Jangan lupa votmen
Makasih
Happy reading
∘₊✧───────────────────────✧₊∘
Suara deru motor memekakkan telinga berhenti di depan gerbang kediaman keluarga ALASKAR PRADIPTA. Penjaga gerbang itu keluar dari pos jaga dan membukakan gerbang tersebut.
Arkan turun dari motornya dan melemparkan kunci motornya pada penjaga gerbang itu. Untung saja penjaga gerbang itu dengan sigap menangkap kunci motor tersebut.
"Parkir motor gua," ucap Arkan dingin.
"Baik tuan." balas penjaga gerbang itu.
Arkan membalas dengan deheman. Saat hendak melangkahkan kakinya, arkan berbalik badan. "Mama kemana?" tanyanya datar.
"Nyonya Monika sedang keluar bersama teman-temannya." jawab penjaga gerbang itu.
Arkan berdehem sebagai balasan dan melanjutkan jalannya.
"Kue-kue.. siapa yang mau beli kue.. kue-kue."
"Om! Mau beli kue ndak? Harganya murah dan rasanya juga enak." tawar Leo pada sosok pria yang ingin menutup gerbang kediaman PRADIPTA.
Pria itu menoleh ke arah leo. "Wah kelihatannya enak-enak semua ya, om mau dong kuenya" ucap penjaga itu.
"Boleh-boleh, om mau beli berapa?" tanya Leo dengan sopan.
"Om beli sepuluh ribu ya sekalian buat temen om," jawab penjaga itu. Ia mengambil beberapa kue dan memasukannya ke dalam plastik putih.
Penjaga itu pun merogoh saku bajunya dan memberikan uang sebesar dua puluh ribu kepada Leo. Pria itu pun beranjak dan berjalan masuk ke dalam gerbang.
"Ehh om ini uang kembaliannya─"
"Buat kamu aja, dek. Besok-besok kesini lagi ya," potong penjaga itu sebelum menutup gerbangnya.
Leo tersenyum girang. "Yeay! Terima kasih, om!" pekik Leo. Ia pun segera keliling jualan kue lagi.
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki bergema di setapak jalan raya. Leo berjalan sambil bersenandung kecil ia tampak gembira karena kue yang ia jual kini tinggal beberapa buah saja. Sudah seharian penuh ia jualan kue, kuenya sudah laku banyak.
Leo berhenti sejenak untuk istirahat sebentar dikursi taman. Disana ia melihat banyak anak-anak yang bermain bersama kedua orangtuanya yang membuat hati kecil Leo merasa iri dengan mereka. Banyak anak-anak yang tertawa gembira saat bermain bersama kedua orangtuanya, sedangkan dia? Ahh, lupakan saja meskipun tidak memiliki sosok orang tua ia masih memiliki kakek yang amat menyayanginya.
"Kapan ya Leo bisa kayak anak-anak seperti mereka?" tanya Leo pada dirinya sendiri.
"Leo!"
"Kak Flora?"
Ya, orang yang memanggilnya tadi itu adalah Flora. Flora berlari kecil menghampiri Leo dengan senyum manis yang terukir di wajahnya. Gadis itu pun duduk disebelah Leo yang tengah duduk sambil tersenyum kearahnya.
"Leo, kuenya masih ada?" tanya Flora.
"Masih kok, kak. Tinggal beberapa jenis aja nih," jawab Leo sembari menunjukkan kue dagangannya.
"Bungkus semua ya," titah Flora.
"Baik kak. Leo bungkusin dulu" balas Leo. Ia memasukkan sisa kuenya kedalam plastik putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo END
Random𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 [ 𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗗𝗨𝗟𝗨 𝗦𝗘𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗠𝗘𝗠𝗕𝗔𝗖𝗔 ] Leo, seorang anak kecil berusia 5 tahun yang tinggal bersama seorang kakek disebuah rumah yang tak layak dihuni. Setiap hari leo berkeliling untuk berjualan kue demi kebu...