𐙚⋆ 29

4.2K 233 8
                                    

Holaa onty-onty angkel-angkel
Sebelum baca, harap vote dan komen dulu ramaikan part ini dengan komen mu sengg

Ayo vote dan komen

Makasih onty-onty angkel-angkel

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

"Mas tumben bangunnya sepagi ini?" tanya Monika ketika suaminya menuruni tangga dan berjalan ke arah dapur.

"Aku akan keluar kota dua hari, makanya bangun awal agar gak telat." jawab Damian beralih mengambil segelas air putih lalu meneguk air putih itu.

Monika mengangguk paham. "Mas mau aku masakin apa buat sarapan? Nasi goreng atau apa?" tanyanya seraya mengelap meja makan.

"Sandwich aja," balas Damian lalu ia mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Monika mengangguk lalu segera membuatkan sarapan untuk suami tercintanya.

Suasana sepi membuat Damian merasa tenang dan tentu saja dia menyukai suasana seperti ini. Saat sedang asik membaca koran tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang ganjal di kakinya itu.

Pria itu meletakkan koran diatas meja makan lalu menundukkan kepalanya ke bawah meja makan untuk melihat sesuatu yang ganjal itu. Dan ya, ternyata yang membuat kakinya merasa ganjal itu adalah Leo yang sedang bersembunyi di bawah meja makan.

Leo yang baru sadar kalau dirinya diperhatikan oleh papanya langsung memekik kaget karena wajah papanya dan wajahnya begitu dekat sehingga ia bisa merasakan deru nafas pria itu.

"Apa yang kau lakukan disitu? Ayo keluar!" ucap Damian ia pun kembali fokus membaca koran.

Tuk!

"Aduh!! Ihh mejanya ngeselin kepala Leo sampe kepentok ihhh," gerutu anak itu sambil memukul-mukul meja makan.

Damian melihat putra bungsunya memukul-mukul meja makan hanya bisa terkekeh kecil. "Meja yang kau pukul itu sama sekali tidak merasakan apapun, sebaiknya kau duduk saja. Tidak ada gunanya berkelahi dengan meja," ucap Damian membuat Leo langsung menurut. Anak itu dengan susah payah menaiki kursi membuat Damian semakin tidak tahan untuk tertawa.

"Dasar pendek," pria itu pun menggendong tubuh Leo lalu mendudukkannya di kursi sebelahnya. "Kau harus perbanyak minum susu agar badanmu tidak kecil seperti semut." lanjutnya membuat Leo memanyunkan bibir mungilnya.

"Leo ndak pendek tau! Cuma mejanya yang tinggi kayak titan!" seru Leo tidak terima bila dikatain pendek. Bibirnya mengerucut lucu.

Beberapa saat kemudian Monika datang dengan membawa nampan berisi dua potong sandwich dan secangkir kopi hangat. Monika meletakkan piring berisi dua potong sandwich dan meletakkan secangkir kopi di hadapan suaminya.

Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada sosok anak kecil berbaju biru muda yang tengah menatap sandwich dengan mata berbinar-binar.

"Leo mau sandwich juga?" tanya Monika membuat anak itu langsung mengangguk cepat.

"Leo mau sawit! Sawit itu enak ya??" ucapnya polos membuat sang mama terkekeh.

"Bukan sawit sayang tapi sandwich," balas Monika membenarkan pengucapan Leo. Anak itu manggut-manggut canggung.

"Ohh hehe Leo kira sawit soalnya namanya itu mirip kayak kelapa sawit sih," ucap Leo membuat sang mama tertawa kecil.

"Tunggu sebentar ya sayang mama buatin buat kamu tapi kamu abisin dulu susunya itu udah mama siapin tuh," ujar Monika yang berjalan ke dapur untuk membuatkan putra bungsunya sandwich.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang