Chapter 34

16.2K 1.4K 69
                                    

AUTHOR POV

Luhan melipat kedua tangannya didada sambil memaku matanya pada sosok wanita yang berjalan kesana dan kemari membawa sebuah minuman berwarna biru ditangannya. Kegiatan ini sudah berlangsung dua puluh menit namun tampaknya wanita itu tidak menyadari tatapan menusuk Luhan.

Wanita itu, Seungyi, tampak sangat terbuka dengan setelan lingerie-nya. meliuk-liukkan badannya erotis mengikuti aliran lagu dan semua lelaki tampak sangat ingin meletakkan tangannya diatas tubuh Seungyi. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa selain Luhan, seorang namja lain menatapnya dengan tangan terkepal. Itulah alasan mengapa Luhan mengawasi Seungyi, untuk memastikan ia tidak mendapat sentuhan-sentuhan keras dari seorang Gunho.

Bukan seperti ia peduli pada Seungyi. Ia hanya ingin menyelesaikan masalah hidupnya pada kedua orang yang bersangkutan, dan ia pikir ini waktu yang tepat. Ia sudah jengah berada dibawah pengawasan seorang Gunho dan lagipula; ia adalah kekasih resmi Sehun sekarang.

Luhan mengangkat sudut bibirnya saat Gunho berjalan cepat menghampiri Seungyi seperti bersiap akan menerkam wanita itu. Seungyi tampak kaget saat sebuah lengan kekar mengenggam erat pergelangan tangannya, berusaha meronta dari cengkraman kuat Gunho.

"Lepaskan aku, bastard!" Wanita itu membuang gelas minumannya tepat ke wajah Gunho, yang dilempar hanya tetap diam dan terus berusaha menarik Seungyi. Tanpa disangka, wanita itu bisa melepaskan dirinya dan mengelus pergelangan tangannya sendiri dengan takut. "Kau monster!" Pekik Seungyi keras dan saat itu juga musik dj club berhenti diputar.

Semua orang menoleh ke arah mereka, terheran-heran akan keributan yang terjadi. Gunho terpaku saat wanita yang ia sayangi memanggilnya monster dengan sangat keras, sedangkan Seungyi menatap tajam Gunho. Luhan melangkah mendekat ketika atmosfer menjadi sunyi, menengah diantara mereka dan dagunya terangkat menatap Gunho dengan berani.

"Gunho-ssi, aku hanya ingin mengatakan kalau aku sudah menepati janjiku padamu; menjadi kekasih Oh Sehun. Dimana itu membuktikan kalau aku sama sekali tidak tertarik pada yeoja-mu, dan aku sepenuhnya gay."

Semua orang terdiam, tampak tidak heran kecuali di bagian 'Gunho membuat Luhan berjanji kalau ia harus memacari Oh Sehun'. Gunho tetap diam karena ia tak yakin otaknya masih berfungsi ketika melihat Seungyi meringkuk ketakutan dibelakang Luhan sambil menatapnya tajam.

"Kau harus tahu kalau tepatnya pagi tadi, Seungyi memasukkan obat perangsang ke minuman Sehun sebelum menghisap kulitnya seperti wanita jalang. Meskipun itu juga menjadi salah satu alasan kenapa janjiku bisa terpenuhi, tapi setidaknya kau harus menjaga tingkahnya mulai sekarang."

Pipi Seungyi memerah mendengar pernyataan gamblang Luhan, mengundang semua orang menatapnya tak percaya. Ia mendekat ke arah Luhan dan meremas kaos belakang Luhan seakan meminta perlindungan. Luhan mengerti isyarat Seungyi dan memutuskan untuk membantu Seungyi untuk yang terakhir kalinya.

"Seungyi mungkin benar, kau adalah seorang monster. Kau adalah monster, Gunho, sampai-sampai tak ada satupun yang bisa melihat sisi kemanusiaanmu. Jika begini caramu memperlakukan wanita yang kau sukai, dengan sangat berat hati aku harus mengatakan kalau tak akan ada wanita yang mau datang ke pelukanmu."

Luhan bersiap-siap penuh jika ia harus mendapat sebuah pukulan dari Gunho seperti sebelumnya. Namun bukannya sebuah pukulan yang ia dapat, melainkan perasaan kaget karena mata Gunho tampak basah. Tatapan Luhan melunak, dengan pelan menepuk lengan Gunho.

"Aku memaafkanmu. Gunakanlah kekuatanmu dengan baik, jangan berlaku keras pada yeoja yang kau sukai. Aku yakin jika kau melembut, Seungyi akan perlahan menerimamu lagi." Luhan tersenyum diakhir kalimatnya, masih belum mendapat respon yang berarti dari Gunho. Ia berbalik, kali ini menatap Seungyi.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang