𐙚⋆ 26

3.4K 202 3
                                    

Halo sayangnya lopa, aku kembali lagi membawa cerita anak bayiku hehe :D

Klik ⭐ dulu onty biar buna nya leo makin semangat buat ceritanya

Thank you onty

Happy reading!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Pagi ini Hesa dan Leo sudah berada di mansion kediaman keluarga kandung Leo. Awalnya, mereka ingin menghabiskan waktu di rumah lama tapi Arkan dan Ares menyuruh mereka agar cepat-cepat tinggal di mansion mewah ini.

Langkah demi langkah, Hesa dan cucunya memasuki mansion tersebut. Terlihat para bodyguard dan pelayan menunduk hormat pada mereka. Mereka disambut dengan hangat oleh keluarga itu, tapi ada sosok pria yang menatap mereka dengan tatapan tak suka.

"A-anakku!" Monika berlari ke arah Leo lalu memeluknya dengan erat. Wanita paruh baya itu pun meneteskan air matanya.

Monika melepas pelukannya lalu memandang Leo dengan lekat. "Sayang ayo panggil aku mama.." perintahnya lalu diangguki oleh Leo.

"M-mama," lirihnya. Mendengar itu Monika semakin mengeras tangisannya ketika ia mendengar putranya memanggil dirinya dengan sebutan 'mama'.

"Mama, mama jangan nangis nanti matanya bengkak." ujar Leo menasehati mamanya agar berhenti menangis akan tetapi, wanita itu tetap menangis.

"Mah.. udah gausah nangis nanti baby ikutan nangis, lihat tuh matanya mulai berkaca-kaca." tegur Ares agar Monika berhenti menangis dan tentunya tidak membuat si bungsu ikutan menangis.

Monika menatap putra bungsunya lalu mencium gemas pipi anak itu. "Baiklah mama gak akan nangis lagi. Shhtt sayangku jangan nangis ya, hmm." ucapnya lalu menggendong Leo berjalan ke arah suaminya.

"Kalian.. bantu saya dan Arkan menyiapkan dan membereskan kamar untuk baby Leo dan pak Hesa," perintah Ares langsung diangguki oleh para bodyguard dan pelayan. Mereka pun segera melaksanakan perintah Ares.

"Mah, pah.. kami akan siapkan kamar untuk Leo dan pak Hesa." ucap Ares dibalas anggukan kecil dari Monika. "Kami pergi dulu," Ares menarik tangan adiknya menuju ke lantai dua.

"Mari biar bapak bantu kalian," sela Hesa yang diangguki kedua pemuda itu. Lalu, mereka bertiga pun segera pergi ke lantai dua.

Wanita yang menggendong Leo tak habis-habisnya menatap anak itu dengan sorot kebahagiaan. Wanita itu terus-terusan mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena telah mempertemukannya dengan si bungsu.

"Anakku... Gemas sekali kau! Mas, lihat anak kita kembali-"

"Dia bukan putraku," potong Damian lalu pergi meninggalkan dua orang itu. Monika heran mengapa suaminya tiba-tiba begitu? Berbeda dengan Leo, anak itu pasti paham dengan aura Damian.

Monika mengalihkan pandangannya, "Sayang jangan dengerin papa ya? Mungkin dia syok atau masih belum bisa menerima kamu disini jadi perlahan-lahan dia bakal nerima kamu." ujarnya diakhiri dengan senyum tipis.

Anak itu hanya diam. Dia tidak tau ingin bicara apa karena ia masih gugup dengan mamanya.

"Sayang? Kenapa hmm?" tanya Monika melihat bungsunya gugup.

"M-mama... Leo laper hihii," cicitnya membuat sang mama terkekeh. Monika pun mengajak Leo ke dapur untuk memasak makanan untuk si bungsu.

Di dapur, para pelayan memekik gemas ketika melihat tuan mudanya di gendong oleh majikannya. Leo menatap polos para pelayan itu sehingga membuat mereka semakin memekik gemas karena tingkah lucu tuan mudanya.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang