𐙚⋆ 30

3.8K 195 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen, oke?
Makasih

Happy reading guys!

∘₊✧───────────────────────✧₊

Setelah seharian bermain Monika menyuruh Joseph untuk memindahkan Leo ke kamarnya karena anak itu tertidur di ruang keluarga. Joseph mengangguk lalu menggendong tubuh Leo berjalan menuju ke kamar yang bernuansa biru dan putih itu.

"Joseph pindahkan baby ke kamar," perintah Monika langsung diangguki oleh Joseph.

"Baik nyonya," balasnya sambil menundukkan kepalanya hormat lalu ia pun segera menggendong tubuh Leo berjalan ke kamar tuan kecilnya

Di kamar yang bertuliskan nama Leo Alaskar Pradipta, Joseph membaringkan tubuh mungil anak itu diatas kasur empuk. Setelah memindahkan anak itu ke kamarnya Joseph pun kembali bertugas.

"Joseph!" panggil seorang pria tua membuat Joseph membalikkan tubuhnya menatap pria itu.

"Iya tuan? Apa anda mencari tuan kecil?" tebak Joseph ketika melihat raut wajah Hesa yang sepertinya sedang mencari keberadaan cucunya.

Hesa mengangguk. "Iya, baby ada dimana?" tanya Hesa sambil mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari keberadaan cucu kesayangannya.

"Tuan kecil baru saja saya pindahkan ke kamar yang bersebelahan dengan kamar anda, tuan." jawab Joseph dengan sopan.

"Ohh baiklah kalo begitu, kau boleh kembali bekerja dan terima kasih atas infonya ya." ucap Hesa lalu segera berjalan menuju ke kamar sang cucu.

"Cucuku ternyata cepat sekali tidurnya biasanya paling rewel kalo disuruh tidur siang," gumam Hesa sembari melangkahkan kakinya menaiki tangga sambil memegang pegangan tangga.

Monika yang baru saja menuruni tangga berpapasan dengan Hesa. "Ternyata bapak disini saya dari tadi nyariin bapak lohh," ucap Monika yang terlihat sedikit khawatir.

"Kenapa nyonya cari saya? Apa ada sesuatu yang buat anda khawatir?" tanya Hesa mengerutkan keningnya bingung.

"Itu pak baby Leo kebangun dari tidurnya terus nangis nyariin bapak," jawab Monika sambil menunjuk ke arah kamar putra bungsunya itu.

"Benarkah? Saya harus kesana buat tenangin baby Leo." ucapnya segera melanjutkan langkahnya menuju ke kamar cucunya.

Kamar bernuansa biru dan putih itu, Hesa mengedarkan pandangannya ke buntelan yang bergelung selimut. Ia mendengar suara isak tangis dari anak itu dan tanpa basa-basi Hesa melangkahkan kakinya menghampiri buntelan itu yang diikuti oleh Monika.

Hesa dan Monika duduk dipinggir kasur sambil menarik pelan selimut yang menutupi buntelan itu. Kedua orang itu terkekeh ketika melihat Leo yang memanyunkan bibirnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Anak itu langsung menubrukkan badan mungilnya ke dada bidang sang kakek. Untung saja Hesa bisa menyeimbangkan tubuhnya jika tidak ia dan cucunya bisa saja jatuh ke belakang.

"Leo kenapa nangis baby? Nanti matanya sembab loh," ucap Hesa memecah keheningan. Leo tidak membalas ucapan Hesa anak itu malah larut dalam tangisannya.

Pria tua itu mengangkat tubuh Leo lalu mendudukkannya di atas pangkuannya sambil mengelus punggung anak itu.

"Leo sayang kamu kenapa nangis, baby?" kini yang bertanya adalah Monika. Monika sangat khawatir karena putra bungsunya menangis tanpa alasan yang jelas.

Leo ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang