Side Story - Kisses (HunHan)

18.9K 1.2K 107
                                    

How are you, every one?
Ini dia side story yang aku janjikan karena ending HunHan sangat menggantung. Aku harap banyak yang menyukai side story ini. Versi ChanBaek akan aku post besok!

Hari ini tepatnya satu bulan setelah Luhan di perbolehkan pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan khusus karena penyakit mentalnya. Sehun memutuskan untuk mengajak Luhan tinggal di rumahnya, karena jika Luhan tinggal di apartement lamanya, Sehun tidak akan pernah pulang.

"Sehun!" Seru Luhan dengan nada monoton setiap hari ketika Sehun membawa semangkuk obat dengan segelas air ke kamarnya. Sehun telah membiasakan diri dengan tingkah Luhan yang sekarang menjurus seperti anak kecil. Dokter berkata itu adalah salah satu proses penyembuhan Luhan.

"Apa kabar, Lu?"

Sehun menghancurkan obat Luhan dengan sendok, mencampurnya dengan obat-obat lain dan seperti biasa, Luhan akan menikmati gerakan-gerakan Sehun yang ia anggap menarik. Sehun tersenyum, dengan pelan melarutkan serbuk obat Luhan ke dalam air.

"Jika kau ingin Sehun datang besok, kau harus?" Tanya Sehun sambil mengangkat gelasnya. Dan seperti biasa, namja bermata rusa di depannya akan menjawab dengan semangat: "Meminum obat!"

Dan seperti biasa pula, raut wajah Luhan akan berubat kecut segera setelah tegukan pertamanya, akibat pahit obat yang menerpa lidahnya tajam. Ia akan menjauhkan gelas itu cepat, menutupi bibirnya dengan kedua tangan.

Sehun mendesah pelan, ia menaruh gelasnya diatas nampan dan meletakkannya diatas meja nakas samping tempat tidur Luhan. Namja bermata rusa itu masih menatap kosong ke depan, barang kali belum terbiasa dengan rasa pahit yang menari-nari di lidahnya.

"Luhan tidak suka obat. Mengapa Sehun selalu membawakanku obat? Aku tidak sakit." Ujarnya pelan. Sehun hanya bisa menatapnya dalam diam. Ia juga benci melihat Luhan harus meminum obat setiap hari dan menyebut dirinya sendiri 'Luhan'. Berulang kali ia menyesal karena terlambat bertemu dengan Luhan. Seandainya saja ia menemui Luhan lebih cepat, mungkin saja proses penyembuhan Luhan tidak akan terlalu lama.

"Gege, maafkan aku." Sehun berbisik. "Kupikir selama ini hanya aku yang menderita. Terkadang aku menyalahkanmu karena kau pergi meninggalkanku begitu cepat. Berulang kali aku berfikir untuk menyerah terhadap perasaanku, tapi berulang kali pula aku gagal. Aku merindukanmu di setiap gerakan yang kubuat. Aku sangat, sangat menyukaimu."

Luhan hanya diam tidak memberi respon apapun.

"Tak apa jika kau sembuh nanti kau akan melupakan ini semua. Aku akan mengatakannya lagi padamu nanti. Cepatlah sembuh, gege, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan," Sehun tersenyum. "Kali ini benar-benar sebagai sepasang kekasih yang saling menyukai."

Di luar dugaan, Luhan tersenyum lebar. Sudah lama sekali Sehun tidak melihat senyum Luhan yang seperti itu, bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi. Luhan menggeser posisi duduknya agar mendekat ke Sehun, dan tanpa di duga-duga pula, ia mengecup pipi Sehun cukup lama.

"Sehun tampak sangat tampan di balut dengan jas kerja. Aku ingin melihat Sehun di balut jas. Sehun adalah pria paling tampan di dunia. Aku sangat menyukai Sehun. Aku akan membantu Sehun dalam menjalankan perusahaannya."

Luhan menoleh, matanya bertemu dengan gelas obat yang di buat Sehun. "Kalau aku meminum itu, Sehun harus membelikanku susu pisang yang banyak dan mengajakku berkeliling kota!"

Sehun terperanjat. Luhan menunjuk gelas obatnya, matanya berbinar. Ia tidak pernah melihat Luhan sehidup ini. Dan ia juga terheran darimana Luhan mendapat kata 'berkeliling kota', barangkali ia mendengar itu dari Baekhyun yang sering sekali merengek pada Chanyeol.

Sehun mengangguk pelan sambil tersenyum, membuat Luhan berseru dan mengambil gelas obatnya tanpa ragu. Sehun hampir tersedak ketika melihat Luhan menegak obatnya dengan sangat cepat, itu membuatnya berfikir kapan terakhir kali Luhan berjalan-jalan keluar rumah. Sehun selalu berada di sisi Luhan, entah itu saat ia makan, tidur, mandi, dan kegiatan rutin lainnya.

[ChanBaek] TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang