𐙚⋆ 08

7.2K 336 2
                                    

Sebelum baca harap votmen

Makasih

Happy reading guys!

∘₊✧───────────────────────✧₊∘

"MAMA!! SI DUGONG NGAMBIL KUNCI MOTOR ARKAN, MAH!!" teriak Arkan dari arah ruang tamu. Monika yang mendengar teriakan anaknya hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ares kasih kunci motornya, nak. Kamu tuh ya demen banget gangguin adeknya," tegur Monika tak dihiraukan oleh Ares. Pemuda itu sibuk menganggu adiknya sehingga teguran mamanya tak dihiraukan.

"Malem-malem mau kemana lu, setan? Gak inget waktu aja lu mainnya. Ntar diomelin mama nangis," Ares masih berupaya untuk menghindari kejaran adiknya yang ingin mengambil kunci motor di tangannya.

Arkan tidak menjawab ia terus mengejar Ares sampai ia mendapatkan kunci motor kesayangannya.

"Balikin gak! Gua pecahin pala lu ntar." ancam Arkan yang dianggap remeh oleh Ares. Ia tak takut dengan ancaman sang adik karena itu hanyalah omong kosong yang dilontarkan adiknya.

Ares menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Arkan sudah lelah mengejarnya. Ia tersenyum puas lalu melemparkan kunci motor tersebut ke arah Arkan.

Arkan segera mengambil kunci motornya sambil menatap sengit ke arah Ares. "Bakal gua habisin lu kalo gitu lagi." - batin Arkan.

"Mau kemana kamu?" tanya sosok pria paruh baya dari arah belakang Arkan. Sosok pria itu menghampiri Arkan merebut kasar kunci motor dari tangannya.

"Kunci motor kamu papa sita. Malam ini dan seterusnya kamu gak boleh keluar kemana-mana, kecuali sekolah." ucap Damian dingin. Ia berjalan ke kamarnya tanpa menoleh sedikitpun.

"Pah, Arkan mau keluar cuman mau ke supermarket beli cemilan doang. Arkan gak bakal kemana-mana kok─"

"KALO PAPA BILANG GAK BOLEH KEMANA-MANA KAMU HARUS TETEP DIRUMAH, ARKAN ALASKAR PRADIPTA!!" bentak Damian menatap sang putra.

"Mas! Jangan pernah bentak anakku! Kalo dia gak boleh keluar kamu bisa ngasih tau dia baik-baik jangan bentak dia!" tegur Monika emosi, ia tidak suka jika suaminya membentak anak-anaknya. Apalagi membentak putra kandung kesayangannya itu.

"Diam kamu! Jangan ikut campur dalam urusanku dan anak kurang ajar ini." tekan Damian pada istrinya agar tidak ikut campur dalam urusannya. Damian adalah orang yang keras kepala dan tak suka jika urusannya diganggu oleh orang lain.

"Papa jangan pernah bentak mama di depan Arkan! Jangan pernah naikin nada bicara papa ke mama!" tegas Arkan pada papanya. Damian yang sedari tadi menahan diri untuk tidak tersulut emosi kini dirinya sudah tidak kuat menahan emosinya.

Damian menarik kerah baju Arkan dan menamparnya berkali-kali. Ia juga membogem perut Arkan bertubi-tubi sehingga membuat Arkan meringis kesakitan. Arkan ingin melawan tapi ia tidak mau membalas bogeman papanya.

"Mas! Cukup, mas!" Monika menarik tubuh Damian untuk menjauh dari Arkan. Tapi, kekuatan Monika tak sebanding dengan suaminya. Monika tak peduli ia tetap menarik tubuh suaminya itu.

Begitu juga dengan Ares. Ia berupaya untuk menghentikan papanya. "Pah, cukup! Ares mohon berhenti pah!" Dengan susah payah Ares menangkis pukulan Damian yang hendak memukul Arkan secara bertubi-tubi.

"Ares bawa adikmu ke kamar sekarang!" perintah Monika. Ares mengangguk dan menggendong tubuh Arkan yang meringkuk karena kesakitan akibat bogeman papanya.

"MAU KAU BAWA KEMANA ANAK KURANG AJAR ITU, ARES!!"

"MAS CUKUP! KENDALIKAN EMOSI KAMU!"

"ARES! BAWA ANAK KURANG AJAR ITU KESINI! ARES!"

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang