BAEKHYUN POVChanyeol tiba-tiba berdiri didepanku, membuatku terpaksa berhenti berjalan dan mengadah menatapnya secara automatis. Melihat kedua mata itu, tiba-tiba membuatku merasa sesak dan sedih.
"Sekamarlah denganku, Baek." Aku terkejut, terbelalak. "Kumohon sekamarlah denganku."
Aku sudah membuka bibirku, ingin mengatakan tidak. Namun bibir sialan ini tertutup lagi, lalu terbuka lagi. Aku menghindari tatapan Chanyeol dengan cepat, berharap Chanyeol tidak mengira bahwa aku adalah orang aneh.
Atau mungkin lebih baik ia menganggapku aneh. "Aku-tidak bisa. Aku harus sekamar dengan Sehun, begitu peraturannya, bukan?"
"Lagipula jika kau sekamar dengannya, kau akan lebih sering bersamaku. Itu akan lebih menyakitinya. Percayalah, jika dipikir-pikir, kau memang seharusnya sekamar denganku." Chanyeol memegang pergelangan tanganku, tanpa sadar aku menghentaknya pelan.
"Aku tidak mau mengecewakan Sehun," Jawabku takut. Aku bisa merasakan kedua kakiku bergetar dibalik jeans hitam ini. Chanyeol diam tidak melakukan apapun, membuatku semakin ingin berlari darinya.
Sepertinya Tuhan berpihak padaku, karena mobil Mr. Park berhenti tepat disampingku dan Chanyeol, sepertinya ia baru tiba dari kantor. Saking terbawa, sepertinya kami lupa kalau kami masih berada di trotoar pada malam hari.
"Anak-anak nakal, sedang apa kalian berdua disini, hm? Cepat naik, bukankah dingin diluar sana?" Mr. Park bicara sambil tersenyum. Aku tersenyum kikuk dan menoleh pada Chanyeol. "Kami hanya berkumpul dengan teman sebentar."
Mr. Park lalu membuka pintunya. "Cepat masuk, kita makan malam bersama." Aku hendak masuk, namun lenganku ditahan Chanyeol. Aku menatapnya heran. "Aku dan Baekhyun ingin makan bersama diluar. Tidak apa kan, ayah?"
Aku terbelalak, sedangkan Mr. Park tersenyum. "Tentu saja. Kau sudah membawa uang? Kalian harus sering-sering bersama dan menjalin hubungan yang baik."
"Sudah. Ayah pulanglah, nikmati makan malam bersama dengan ibu." Chanyeol melambai cepat, Mr. Park tertawa lalu mengangguk. Sesaat kemudian, mobil itu sudah melaju menjauh dan mulutku maih terbuka.
"Chanyeol, ini sudah jam 9, kemana mau akan membawaku eoh?" Aku memberontak saat Chanyeol menarik pergelangan tanganku dan menyeretku mengikutinya. "Diamlah. Cerewet." Ia berkata lalu tersenyum puas.
Karena merasa percuma, akhirnya aku berhenti memberontak dan membiarkan Chanyeol membawaku kemana saja. Lagipula ibu sudah tahu, dan tidak ada hal mendesak yang harus dilakukan besok pagi.
Ketika kami tiba di jajanan kaki lima, aku tersenyum bersemangat. Aku mengambil semua jenis jajanan selagi hangat, begitu juga dengan Chanyeol. Kami tertawa geli karena kami memakan sangat banyak dan uang Chanyeol hampir habis.
Setelah itu kami menyewa sepeda dengan uangku. Berbapalan dengan Chanyeol ternyata sulit. Mungkin karena kakinya yang panjang, laju sepeda Chanyeol menjadi sangat cepat dan itu membuatku kewalahan.
Mengembalikan sepeda, kami memutuskan untuk meminum masing-masing satu botol soju. Chanyeol tampak ragu karena ia sepertinya belum pernah meminum soju. Bukan berarti aku berpengalaman, sebenarnya aku juga ragu karena kata ibu, aku lemah dalam meminum alkohol.
Aku dan Chanyeol duduk berhadapan di kedai soju, dan mulai meminum soju kami masing-masing. Pada gelas pertama dan kedua, sepertinya kami masih baik-baik saja, namun setelah gelas kelima, pandanganku mulai mengabur dan kulihat wajah Chanyeol memerah.
Setelah itu, aku tidak mengingat apapun lagi karena pandanganku berubah menghitam.
CHANYEOL POV
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Troublemaker
Fanfiction"Berjanjilah satu hal padaku." "Apa itu?" "Jangan jatuh hati pada Chanyeol." [YAOI, 15+] [Beberapa dari chapter akan di privat. Untuk membaca, follow me first, akan bisa automatis terbaca jika sudah.]