Chapter 44 (Part 2)

17.2K 1.4K 272
                                    

AUTHOR POV

Baekhyun mengerutkan dahinya ketika ia melihat keadaan sekitarnya. Ia yakin ia tidak berada di rumahnya maupun di villa. Ia merasa badannya kaku dan tidak dapat bergerak dengan sempurna, namun karena rasa penasaran yang membuncah di dadanya, ia bangkit dari ranjang dan melihat ke luar kamar.

Ketika menuruni tangga, ia tersadar kalau ia berada di rumah Kyungsoo. Dimana itu sangat aneh karena tadi malam ia pergi makan malam bersama Chanyeol. Bagaimana mungkin ia kembali ke Seoul? Bukankah seharusnya ia dan Chanyeol berada di rumah sakit saat ini?

"Dia belum tersadar. Obat itu pasti benar-benar kuat."

Baekhyun menghentikan langkahnya dan terdiam berusaha tidak membuat suara. Dari dapur terdengar suara Jongin dan beberapa dentingan alat masak yang ia yakini sedang dimaini Kyungsoo.

"Aku tidak bisa berdiam disini, Kyungsoo." Suara Jongin memecah, membuat kening Baekhyun mengerut. Apa yang sedang mereka bicarakan dan mengapa tak ada tanda-tanda Chanyeol?

"Aku sudah berjanji padanya, begitu juga dengan kau. Aku tahu Baekhyun tidak akan pernah bisa memaafkan kita kelak, namun itu satu-satunya yang bisa aku lakukan untuk Chanyeol." Kali ini suara Kyungsoo terdengar. Telapak tangan Baekhyun tergulung nyaris membentuk genggaman, entah kenapa perasaannya tiba-tiba bergemuruh dan nafasnya memberat.

"Aku tidak peduli. Baik Baekhyun hyung, aku, Sehun, ibu Sehun, tidak akan ada yang bisa melewati ini. Junmyeon sendiri yang sudah menyatakan bahwa kesempatan bertahan Chanyeol sangatlah kecil. Ia tidak bahkan meninggalkan satu kata pun untuk kita. Bagaimana ia bisa pergi begitu saja? Bagaimana dengan Baekhyun hyung? Denganku dan Sehun?"

Baekhyun menelan ludahnya yang terasa amat pahit dan panas. Ia merasa lututnya terasa lemas ketika Jongin berkata kesempatan Chanyeol bertahan sangatlah kecil. Ia tidak mengerti apa yang keduanya bicarakan namun ia tahu Chanyeol berada dalam bahaya. Ia menahan nafasnya yang memburu, tidak menyadari pelipisnya kini basah oleh keringat.

"Itu pilihan Chanyeol. Aku yakin ia akan bertahan di meja operasi, kesempatan ia untuk bertahan bukanlah tidak ada, Jongin."

"Kesempatan apa?" Lirih Baekhyun yang kini berdiri di ambang pintu dapur. Pasangan yang tadinya sedang berdiskusi segera menoleh dan keempat mata itu membulat sempurna. Baekhyun menatap keduanya bergantian dengan raut memelas. "Chanyeol?" Tanya Baekhyun, sekali lagi menelan ludahnya.

Kyungsoo meremas ujung apronnya gugup sebelum bertukar pandang dengan Jongin. Namja tan itu juga nampak tidak bisa berkata-kata dan hanya diam sambil menggaruk tengkuknya.

"Chanyeol? Chanyeol?" Baekhyun ingin bertanya banyak hal namun semua yang keluar dari bibirnya hanya nama namja itu. Ia berusaha menatap Kyungsoo fokus namun sosok Chanyeol yang tersenyum, tertawa seakan terus menghalangi pupilnya.

"Kyungsoo..." Baekhyun menjilat bibirnya yang terasa amat kering. "Mengapa Chanyeol ada di meja operasi?" Baekhyun menekan-nekan kuku tangannya yang keras. "Jongin, kenapa Chanyeol hampir mustahil untuk bertahan?"

Dada Baekhyun bertalu-talu saat itu juga ketika Jongin memulai ceritanya dengan menyebutkan namja Chanyeol. Ia mendengarkan semua cerita Jongin dengan lutut yang lemas, nyaris tak bisa berdiri. Ia tidak repot-repot menghapus airmata yang kini beranak sungai di wajahnya karena mengontrol tatapannya saja sudah terasa sulit.

Ia tidak tahu Jongin masih berbicara padanya atau tidak karena kini tatapannya turun ke lantai, menatap kosong keramik-keramik itu tanpa luputnya sosok Chanyeol dalam ingatannya. Seketika ia teringat akan semua hal yang ia lakukan bersama Chanyeol, seketika semua yang ia lihat hanyalah potongan-potongan memori indah maupun menyakitkannya bersama Chanyeol. Ia masih mengingat bagaimana lelaki tinggi itu tersenyum padanya meskipun semua yang ia lakukan adalah hal-hal konyol. Ia masih teringat bagaimana Chanyeol memperlakukannya sangat lembut dan itu menorehkan luka lebih dalam di hatinya.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang