi ini Leo tampak bersemangat sekali jualan kuenya, senyumnya terus terukir di wajahnya membuat kesan manis pada anak itu. Anak itu berjalan sambil bersenandung kecil tak lupa ia juga menyapa orang-orang yang lewat. Manis sekali, itulah yang mereka pikirkan tentang Leo.

"Adek!"

Sontak anak itu menolehkan kepalanya ke belakang melihat sosok pemuda berlari kecil ke arahnya.

"Adek, saya mau kuenya 10ribu ya," ucap pemuda itu to the point.

"Baik, tunggu sebentar ya." balas Leo membungkus kue untuk pemuda itu.

"Kamu jualan kuenya udah lama ya?" tanya pemuda itu. Leo mengangguk.

"Ini kuenya bang," Leo menyodorkan bungkusan plastik berisi kue ke pemuda itu.

Pemuda itu menerima bungkus plastik itu lalu memberikan Leo uang sebesar 20ribu. "Nih, kembaliannya buat adek aja. Bye adek manis!" pemuda itu melambaikan tangannya pada Leo dan lambaiannya dibalas Leo.

"Alhamdulilah, Leo udah dapet banyak uang hasil jualan kue pagi ini. Kira-kira uangnya udah cukup apa belum ya buat bantu kakek lunasin uang sewa rumah, Leo coba itung deh uangnya." gumam Leo menghitung uangnya di pinggiran jalan raya.

"Yahh.. ternyata uangnya masih kurang, gimana ya cara agar bisa dapetin banyak uang buat bayar uang sewa rumah," lanjutnya. Leo memasukkan uang itu ke dalam tas kecilnya dan melanjutkan perjalanannya untuk menjual kue lagi.

Saat ini Hesa berada dirumah keluarga PRADIPTA, ia melamar kerja disana sebagai tukang kebun. Walaupun gajinya rendah tapi pria tua itu tetap mensyukuri pekerjaan yang ia dapatkan. Bekerja dirumah yang mewah ini membuatnya sangat bersyukur karena setidaknya ia bisa mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah.

Beberapa pekerja disana membantu Hesa dalam pekerjaannya. Pria tua itu senang mendapatkan teman baru sebaik mereka semua. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, seluruh pekerja disuruh makan siang oleh pemilik rumah tersebut.

"Pak Hesa, ayo dimakan makanannya kenapa melamun?" tanya Hendra, satpam penjaga rumah mewah itu. Hendra melihat Hesa terdiam sambil menatap makanannya tanpa menyentuh makanan sedikitpun.

"Saya gak laper, Hen. Makanan ini boleh saya bawa pulang kerumah tidak? Saya mau kasih makanan ini ke cucu saya," ucap Hesa menatap makanan tersebut. Mendengar itu Hendra sedikit tersenyum lalu memberi bungkusan berisi makanan pada pria tua itu.

"Boleh kok, malah nyonya dan tuan dirumah ini sering kasih kita makanan lebih untuk keluarga kita. Ini ambillah nasi padang buat cucumu," Hendra menyodorkan satu bungkus nasi padang pada Hesa dan terima oleh Hesa.

Hesa tersenyum lalu berterima kasih pada Hendra. "Terima kasih, Hen."

Hendra menepuk pundak Hesa pelan. "Ayo pak dimakan makanannya," ujar Hendra diangguki oleh Hesa. Pria tua itupun memakan makanannya dengan lahap.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang