𐙚⋆ 33

3.3K 210 2
                                    

DOUBLE UPDATE !

Jangan lupa klik ⭐ makasih

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Setelah beberapa minggu Hesa meninggal, Leo lebih banyak diam dan selalu mengurung dirinya didalam kamar almarhum sang kakek. Anak seceria itu sekarang tidak seperti biasanya hal ini membuat keluarga PRADIPTA merasa khawatir dengan anak itu.

Walau sudah tinggal bersama keluarga kandungnya, Leo masih tetap ingin bersama kakeknya yang sudah merawatnya dari bayi hingga ia sebesar ini.

Kedua manik mata anak itu terus menatap foto sang kakek yang tengah tersenyum. Kehilangan seorang kakek adalah kelemahan Leo. Anak itu sudah sangat dekat dengan almarhum kakeknya.

Ceklek!

Pintu kamar Hesa dibuka oleh seorang pemuda yang menatap sendu sang adik. Pemuda itu menghampiri adiknya dengan membawa nampan berisi makanan kesukaan adiknya.

Ketika ia berhadapan dengan adiknya, pemuda itu meletakkan nampan diatas meja yang menjadi pembatas antara mereka berdua.

"Baby ini mama masakin makanan kesukaan baby loh! Ayo makan sayangku.. bayi kecilku," ucap pemuda itu. Ia mendekati adiknya lalu duduk di sebelahnya.

"Ndak mau Leo ndak lapar abang," balas Leo tanpa mengalihkan pandangannya dari foto sang kakek yang ia pegang sedari tadi.

"Leo mau sama kakek.. Leo ndak mau makan kalo ndak sama kakek.." lirih anak itu.

Arkan menghela nafas. "Kalo baby gak makan nanti sakit sayang, ayo makan dulu nanti kakek sedih loh lihat cucu kesayangannya gak makan dari kemaren," Arkan menyendok nasi dan mengarahkannya ke mulut Leo yang tertutup rapat.

"Denger baby.." Arkan menangkup wajah Leo dan menatapnya lekat. "Kakek disana udah bahagia dan udah gak sakit lagi jadi kamu gak perlu sedih karena Tuhan yang bakal jagain kakek disana. Kan, papa udah bilang sama baby kalo kakek tuh lagi main sama anak-anak disana."

"Terus disana tuh ada pesawat yang bisa terbang kayak gini," Arkan mengangkat tangannya yang memegang sendok lalu menirukan pesawat terbang dan...

HAP!

Sendok itu berhasil masuk ke dalam mulut mungil Leo.

"Disana ada pesawat?" tanya Leo polos sambil mengunyah makanan. Arkan mengangguk lalu ia menyuapi Leo dengan gaya yang sama seperti tadi hingga makanannya habis.

"Ini pesawatnya lewat.. Aaaa~"

HAP!

Leo memakan suapan terakhir.

"Yeay udah abis makanannya. Baby pinter deh sini abang peluk," Arkan merentangkan kedua tangannya dan langsung dipeluk oleh adik kesayangannya.

"Ekhem!"

Suara deheman itu membuat kedua anak itu saling menatap sosok pria yang berdiri di ambang pintu. Pria itu masuk kedalam menghampiri kedua anaknya yang tengah duduk.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang